Komnas Anak: Semua Program Kontes Anak Bentuk Eksploitasi

Menurut ketua Komnas Anak, semua program kontes anak di Indonesia mengandung unsur eksploitasi karena melebihi waktu yang wajar.

oleh Kusmiyati diperbarui 24 Des 2013, 09:00 WIB
Diterbitkan 24 Des 2013, 09:00 WIB
komnas-anak130421b.jpg
Gemes memang saat melihat anak-anak usia antara lima atau enam tahun bergaya di televisi mengikuti kontes-kontes untuk anak. Dengan centilnya mereka berjalan layaknya model dewasa di panggung dengan busana nan glamour atau berakting memerankan karakter yang bukan dirinya. Sepertinya memang tidak ada yang salah dari program kontes anak di televisi tujuannya mengembangkan bakat anak-anak di usia dini.

Namun menurut Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Komnas Anak), Arist Merdeka Sirait semua program kontes di televisi Indonesia merupakan eksploitasi anak.

"Sudah jelas sekali itu sifatmya eksploitatif, merampas hak-hak anak. Mereka itu belajar dan bermain. Kalau berdalih mengembangkan bakat seharusnya bukan dieksploitasikan untuk kebutuhan bisnis atau kepentingan kelompok," kata Arist saat diwawancarai Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (24/12/2013).

Menurut Arist untuk mengembangkan bakat memang diperbolehkan namun tidak dilakukan di luar batas kewajaran. "Semua program kontes anak itu sudah jelas bentuki eksploitasi anak karena disiarkan lebih dari tiga jam, berturut-turut tidak jeda seminggu kadang full. Tidak disiarkan di jam sekolah. Kalau sudah begitu ya eksploitasi. Nah semua program kontes anak sudah melebihi batas makanya kami bilang itu bentuk eksploitasi," kata Arist menjelaskan.

Sebagai pemerhati anak, Seto Mulyadi juga mengatakan kontes anak sebaiknya tidak disiarkan di televisi secara terus menerus karena akan merampas hak-hak anak.

"Itu bisa masuk pelanggaran hak-hak anak, mereka itu harusnya fokus dengan belajar dan masa depannya. Kalau terus-terusan diekspos mereka namanya anak kecil akan mengganggu psikologisnya, apalagi banyak orangtua yang obsesi sekali anaknya menjadi artis atau melakukan apa yang orangtua inginkan," kata pria yang akrab dipanggil Kak Seto.

Menurut Arist dan Seto, Komisi Penyiaran Indonesia perlu bersikap tegas bila ada program televisi yang melakukan bentuk eksploitasi anak.

"Sepertinya belum ada tindakan tegas sehingga program kontes-kontes anak semakin banyak. Kaki berharap tidak ada lagi yang mengekspolitasi anak atau merampas hak mereka. Kalau ingin menyalurkan bakat lewat kurus atau les bisa, atau boleh ada kontes tetapi harus ada batasannya," kata mereka.

(Mia/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya