Aksi Peduli Bersih-bersih Usai Banjir Belum Cukup, Perlu Edukasi

Banyak pihak menggelar aksi peduli yang membantu membersihkan rumah warga. Namun, Dinkes DKI merasa perlu ada edukasi tentang hidup sehat.

oleh Kusmiyati diperbarui 20 Feb 2014, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2014, 12:00 WIB
bersih-bersih1-140219c.jpg
Paska musibah banjir yang terjadi di Jakarta atau daerah lainnya memicu banyak pihak menggelar aksi peduli. Mereka berbondong-bondong membantu membersihkan rumah warga dari kotoran sisa-sisa banjir.

Namun aksi ini menurut Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, dr. Jhon ST Marbun M. Kes masih kurang membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan.

"Harus ada edukasinya juga, seperti yang dilakukan Komunitas Bersih Nyok dan Gerakan Antikuman Wipol ini tidak hanya aksi tetapi juga edukasi tentang hidup bersih," kata dr. John.

Menurut Brand Manager Wipol PT Unilever Indonesia, Tbk, Asep Haekal edukasi dan aksi sangatlah penting untuk masyarakat khususnya korban bencana alam.

"Edukasi itu penting agar masyarakat lebih mewaspadai penyebaran penyakit dalam keluarga maupun lingkungan sekitarnya pada saat banjir, baik saat menggenang maupun sudah surut," kata Asep Haekal.

Salah satu Penggagas Komunitas Bersih Nyok! dr. Amaranila Lalita Drijono, SpKK mengatakan hal serupa. "Masyarakat itu harusnya bukan bertanya 'kapan rumah saya dibersihkan petugas?' Tetapi mulai belajar menjadi masyarakat mandiri. Jangan hanya menggelar aksi tetapi edukasi agar saat musibah terjadi lagi mereka sudah mandiri," kata dr. Amaranila.

Gerakan antikuman ini telah dilakukan di 10 puskesmas dalam bentuk penyuluhan ke 1.000 rumah tangga. Selain itu membersihkan 150 rumah korban banjir di kawasan Bukit Duri dan mengedukasi masyarakat melakukan perawatan rumah tangga bersih dan sehat.

Gerakan yang dilakukan ini menurut Dinkes memiliki tiga manfaat untuk masyarakat yaitu pemberdayaan masyarakat, proteksi dan edukasi.

"Aksinya membantu masyarakat membersihkan rumah, edukasinya bisa dijadikan sebagai ilmu pengetahuan agar masyarakat mandiri dan dapat menjaga kesehatan dan kebersihan agar tidak terjadi lagi masalah gangguan kesehatan di musim penghujan berikutnya.

(Mia/Mel)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya