Penting Punya Foto Saat Senyum, Bisa Jadi Data Antemortem dan Identifikasi Diri

Liputan6.com, Jakarta Senyum bukan sekadar ekspresi kebahagiaan, tetapi juga data berharga untuk identifikasi forensik dan kesehatan gigi. Foto diri saat tersenyum tidak hanya menampilkan estetika wajah, tetapi juga memperlihatkan struktur gigi yang unik pada setiap individu.

Dalam situasi ekstrem seperti bencana alam, kecelakaan fatal, atau kebakaran, rekam medis mungkin sulit diakses, menjadikan foto senyum yang memperlihaktan struktur sebagai salah satu data penting untuk identifikasi.

Menyadari hal ini, Program Studi Pendidikan Spesialis Odontologi Forensik, Departemen Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia menggelar kegiatan edukatif bertajuk "Foto Senyummu, Data Antemortemmu" di Bumi Marinir Cilandak. Acara ini juga dihadiri oleh Putera Puteri Maritim Indonesia (PPMI) 2025, yang merupakan pemuda berusia 18 hingga 26 tahun dari berbagai provinsi, dengan peran strategis dalam kegiatan kemaritiman dan kebangsaan.

""Smile photo atau foto senyum memiliki peran krusial dalam proses identifikasi individu, terutama dalam situasi ekstrem seperti bencana alam, kecelakaan fatal, atau kebakaran, di mana rekam medis atau odontogram mungkin tidak tersedia," ujar Prof. drg. Ariadna Adisattya Djais, M.Biomed, PhD PBO dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Lebih lanjut, Ariadna mengungkapkan bahwa gigi manusia memiliki karakteristik unik yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem, menjadikan foto senyum sebagai data antemortem yang sangat berharga bagi kepentingan forensik.

Gigi manusia memiliki karakteristik unik yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem, menjadikan smile photo sebagai data antemortem yang sangat berharga untuk kepentingan forensik.

Para peserta mendapatkan edukasi tentang cara pengambilan dan penyimpanan smile photo dengan benar agar dapat digunakan sebagai alat bantu identifikasi jika diperlukan di masa depan. Mereka juga dibekali keterampilan untuk menyebarluaskan informasi ini kepada keluarga, teman, dan komunitas mereka, sehingga manfaat dari dokumentasi smile photo dapat dirasakan lebih luas.

Para peserta diminta untuk mengambil dan menyimpan smile photo mereka sebagai langkah preventif untuk keperluan identifikasi di masa depan.

Ariadna mengatakan bahwa cara mengambil Smile Photo dengan benar, seperti gunakan kamera atau ponsel dengan resolusi tinggi. 

"Lalu, pastikan pencahayaan cukup agar detail gigi terlihat jelas. Selanjutnya, ambil foto dengan posisi kepala tegak, bibir tersenyum, dan gigi terlihat sepenuhnya atau hingga bagian sekitar gusi,"tutur Ariadna.

Tahap akhir, simpan foto dalam format digital yang aman. Lalu, untuk penyimpanan data antemortem, bisa menyimpannya dalam gawai ponsel, kemudian jangan lupa membagikan kepada keluarga, kerabat, atau sahabat dekat melalui kanal chatting (grup/personal). 

"Jika diinginkan, kamu juga bisa membagikannya di media sosial agar jika terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, orang-orang terdekatmu sudah memiliki data antemortem gigi kamu," kata Ariadna.

Selain aspek forensik, smile photo juga berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Foto ini tidak hanya memperlihatkan kondisi gigi secara jelas, tetapi juga dapat menjadi motivasi bagi individu untuk lebih peduli terhadap kesehatan giginya.

"Kami dari Odontologi Forensik Universitas Indonesia sedikit memberikan masukan dan arahan untuk Putera Puteri Maritim Indonesia agar nanti bisa diteruskan kampanye ini tentang mengapa pentingnya smile foto. Kami mengucapkan terimakasih telah diberikan kesempatan untuk berbagi disini," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Yetty selaku Pembina Putera Puteri Maritim Indonesia mengatakan, pembinaan dan panitia Putera Puteri Maritim Indonesia menerima kedatangan tim Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia serta mengucapkan terimakasih sudah bersedia meluangkan waktunya untuk sharing ilmu bersama.

"Acara berjalan dengan penuh antusiasme, dengan peserta yang sangat bersemangat dalam menerima materi. Lebih dari setengah peserta mengajukan pertanyaan, menunjukkan minat yang tinggi terhadap pentingnya smile photo sebagai data identifikasi antemortem,"ujarnya.