Liputan6.com, Jakarta Sekarang ini banyak orang yang hanya menggunakan broadcast message untuk mengirimkan ucapan maaf saat lebaran. Padahal tentunya tidak semua orang yang dikirimi broadcast message tersebut menyukai komunikasi massal seperti itu.
Baca Juga
Advertisement
Banyak orang yang malah merasa terganggu dengan permintaan maaf seperti itu karena dikirim ke banyak orang sekaligus. Bahkan kata-kata yang dikirimkan juga sama persis tanpa adanya pengubahan dan pencantuman nama orang yang menerima.
Oleh karena itu, etika mengirimkan pesan permohonan maaf saat lebaran perlu dipahami. Hal ini diperlukan agar tidak menganggu orang lain dan bahkan bisa menyebabkan niat baik untuk bersilaturahmi malah jadi berdampak buruk untuk hubungan.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (30/5/2019) tentang etika mengirimkan pesan permohonan maaf saat lebaran.
Personal Message dan Menyebutkan Nama
1. Lebih Baik Mengirim Personal Message daripada Broadcast Message
Etika mengucapkan permohonan maaf saat lebaran lebih baik dilakukan dengan mengirimkan personal message daripada broadcast message. Hal ini tentunya lebih menunjukkan hubungan yang lebih intim dan membuat lebih dekat.
Dengan kata-kata yang asli dari kamu dan bukan asal mengambil dari kata-kata orang lain walaupun kata-kata itu lebih bagus, maka orang lain akan lebih memperhatkan pesanmu.
Bandingkan dengan bila kamu mengirimkan broadcast message, kata-kata yang biasanya panjang dan tidak ada nama si penerima dalam pesan tersebut membuat orang lebih antipati. Jadi sebaiknya hindarilah mengirim permohonan maaf saat lebaran dengan broadcast message ini.
2. Menyebutkan Nama Penerima Pesan
Menyebutkan nama si penerima pesan adalah salah satu etika dalam mengirim pesan ucapan maaf saat lebaran. Dengan mencantumkan nama, misalnya “Pak Faisal” pada pesan ucapan maaf saat lebaran, maka dapat sekaligus memperbaiki silaturahmi karena orang tersebut merasa namanya diingat oleh kamu.
Advertisement
Memperhatikan Waktu dan Panjang Pesan
3. Memperhatikan Waktu Mengirim Pesan
Etika mengirim pesan ucapan maaf saat lebaran selanjutnya adalah memperhatikan waktu mengirim pesan. Tentunya bila kamu mengirimkan pesan tersebut pada tengah malam akan mengganggu waktu istirahat penerima pesan.
Hal ini malah membuat silaturahmi menjadi renggang, bukannya mempereratnya. Jadi perhatikan betul waktu mengirim pesan ucapan maaf saat lebaran ini. Kirimlah pesan tersebut pada waktu biasanya orang memang sedang melihat gadget.
4. Memperhatikan Panjang Pesan dan Pilihan Kata
Dalam mengirimkan pesan permohonan maaf saat lebaran ini, banyak orang yang terlalu panjang dalam pembukaan dan terlalu memikirkan untuk memasukkan smeua kata-kata indah. Padahal yang paling penting adalah pesan yang kamu kirimkan dimengerti dan diterima dengan baik oleh si penerima pesan.
Biasanya bila kamu mengirimkan broadcast message, banyak yang pesannya begitu panjang sampai kebanyakan orang malas membaca. Hal ini tentu membuat pesan yang kamu kirimkan tidak berarti karena tidak akan dibaca juga. Jadi kirimlah pesan yang tidak terlalu panjang dan berisi inti yang ingin kamu sampaikan saja.
Yang paling penting adalah si penerima pesan mengerti apa yang kamu sampaikan dan komunikasi selanjutnya berjalan dengan lancar. Jadi gunakanlah kata-kata yang biasa kamu gunakan dengan si penerima pesan, dan kamu yakin si penerima pesan mengerti apa yang kamu sampaikan.
Bertemu Secara Langsung
Walau perkembangan teknologi sudah memudahkan kamu untuk berkomunikasi jarak jauh dengan orang lain, namun dalam berkomunikasi tetaplah yang paling baik itu adalah dengan bertemu secara langsung. Begitu pula dengan ucapan permohonan maaf dan ucapan selamat hari raya idul fitri lebih baik disampaikan secara langsung. B
ila kamu memang ada waktu untuk mengunjungi keluarga, lebih baik meminta maaf secara langsung saja. Namun bila memang belum ada waktu untuk bertemu secara langsung, boleh menggunakan gadget dengan tetap memikirkan etika-etika dalam mengirimkan ucapan maaf saat lebaran.