Liputan6.com, Jakarta Kopi memiliki dua minyak alami yang mengandung senyawa kimia bernama cafestol dan kahweol yang dapat meningkatkan kadar kolesterol.
Penelitian telah menunjukkan bahwa peminum kopi yang lebih tua memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi. Namun, belum banyak penelitian yang dilakukan pada orang yang lebih muda hingga saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian besar penelitian tentang kopi dan kesehatan menunjukkan bahwa jumlah sedang (4 cangkir atau kurang setiap hari) dapat bermanfaat bagi kesehatan secara umum. Namun, kebiasaan minum lebih dari 4 cangkir kopi dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih besar.
Advertisement
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2018 melacak seberapa banyak kopi yang diminum orang berusia 18 hingga 24 tahun dalam seminggu. Kemudian membandingkannya dengan kadar kolesterol mereka.
“Para peneliti menemukan bahwa semakin banyak minuman berbahan dasar espresso yang diminum peserta, semakin tinggi kolesterol mereka,” mengutip artikel yang ditinjau ulang oleh dokter spesialis penyakit dalam Jennifer Robinson, MD., di laman Webmd, Sabtu (18/1/2025).
Espresso diseduh dengan menuang air panas langsung ke bubuk kopi halus, alih-alih menetes perlahan melalui penyaring seperti yang dilakukan kebanyakan pembuat kopi rumahan.
Hasilnya, kopi jadi memiliki kadar senyawa peningkat kolesterol yang lebih tinggi. Metode serupa lainnya di mana bubuk kopi dan air bercampur langsung termasuk kopi rebus, kopi yang dibuat dari French-press, kopi Turki, dan metode tuang yang semakin populer.
Pilih Kopi yang Disaring
Di sisi lain, penyaring seperti yang digunakan di restoran lokal atau rumah dinilai mengurangi jumlah minyak tersebut dalam kopi.
Para peneliti menyimpulkan bahwa cara menyeduh menjadi penting, mengingat betapa banyak kopi yang dinikmati setiap orang. Namun, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.
Mengomentari penelitian itu, para ahli menyarankan agar orang-orang yang ingin menurunkan atau mencegah kolesterol tinggi memilih kopi yang disaring.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kopi berkafein lebih mungkin meningkatkan kolesterol daripada kopi tanpa kafein.
“Beralih ke kopi tanpa kafein atau setengah kafein mungkin merupakan pilihan yang baik jika Anda khawatir tentang kadar kolesterol Anda,” jelas Jennifer.
Advertisement
Perhatikan Bahan Tambahan Kopi
Meskipun penelitian menunjukkan hasil beragam tentang dampak kopi pada penyakit kolesterol, tapi para peneliti tahu betul bahwa lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol.
Lemak jenuh dapat ditemukan dalam banyak hal yang biasa dimasukkan ke dalam kopi. Beberapa hal yang harus dihindari pengidap kolesterol saat ingin menikmati kopi adalah tambahan krim.
Minuman kopi klasik yang dibuat dengan susu murni berlemak memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, yang terbukti meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL).
Pilihan yang lebih ramah kolesterol adalah bahan tambahan tanpa lemak atau rendah lemak seperti susu nabati tanpa lemak jenuh.
Hindari Tambahan Gula
Tambahan selanjutnya yang perlu dihindari oleh para pengidap kolesterol saat ingin minum kopi adalah gula.
Ramuan kopi berbusa dan manis yang bermunculan di semakin banyak kedai kopi telah membuat secangkir kopi jadi lebih mirip dengan milkshake.
Selain mengandung banyak gula, kopi semacam ini juga mengandung bahan-bahan yang tinggi lemak jenuh.
“Tanyakan tentang bahan-bahannya sebelum Anda menikmatinya,” saran Jennifer.
Bahan lain yang perlu dihindari adalah mentega dan minyak kelapa. Kopi mentega atau minyak kelapa memang memiliki rasa yang gurih, tapi keduanya memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi dan ada beberapa laporan kasus orang yang secara teratur minum kopi ini mengalami peningkatan tajam kolesterol LDL mereka.
“Intinya untuk kopi dan kolesterol sama dengan banyak makanan dan minuman lain, nikmati secukupnya, perhatikan cara pembuatannya, dan ketahui bahan apa saja yang terkandung di dalamnya,” pungkas Jennifer.
Advertisement