Liputan6.com, Jakarta Angka kematian ibu pascapersalinan di Indonesia sebanyak 189 per 100.000 kelahiran hidup. Ini adalah data sensus penduduk 2020 yang dibagikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat kedua tertinggi di ASEAN, perdarahan setelah melahirkan atau perdarahan postpartum adalah salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Kondisi ini sering kali dipicu oleh anemia atau kekurangan darah.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Detty Siti Nurdiati, perdarahan pascapersalinan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada ibu usai melahirkan.
Advertisement
"Setiap persalinan dapat menyebabkan pendarahan. Oleh sebab itu, setiap bidan yang siap menangani persalinan, harus siap juga menangani pendarahan pascapersalinan," kata Detty yang bergabung secara daring dalam Talk Series bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Selasa (13/8/2024).
Peneliti Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menekankan pentingnya melakukan tindakan preventif seperti skrining faktor risiko.
Tindakan pencegahan dan penegakan diagnosis penting dilakukan sebagai langkah pertama yang krusial dalam mencegah kematian ibu akibat perdarahan pascapersalinan. Dengan melakukan tindakan preventif yang tepat, risiko kematian ibu dapat dikurangi secara signifikan.
Detty juga mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia.
Optimalkan Peran Bidan
Guna mencapai tujuan itu, para bidan perlu dikerahkan karena mereka memiliki peran penting. Para bidan perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat.
Pasalnya, bidan adalah garda terdepan dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Mereka sering menjadi satu-satunya tenaga kesehatan yang dapat diakses oleh banyak perempuan, terutama di daerah-daerah terpencil.
Dengan memberikan pelatihan yang tepat dan dukungan yang memadai, bidan dapat mencegah komplikasi kehamilan, termasuk perdarahan hebat setelah melahirkan.
Advertisement
Kolaborasi Berbagai Pihak
Untuk mengatasi masalah ini, United Nations Population Fund (UNFPA) menggandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) serta didukung oleh Danone Indonesia menginisiasi rangkaian kegiatan edukasi bidan.
Kegiatan ini mengusung tema “Bidan Sebagai Aktor Utama Pencegahan dan Tatalaksana Perdarahan Pascapersalinan.”
Rangkaian edukasi ini bertujuan mendukung dan memperkuat kapasitas para bidan di Indonesia. Termasuk tentang pentingnya penanganan permasalahan kurangnya zat besi bagi perempuan dan anak untuk mencegah Anemia Defisiensi Besi (ADB). Kondisi ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami remaja perempuan dan ibu hamil.
Pembekalan bidan dinilai penting sebagai upaya memastikan keberlangsungan generasi mendatang yang sehat demi tercapainya Generasi Emas Indonesia 2045.
Penurunan Angka Kematian Ibu adalah Tugas Bersama
Penurunan angka kematian ibu dan anak di Indonesia merupakan tugas bersama, terutama bagi lima komponen penting negara yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media.
Kolaborasi pentaheliks seperti kegiatan edukasi yang diinisiasi oleh UNFPA bersama dengan IBI dan Danone ini diharapkan menjadi solusi kreatif untuk mengatasi masalah kesehatan ibu yang mendesak.
Oleh karena itu, kolaborasi multi-sektoral menjadi hal yang penting, khususnya memenuhi peran industri dalam memerangi anemia, yang merupakan faktor risiko signifikan terhadap perdarahan postpartum.
Investasi pada bidan adalah kunci transformasi sistem kesehatan menuju ketahanan yang inklusif. Dengan memperkuat peran bidan, Indonesia dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Advertisement