Fenomena Langka Kerang Hijau Bermunculan di Pantai Karawang, Ini 5 Faktanya

Fakta terkait kerang hijau yang muncul di Pantai Karawang

oleh Tyas Titi Kinapti diperbarui 12 Des 2019, 12:10 WIB
Diterbitkan 12 Des 2019, 12:10 WIB
Kerang Hijau
Kemunculan tumpukan kerang hijau di sepanjang Pesisir Utara Karawang membuat geger warga di wilayah Muara Sungaibuntu, Kecamatan Pedes. (Liputan6.com/ Abramena)

Liputan6.com, Jakarta Kemunculan kerang hijau dengan jumlah banyak menggegerkan warga di Pesisir Utara Karawang di wilayah Muara Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang. Kerang hijau itu muncul tiba-tiba di sepanjang pantai. Tak tinggal diam, warga dan nelayan berebut mengambil kerang hijau tersebut. 

Mengetahui hal tersebut, tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan melakukan penelitian dan mengambil sampel kerang hijau untuk dilakukan uji laboratorium. Bukan tanpa alasan,  kemunculan kerang hijau tersebut  diduga dampak pencemaran limbah berat eksplorasi minyak bumi.

"Kemarin muncul tumpukan kerang-kerang di sepanjang Pantai Sungai Buntu," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pemantau Pencemaran Pesisir Laut Kementerian LHK, Iksan kepada wartawan di Karawang, Rabu (11/12/2019).

Iksan menegaskan, koloni kerang kemungkinan terkena dampak metal limbah berat, sehingga kerang-kerang tersebut naik ke permukaan. Untuk lebih lengkapnya, berikut Liputan6.com ulas fakta kemunculan kerang hijau di Pantai Karawang, Kamis (12/12/2019) 

 

1. Kerang Hijau Muncul Tiba-Tiba

Potret Anak Pengupas Kerang yang Menemani Ibunya Bekerja
Seorang anak membantu ibunya mengupas kerang hijau di Kampung Nelayan Muara Angke, Jakarta, Rabu (3/7/2019). Dengan penghasilan rata-rata Rp 30 ribu/hari, para buruh pengupas kerang hijau tersebut harus cukup memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kemunculan hewan dengan nama latin Perna viridis atau kerang hijau secara tiba-tiba di di Pesisir Utara Karawang ini membuat warga geger.  Memanfaatkan momen tersebut warga dan nelayan turut mengambil kerang hijau yang tengah bermunculan. 

Kepala Seksi Pencegahan dan Pemantau Pencemaran Pesisir Laut Kementerian LHK, Iksan mengkonfirmasi fenomena langka tersebut.  "Kemarin muncul tumpukan kerang-kerang di sepanjang Pantai Sungai Buntu," ujar  Iksan, selaku  Kepala Seksi Pencegahan dan Pemantau Pencemaran Pesisir Laut Kementerian LHK saat ditemui wartawan di Karawang, Rabu (11/12/2019).

 

 

 

2. Diduga terindikasi pencemaran limbah

Sampah plastik
Ilustrasi pencemaran air.(dok. nastya_gepp/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Iksan menambahkan, koloni kerang kemungkinan terkena dampak metal limbah berat, sehingga kerang-kerang tersebut naik ke permukaan.  Hal ini diduga terindikasi pencemaran limbah berat minyak PT Pertamina yang bocor beberapa bulan lalu di pesisir Pantai Karawang. 

 

3. Lakukan Tes Uji Laboratorium

Morula IVF
Kegiatan di laboratorium Morula IVF (Dok. Morula IVF)

Tak tinggal diam, tim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kelautan juga melakukan penelitian dan mengambil sampel kerang untuk dilakukan uji laboratorium.  Tim melakukan survei dan mengambil sampel di lokasi pertama kali kerang hijau muncul, di tiga titik dengan kedalaman 50 meter. 

 "Jadi nantinya tim akan menganalisis unsur kimia yang terkandung dalam kerang tersebut, hHasilnya akan diketahui 10 hari ke depan," jelas Iksan.

4. Berbahaya bagi Tubuh Manusia

Ilustrasi Ginjal
Ilustrasi Ginjal (iStockphoto)

Manusia bukan hanya menderita sakit karena menghirup udara yang tercemar, tetapi juga akibat mengasup makanan yang tercemar logam berat. Logam berat merupakan zat bercaun dan berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia. 

Adapun bahaya kerang hijau yang telah terkontaminasi logam metal, secara berlebihan dalam waktu lama maka akan berdampak pada tubuh manusia. Apalagi jika paparannya terus-menerus atau dalam jumlah besar, seperti nyeri tenggorokan, gangguan penglihatan, penurunan fungsi ginjal dan masalah kesuburan hingga kanker.

5. Kerang hijau di Teluk Jakarta

Kerang hijau ini sebelumnya banyak ditemukan di Teluk Jakarta. Namun timbal atau logam berat yang mencemari Teluk Jakarta membuat biota laut seperti kerang hijau ikut tercemar.

Hasil penelitian menyebutkan kerang yang disebut penyedot kotoran di Teluk Jakarta ternyata juga menyerap berbagai logam berat yang terpapar di Teluk Jakarta. Bahkan, kerang hijau ini juga mengandung timbal dan kadmium yang melebihi batas aman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya