Liputan6.com, Jakarta Program Makan Bergizi Gratis alias MBG sudah berjalan satu pekan. Evaluasi pun tengah dirumuskan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Evaluasi BKKBN ini khususnya terkait pelaksanaan MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Baca Juga
“Ada beberapa catatan yang tentu nanti akan kita sempurnakan, dari kemarin sudah ada catatannya nanti kita sempurnakan, mulai dari bagaimana distribusinya, kan enggak mungkin tiap hari ibu hamil kumpul kan. Nah nanti seperti apa nanti sudah kita rumuskan, kemudian berapa kali itu sudah kita rumuskan,” kata Kepala BKKBN, Wihaji di Jakarta, Senin (13/1/2025).
Advertisement
Sepekan kemarin, BKKBN masih melakukan uji coba untuk pelaksanaan MBG khususnya bagi ibu hamil dan balita. Sementara, nota kesepahaman akan ditandatangani pada 20 Januari 2025.
“Nanti tanggal 20 Januari kita mulai MoU antara kita dengan BGN (Badan Gizi Nasional), MoU yang pendataan itu dari kita, kemudian lapangan nanti insyaAllah juga bersama kita tetapi kan anggarannya nanti dari BGN,” jelas Wihaji.
Terkait jumlah sasaran, Wihaji menyampaikan pihaknya akan memberi kabar terbaru di tanggal yang sama yakni 20 januari.
“Nanti dilihat tanggal 20 ya, karena pendataannya lagi dimulai, ada berapa titik nanti belum diputuskan,” ujar Wihaji.
Apa MBG untuk Ibu Hamil Akan Diberikan Setiap Hari?
Di tahap awal, pemberian MBG bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita diberikan sepekan sekali. Lantas, apakah ada permintaan untuk pemberian MBG setiap hari?
“Kalau permintaan pasti ada, cuma putusannya seperti apa nanti kita koordinasikan dengan BGN,” ucap Wihaji.
Dia pun merencanakan beberapa skema pelaksanaan MBG bagi ibu hamil, salah satunya dengan pembagian makanan di posyandu.
“Ada beberapa skema, salah satunya untuk mempermudah itu, dari posyandu, sekaligus sama-sama. Kedua kita punya TPK (tim pendamping keluarga) khususnya untuk para ibu hamil. Cuman enggak mungkin cuma kumpul-kumpul, enggak mungkin datang aja toh, tetapi asupan gizinya juga ada,” jelasnya.
“Nanti kita MoU, koordinasi terus dengan BGN untuk perbaikan-perbaikan teknisnya, tinggal formalnya saja,” ucapnya.
Advertisement
Penuhi Gizi Ibu dan Janin
Sebelumnya, program MBG memang dinilai perlu menyasar ibu hamil dan balita, tidak hanya anak-anak sekolah.
Selain pemberian gizi, MBG juga menjadi media pembelajaran bagi masyarakat, bahwa ada kebutuhan gizi minimal yang harus dipenuhi oleh ibu, termasuk janin dalam kandungan.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan, di sela-sela kegiatan pembagian MBG khusus di Posyandu Dahlia, Ciracas, Jakarta Timur pada Jumat 10 Januari 2025. Kunjungan ini dilakukan bersama Wakil Kepala BKKBN Isyana Bagoes Oka.
“Kadang ibu-ibu suka lupa, kalau lagi hamil itu berarti ada bayi dalam perutnya yang juga harus diberi makan. Jangan lupa kalau ada janin yang juga butuh makan,” kata Veronica mengutip keterangan pers.
MBG Penting untuk Cegah Stunting
Veronica menambahkan, program MBG sangat penting dalam mencegah stunting. Upaya pencegahan itu harus dilakukan selama golden age, yaitu periode krusial tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan. Yang terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan.
“Edukasi ini yang penting tersampaikan dalam Program MBG,” tambahnya.
Saat menyampaikan sambutan di kegiatan tersebut, Veronica sempat menyapa seorang nenek yang datang ke Posyandu dengan membawa empat cucu. Ia mengingatkan kepada nenek tersebut, agar menjaga betul kebutuhan gizi cucu-cucunya, karena sangat penting menjaga pertumbuhan anak yang berkualitas.
“Ibu-ibu sekalian, mencegah stunting itu harus dilakukan sejak dalam kandungan hingga pada fase seribu hari pertama kehidupan. Ini adalah masa emas tumbuh kembang anak dan perlu diketahui bahwa negara menjamin tumbuh kembang anak antara lain melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak (UU KIA) pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan.”
“Melahirkan itu selesai setelah sembilan bulan. Tapi, penting sekali family planning (perencanaan keluarga), sehingga anak-anak tumbuh dengan sehat, sehingga anak-anak kita ke depan mampu bersaing dan program Presiden Menuju Indonesia Emas 2045 tercapai,” jelas Veronica.
Advertisement