Liputan6.com, Jakarta Bayi di bawah lima tahun (balita) yang tinggal di pedesaan lebih jarang mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Balita perkotaan kemungkinan kena ISPA bisa tujuh hingga sembilan kali dalam satu tahun.
"Seorang balita bisa mengalami tujuh sampai sembilan kali episode ISPA per tahun. Dan ini akan lebih sering di perkotaan dibanding pedesaan," kata dokter spesialis anak konsultan Madeleine Ramdhani Jasin dalam diskusi daring "Kenali ISPA dan Pneumonia untuk Kita Cegah dan Obati" yang digelar oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Baca Juga
Mengenai penyebab, Madeleine mengungkapkan kemungkinan terkait dengan polusi dan kepadatan penduduk di perkotaan yang lebih tinggi daripada pedesaan sehingga lebih banyak anak kota sakit ISPA.
Advertisement
Lebih lanjut, Madeleine mengungkapkan ISPA disebabkan satu dari 23 mikroorganisme, salah satunya Human Metapneumovirus (HMPV) yang masuk ke saluran pernapasan.
Gejala ISPA yang dialami pasien antara lain batuk dan pilek, bisa disertai demam yang berkelanjutan, sakit tenggorokan, sulit bernapas, sakit kepala, dan lemas atau lelah seperti mengutip Antara.
Pasien ISPA Pulih dalam 7-14 Hari
Lewat penanganan yang tepat pasien ISPA biasanya pulih kurang dari tujuh hari atau 14 hari. Penanganan yang dimaksud diantaranya pemberian cairan dan nutrisi yang cukup, obat-obat sesuai gejala, lalu pemberian antibiotik atau antivirus bila dibutuhkan.
Namun, ada kondisi yang dikhawatirkan dari ISPA yakni apabila infeksi berkembang pneumonia atau radang paru. Kondisi pneumonia dapat menyebabkan pasien sesak napas, bahkan membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.
Pneumonia Jenis Ringan atau Berat
Pada beberapa pasien, bila masih ditemukan pneumonia ringan bisa diberikan obat lalu rawat jalan.
"Kalau pneumonianya ringan, kita identifikasi dari awal napasnya cepat tapi tidak ada tarikan dinding dada ke dalam. Kita bisa berikan antibiotik dahulu selama tiga hari. Lalu nanti kita minta datang. Jadi belum tentu dirawat (rawat inap di rumah sakit)," kata Madeleine.
Perawatan di rumah sakit dibutuhkan bila pasien mengalami sesak napas ditandai tarikan dinding dada ke dalam dan pasien lemas hingga kebiruan.
"Bahkan, anaknya sampe lemes banget atau biru. Ya, itu berarti sudah berat. Kita harus rawat karena kita harus kasih obat melalui infus dan oksigen," kata dia.Pencegahan ISPAAdapun dalam menangani ISPA dan pneumonia, pencegahan menjadi utama. .
Advertisement
Tips Cegah Pneumonia pada Anak
Ketua Tim Kerja Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Kementerian Kesehatan dr. Nani Rizkiyati, M.Kes mengingatkan tentang "JaMU ASLi" untuk mencegah ISPA dan pneumonia.
"JaMU ASLi" di sini merupakan akronim dari jauhkan balita dari penderita batuk, lakukan imunisasi dasar lengkap, berikan ASI eksklusif dan gizi seimbang, bersihkan lingkungan rumah serta jauhkan balita dari asap rokok, asap lainnya, dan debu.
"Kita harus menghindari penularannya dengan mencegahnya. Asap lainnya bisa di dalam rumah, bisa di luar rumah. Asap di luar rumah sisa karena bakar-bakar sampah, bisa karena knalpot. Bisa dari asap-asap yang lain," ujarnya.