Liputan6.com, Jakarta Kopi memang minuman yang cukup banyak digemari orang. Bagi para pecinta kopi, mungkin sehari tidak minum kopi akan stidak lengkap. Kopi pun bisa dinikmati oleh semua kalangan. Apalagi saat ini sudah banyak kedai kopi yang menyediakan banyak varian dan berbagai macam harga.
Baca Juga
Advertisement
Apalagi baru-baru ini kedai kopi sedang banyak dinikmati kaum muda sebagai salah satu tongkrongan favorit. Dengan desain kedai yang bagus, serta pilihan menu kopi yang tidak kalah dengan kopi yang di jual di mal, buat kedai kopi jadi cukup ramai peminatnya, di kota-kota besar. Harga kopi pun beragam, mulai dari Rp 15 ribu hingga lebih dari Rp 50 ribu.
Namun tahukah kamu, bahwa sebuah kedai kopi di Osaka, Jepang menjual secangkir kopi dengan harga yang cukup fantastis. Harganya mencapai Rp 12 juta secangkir. Selain itu, kopi yang dijual tersebut adalah kopi yang telah melalui sebuah proses yang panjang. Yaitu sampai 22 tahun, baru sampai ke cangkir pembeli.
Berikut ulasan mengenai secangkir kopi berusia 22 tahun yang dijual Rp 12 juta yang Liputan6.com lansir dari Odditycentral, Senin (23/4/2019)
Kedai kopi The Munch yang berada di Osaka Jepang ini jual secangkir kopi dengan harga fantastis
The Munch, sebuah kedai kopi kecil yang berada di Osaka, Jepang, mungkin merupakan satu-satunya tempat di dunia yang menjual secangkir kopi berusia 22 tahun yang baru diseduh. Melansir dari Odditycentral, kedai kopi tersebut pun menjual secangkir kopinya dengan harga yang cukup fantastis, yaitu sekitar Rp 12 Juta.
Sebenarnya, menjual kopi yang telah berusia cukup lama, bukanlah sebuah kesengajaan. Namun karena Kanji Tanaka, pemilik dan karyawan tunggal dari The Munch lupa akan kopi yang ia simpan di lemari es selama lebih dari setengah tahun. Menyadari kopi tersebut telah didiamkan cukup lama, Tanaka pun berniat membuangnya. Namun sebelum dibuang, ia pun ingin merasakan kopi tersebut. Setelah merasakannya kopi tersebut, ia merasa bahwa kopi tersebut memiliki rasa istimewa.
Advertisement
Kopi mahal ini pun dihidangkan di sebuah cangkir khusus
Kanji Tanaka, pemilik The Munch akhirnya menyimpan kopi miliknya lebih lama lagi, yaitu menggunakan tong kayu dan membiarkan kopinya hingga lebih dari 10 tahun. Saat ia mencoba kopi tersebut rasanya manis dan seperti sirup.
Akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan biji kopi mentah yang berumur 20 tahun, lalu baru memprosesnya, baik memanggang, menggiling dan akhirnya menyeduh kopi yang tua tersebut dengan menggunakan sistem 'Nel Drip'. Yaitu dengan meletakan bubuk kopi dalam sebuah filter dan menuangkan air panas di atasnya, hingga akhirnya nanti akan menetes kopi nikmat tersebut.
Kopi ini pun nantinya disajikan secara langsung melalui tong kayu yang terhubung melalui keran dan dituangkan ke dalam cangkir Miessen yang unik kepada pelanggan.