Coklat, Makanan Ilegal yang Paling Banyak Beredar

BPOM menilai masih banyak produk ilegal yang ditemukan di daerah perbatasan seperti Batam, Pekanbaru, Aceh, dan Pontianak.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 01 Agu 2013, 17:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2013, 17:00 WIB
razia-makanan-130725a-v.jpg
Banyaknya produk pangan berbahaya di sejumlah daerah, dinilai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak terlepas dari sulitnya menjangkau daerah tersebut. Coklat adalah makanan ilegal yang paling banyak ditemukan.

Namun Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Roy Sparringa berpendapat bahwa ada alasan lain di balik sulitnya memusnahkan pangan berbahaya dan ilegal di daerah perbatasan.

"Produk ilegal memang paling banyak ditemukan di daerah perbatasan dan pelabuhan seperti Batam, Pekanbaru, Aceh, dan Pontianak," kata Roy saat temu media di kantor BPOM, Jakarta, Kamis (1/8/2013).

Daerah tersebut, menurut Roy merupakan kawasan Free Trade Zone (Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas). Hal ini mungkin menjadi penyebab banyaknya produk pangan ilegal yang bisa diselundupkan.

"Alasan lainnya, karena itu adalah daerah perbatasan maka produk ini akhirnya menyebar ke daerah sekitarnya. Dan melalui jalur resmi, banyak produk yang masuk menggunakan dokumen palsu," ujar Roy.

Roy sebelumnya menyebutkan bahwa ada jenis produk ilegal yang paling banyak ditemukan adalah cokelat, minuman energi, minuman kaleng dan kembang gula.

(Fit/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya