Disuruh Minum Parasetamol, Gary Tewas Karena Serangan Jantung

Diperintahkan untuk mengonsumsi parasetamol, membuat Gary Edgar (31) merengang nyawa di kediaman orangtuanya,

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Okt 2013, 12:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2013, 12:30 WIB
paracetamol-131017a.jpg
Dua kali dipulangkan dari rumah sakit karena dianggap tidak perlu dirawat, dan diperintahkan untuk mengonsumsi parasetamol, membuat Gary Edgar (31) merengang nyawa di kediaman orangtuanya, karena serangan jantung yang ia derita. [Baca juga: Ada Orang Kena Serangan Jantung di Jalan, Lakukan Ini!]

Diceritakan pihak keluarga, Gary yang kesakitan di bagian lengan dan dadanya memohon kepada para dokter yang ada di Rumah Sakit Monklands di Airdrie, Lanarkshire, untuk merawatnya, dan memeriksa kondisi yang tengah dialaminya. Tapi, bukannya dirawat Gary malah disuruh pulang, dan diberikan resep obat penghilang rasa sakit untuk dikonsumsinya. [Baca juga: Tiap Dua Menit, Orang Mati Kena Serangan Jantung]

Setelah mengonsumsi obat yang diberikan dokter, bukannya membaik kondisi Gary justru semakin memburuk. Keluarga yang mengetahui kondisi Gary, langsung membawa pria botak itu ke rumah sakit. Tiga jam diperiksa, lagi dan lagi dokter mengatakan kalau Gary tidak perlu dirawat, dan menasehati pria itu dengan nasehat yang sama.

Keesokan harinya, Gary ditemukan tergeletak tak bernyawa di lantai kediaman orangtuanya, di Coatbridge, London. Tak lama setelah kejadian, pria malang itu dikebumikan.

Melihat apa yang dialami anak kesayangannya, membuat sang ibu Elaine Boyle (50) mengecam tindakan yang dilakukan para medis terhadap anaknya. Wanita rentah itu mengatakan, bahwa akan menuntut rumah sakit tempat anaknya diperiksa, karena dianggap tidak menolong sama sekali. [Baca juga: Mengapa Banyak Atlet yang Meninggal Karena Serangan Jantung?]

"Saya tidak mengerti, bagiamana hal ini dibiarkan terjadi begitu saya. Saya memasukkan dalam tuntutan saya, terhadap dokter yang membiarkan anak saya pulang, dan bukannya merawat dia. Rumah sakit seharusnya melakukan tes terhadap anaknya, atau setidaknya melakukan obsevasi," kata Elaine Boyle, dikutip laman Daily Mail, Kamis (17/10/2013)

Elaine melanjutkan, tidak seharusnya pihak rumah sakit menyuruh Gary pulang, ketika anak kesayangannya itu merintih kesakitan, dan memohon untuk diperiksa. Sebagai orang yang diwajibkan untuk menolong nyawa orang lain, Elaine mengatakan, dokter tidak sepantasnya melakukan itu. [Baca juga:Penderita Jantung Harus Ditolong Sebelum 3 Jam]

"Para dokter yang ada di rumah sakit seharusnya berpikir, 'Orang ini (baca: Gary) sudah ke sini, dan mari kita periksa dia. Bukannya malah menyuruh anak saya untuk pulang'," gumam wanita berambut panjang itu.

Di mata Elaine, Gary adalah sosok anak yang hidupnya selalu melakukan kegiatan yang positif. Tidak pernah sekali pun, ia melihat anaknya itu melakukan hal yang tidak-tidak, seperti mabuk dan merokok.

"Gary sosok pria yang selalu menjaga kesehatannya. Ia pergi ke gym, bersepeda, dan selalu mengajak jalan anjingnya setiap pagi," kenang ia.

(Adt/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya