Kelamin Dan Metzgar `Tegang` 8 Bulan Usai Operasi Impotensi

Dan Metzgar (45) tak bisa berhenti ereksi selama delapan bulan dan ukuran kelaminnya menjadi setengah dari aslinya.

oleh Melly Febrida diperbarui 16 Jan 2014, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2014, 19:00 WIB
dan-metzgar--140116b.jpg
Awalnya, Dan Metzgar (45) ingin menyembuhkan impotensi yang dialaminya. Tapi, pengobatan yang dilakukannya membuatnya tak bisa berhenti ereksi selama delapan bulan dan ukuran kelaminnya setengah dari aslinya.

Disfungsi ereksi memang menjadi masalah yang dialami 2,3 juta pria Inggris. Prosedur dengan krim dan suntikan tak selalu efektif sehingga membuat pria mengambil risiko dengan beralih ke operasi demi mengobati kesengsaraannya.

Metzgar yang merupakan sopir truk dari Maryland mencoba melakukan operasi yang bukan tanpa risiko. Ia menanamkan pompa penis, solusi bedah umum untuk pria dengan disfungsi ereksi. Tapi, pompa penis itu membuatnya mengalami ereksi permanen.

"Ini sangat memalukan berjalan-jalan dengan ereksi yang tak berhenti, belum lagi menyakitkan," kata Metzgar seperti dikutip Dailymail, Kamis (16/1/2014).

Putus Asa Usai Operasi

Masalah yang dialami Metzgar bermula pada 2006 ketika ia mengalami masalah ereksi dan kehilangan kepercayaan diri.

"Saya melihatnya seperti merengguh hidupnya karena, Anda tahu, merasa tak seperti pria," kata istrinya, Donna."Dia putus asa."

Setelah gagal mencoba krim dan pil, Metzgar dan Donna memutuskan menggunakan tabungannya US$ 42 ribu untuk melakukan bedah.

"Kebanyakan pria dengan masalah ereksi tak bisa mempertahankan ereksinya dalam berhubungan seksual," kata Gordor Muir, seorang Konsultan Urolog.

Sebuah pompa penis memiliki dua balon kecil yang ditanamkan ke dalam penis, pompa kecil terletak di skrotum dan sekantong saline terletak di samping kandung kemih.

"Ketika pasien ingin mengalami ereksi, ia hanya memompa, dan silinder mengisi dengan saline dan menjadi bengkak dan juga cukup kaki," kata Muir.

Metzgar berharap pompa penis itu bisa menjadi solusi dari kesengsaraannya. Namun, hasilnya sebaliknya. Setelah operasi yang harusnya berjalan satu jam menjadi empat jam, Metzgar terpaksa menginap di rumah sakit untuk empat hari dan pulang ke rumah dengan penderitaan. "Rasa sakit setiap hari seperti sesuatu yang menusuk saya," kenangnya.

"Rasanya seperti obeng menusuk bagian skrotum, mencoba untuk membebaskan diri. Dan itu tak pergi," katanya lagi.

Dokter mengatakan rasa sakit itu disebabkan pembengkakan dan akan berkurang jika sudah tak bengkak. Pernyataan dokter memang benar, namun tak ada yang mengatakan kepadanya bahwa ereksi masih berlanjut.

Pompa Penis Gagal Bekerja

Metzgar kemudian kembali ke dokter bedah untuk mendapatkan saran. Namun, ketika petugas mencoba pompa itu membuatnya berwarna hitam dan biru. Saat itu petugas mengatakan pompa sudah rusak dan memerlukan operasi senilai US$ 10 ribu untuk mengangkatnya.

Metzgar tak puas dengan pendapat dokter dan mencari second oponion. "Saya memutuskan untuk pergi dan mendapatkan pendapat lain, dan dia pada dasarnya mengatakan kepada saya bahwa operasi pertama gagal dan siapa pun yang melakukannya, tidak tahu apa yang mereka lakukan," katanya.

Metzgar saat itu tak sanggup membayar operasi mengambil pompa sehingga ia harus hidup dengan ereksi selama delapan bulan. Saat ini, ia hanya menyendiri.

"Anak saya malu dengan saya.. Dia tak mendekati saya selama berbulan-bulan. Saya adalah pria dengan ereksi dan ia tak ingin dekat dengan saya," katanya.

Ukuran Penis Berkurang

Saat liburan keluarga, penderitaan Metzgar bertambah. Pipa yang terhubung ke pompa penis bergerak dan menusuk kulitnya. Ia pun dilarikan ke rumah sakit.

Saat itu, Metzgar harus menjalani tiga kali operasi untuk mengeluarkan pompa itu. Namun, yang terjadi kelaminnya seperti kulit kosong. Pada operasi selanjutnya, seorang ahli bedah lainnya memasangkan pompa penis yang baru. Dan saat operasi kelima, Metzgar bersyukur karena penisnya berfungsi lagi meski ukurannya setengah dari aslinya. Metzgar tak masalah panjang kelaminnya berkurang asal bisa melakukan hubungan seksual.

"Saya bersyukur memiliki apa yang saya miliki," katanya "Setidaknya saya bisa bercinta dengan istri saya, yang menjadi hal utama," ujarnya.

"Saya hanya mengingatkan kepada siapa saja berhati-hati sebelum menjalani operasi apapun."

(Mel/*)


Baca Juga:

Cara Lain yang Bantu Sembuhkan Disfungsi Ereksi
[KUIS] Normalkah Fungsi Ereksi Anda?
Kebanyakan Main Game Bikin Pria Impoten?

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya