Liputan6.com, Jakarta Sejak awal Januari 2020, para tenaga medis di dunia masih berjuang untuk merawat dan menyembuhkan para pasien terjangkit virus Corona Covid-19. Perjuangan para garda terdepan demi melawan virus pandemi ini memang tidaklah mudah.
Baca Juga
Cerita dimana mereka harus bekerja ekstra lebih dari 24 jam sering didengar masyarakat. Tak hanya itu para tenaga medis juga diwajibkan menggunakan alat pelindung diri atau APD berupa baju hazmat. Baju yang didesain khusus itu merupakan baju yang diharapkan para tenaga medis tak tertular saat menangani langsung para pasien yang terjangkit.
Advertisement
Menggunakan baju hazmat selama berjam-jam tentulah bukan hal yang mudah. Para perawat dan dokter yang menggunakan baju hazmat harus rela kepanasan hingga menahan dahaga saat selama jam kerja.
Perjuangan mereka bahkan shingga viral di media sosial. seperti yang dialami oleh salah satu tenaga medis satu ini. Beredar video dari akun Weibo yang memperlihatkan seorang wanita yang diektahui tenaga medis bercucuran keringat saat melepas APD-nya. Bahkan keringatnya sampai membasahi lantai.
Viral Video Keringat Tanaga Medis
Sebuah video di Weibo mendadak viral di media sosial. Dilansir dari NYPost oleh Liputan6.com, Jumat (14/8/2020) video yang beredar luas itu memperlihatkan salah satu tenaga medis wanita yang memakai baju hazmat sebagai pelindung diri dari Corona Covid-19.
Dalam video tersebut, tampak petugas medis wanita itu tengah duduk di kursi untuk melepas pakaian APD-nya. Ia memulai dengan bagian terluar APD, yaitu tambalan plastik di kaki berwarna biru. Ketika plastik biru di bagian kaki dibuka, keluar air keringat yang merembes ke ujung kakinya. Ketika ia mengangkat bagian celana, seketika air bercucuran membasahi lantai.
Mengutip dari NYPost, diketahui ia adalah petugas medis di salah satu rumah sakit di Urumqi, ibu kota Xinjiang di barat laut China. Video itu diambil pada Sabtu (8/8/2020). Video itu diambil pada saat si petugas medis tersebut sedang mengambil giliran istirahat.
Advertisement
Faktor Musim Panas
Diketahui jika tenaga medis tersebut bisa berkeringat sangat banyak lantaran kini China tengah memasuki musim panas. Tentunya hal itu membuat para tenaga medis harus lebih ekstra berjuang untuk merawat pasien Covid-19.
Melansir dari Daily Mail, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Industrial Hygiene Association Journal pernah menemukan bahwa mengenakan pakaian hazmat rata-rata dapat menimbulkan tekanan panas yang setara dengan menambahkan 11 hingga 20 derajat Fahrenheit.
Terlebih lagi sejak pertengahan Juli, diketahui Xinjiang kembali menghadapi lonjakan kasus Corona Covid-19. Sejak saat itu, lebih dari 500 orang terinfeksi virus tersebut. Pihak pemerintah setempat dikabarkan telah memberlakukan kebijakan yang sangat ketat dan melakukan uji klinis pada setiap warga secara massal.