Sederet Perkembangan Terbaru dalam Diagnosis dan Pengobatan Kanker Saluran Pencernaan, Lebih Cepat dan Minimal Invasif

Kemajuan dalam teknologi diagnosis dan pengobatan kanker saluran pencernaan terus berkembang pesat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Agu 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 09:30 WIB
Sederet Perkembangan Terbaru dalam Diagnosis dan Pengobatan Kanker Saluran Pencernaan, Lebih Cepat dan Minimal Invasif
Sederet Perkembangan Terbaru dalam Diagnosis dan Pengobatan Kanker Saluran Pencernaan, Lebih Cepat dan Minimal Invasif. Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Kanker gastrointestinal (GI) atau lebih dikenal kanker saluran pencernaan tergolong masalah serius dan kompleks. Pasalnya, kanker ini dapat memengaruhi seluruh organ di sistem pencernaan, mulai kerongkongan hingga anus.

Maka dari itu, teknologi penanganannya terus dikembangkan di dunia kesehatan. Hingga kini, kemajuan dalam teknologi diagnosis dan pengobatan kanker GI terus berkembang pesat. Menurut dokter spesialis penyakit dalam RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC), Randy Adiwinata, perawatan kanker GI perlu mengutamakan pelayanan yang cepat, tepat dan diagnosis invasif yang seminimal mungkin untuk membantu pasien sembuh lebih cepat.

Sebagai contoh, penggunaan teknologi terkini seperti Endoscopic Ultrasound (EUS). Tidak hanya mempercepat proses diagnosis, tetapi juga meningkatkan akurasi hasil. Pendekatan ini juga berfokus pada prinsip diagnosis invasif seminimal mungkin, yang berarti mengurangi tingkat gangguan pada pasien sekaligus memperkecil risiko komplikasi.

Biopsi tetap dilakukan sebagai standar untuk mendiagnosis kondisi medis yang lebih akurat. Dengan integrasi EUS dalam proses ini, dokter dapat meminimalkan prosedur invasif dengan akurasi yang tidak kalah dengan metode konvensional yang lebih invasif.

“Pendekatan ini tidak hanya menguntungkan dari segi klinis, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mempersingkat waktu pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi post-operatif,” kata Randy dalam keterangan pers, Rabu (7/8/2024).

Praktik Medis Semakin Maju

Randy Adiwinata
Dokter spesialis penyakit dalam RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC), Randy Adiwinata soal kanker gastrointestinal (GI). Foto: Suloam Hospitals.

Dalam menghadapi kompleksitas penyakit modern, strategi diagnosis yang ditekankan oleh Randy menawarkan harapan baru dalam upaya untuk memberikan perawatan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih aman bagi setiap pasien.

Dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan prosedur minimal invasif, praktik medis semakin bergerak menuju perkembangan yang baik dalam penanganan penyakit.

Randy melakukan tindakan ini di Gastrointestinal Cancer Center (GCC) MRCCC. Jenis terapi lainnya yang tersedia adalah imunoterapi dan terapi target (targeted therapy). Kedua jenis terapi ini mewakili kemajuan signifikan dalam pengobatan kanker dengan menyediakan opsi yang lebih terarah dan efektif. Sering kali dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode konvensional dengan tujuan meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup.

Pusat Spesialisasi Penanganan Kanker GI

Randy menambahkan, GCC adalah pusat spesialisasi untuk diagnosis dan pengobatan kanker GI. Dapat pula menjadi pusat pelayanan holistik yang menyediakan perawatan terpadu untuk meningkatkan kesehatan pasien.

Dengan pendekatan multidisiplin dan fasilitas terkini, GCC menawarkan lingkungan yang mendukung untuk deteksi dini, intervensi yang tepat waktu, dan rehabilitasi pasca-perawatan.

Berbagai opsi perawatan pun ditawarkan untuk pasien kanker gastrointestinal, tidak terbatas pada terapi bedah. Ada pula kemoterapi, radioterapi, terapi target, dan perawatan suportif.

Tim medis yang terdiri dari spesialis berpengalaman bekerja sama untuk merancang rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Teknologi Pencitraan Medis

Dalam penanganan kanker saluran cerna, ada pula Positron Emission Tomography atau PET scan. Ini merupakan salah satu teknologi pencitraan medis yang digunakan untuk mendeteksi dan mengevaluasi kanker.

Prosedurnya melibatkan injeksi zat radioaktif yang disebut tracer ke dalam tubuh pasien. Tracer ini akan menumpuk di dalam jaringan atau organ yang memiliki aktivitas metabolik yang tinggi, seperti sel-sel kanker.

Selama proses pencitraan, PET scan menghasilkan gambar 3D dari distribusi dalam tubuh, yang dapat memberikan informasi detail tentang lokasi, ukuran, dan aktivitas metabolik dari tumor atau lesi kanker. PET scan sering kali digunakan bersama dengan CT scan (Computed Tomography) untuk memberikan informasi tambahan yang lebih lengkap mengenai struktur anatomi serta fungsi biologis yang terkait dengan kanker.

Penggunaan PET scan dalam diagnosis kanker membantu dokter dalam merencanakan strategi pengobatan yang lebih tepat dan personalisasi, serta dalam memantau respons terhadap pengobatan yang sedang dilakukan. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi kekambuhan kanker atau untuk menilai efektivitas terapi yang sedang berlangsung.

Pentingnya Skrining Kesehatan untuk Deteksi Kanker GI

Penting bagi setiap individu, lanjut Randy, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker GI, untuk melakukan skrining secara teratur.

Skrining kesehatan adalah langkah proaktif untuk deteksi dini, yang dapat meningkatkan peluang penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi.

“Jangan tunda lagi, lindungi kesehatan Anda dan berikan diri Anda kesempatan untuk pencegahan yang lebih baik hari ini.”

Kanker GI adalah tantangan kesehatan serius yang memerlukan pendekatan holistik dan terintegrasi dalam penanganannya.

“Meningkatkan kesadaran akan risiko kanker gastrointestinal, serta melakukan skrining secara teratur adalah langkah-langkah penting untuk melindungi kesehatan diri dan orang-orang terkasih,” tutup Randy.

Infografis: Redam Kanker dengan Cukai Rokok (Liputan6.com / Abdillah)
(Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya