Gowes 1000KM Jakarta-Denpasar, Dedikasi Ekstra 6 Perempuan Dapat Dukungan Estafet dari Komunitas Sepeda

Keringat yang bercucuran pun bukan perkara besar bagi mereka untuk tetap tampil mengaspal dengan maksimal.

oleh stella maris pada 09 Nov 2020, 18:31 WIB
Diperbarui 09 Nov 2020, 18:49 WIB
Bersepeda 1000KM Jakarta-Denpasar
Tim Bali Pulih 1000KM bersama Wali Kota Bandung/Instagram @wccbali.

Liputan6.com, Jakarta Enam orang perempuan dari Woman Cycling Community (WCC) Bali yang membawa kampanye 1000KM for Bali Pulih sampai hari ini, masih mengayuhkan sepedanya dengan penuh semangat. 

Mereka mulai melaju dari Jakarta-Bandung-Cirebon-Tegal-Pekalongan. Selama perjalanan dari Pekalongan menuju Kendal, Lara (49), Kasih (39), Ocha (39), Gita (30), Mahayanthi (30), dan Riris Sihite (29) diiringi oleh komunitas sepeda Pekalongan Road Bike Club (PRBC). 

Setibanya di Kendal bersama komunitas pesepeda, mereka melanjutkan perjalanan ke Semarang dan tiba pada Minggu (8/11). Bayangkan, di setiap titik para pesepeda estafet atau bergantian mengiringi perjalanan enam perempuan #BerdedikasiEkstra yang mengampanyekan Bali Pulih. 

Tiba di Semarang, para pesepeda bisa sedikit melemaskan otot-otot karena ada gathering dari WCC Solo. Canda dan tawa lumayan bisa bikin para pesepeda lebih rileks, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan dari Semarang. 

Sekitar pukul 05.30 WIB, enam perempuan hebat ini sudah siap dengan semua amunisi. Lalu pukul 06.00 WIB, lima ketua WCC Regional Jawa Tengah melakukan pelepasan dan perjalanan pun dilanjutkan menuju Tuban. 

Cuaca panas selama perjalanan, sudah pasti! Meski panas matahari menyengat, sama sekali nggak menyurutkan semangat para pesepeda untuk terus mengayuh sampai ke tiba di Surabaya. 

Bersepeda 1000KM Jakarta-Denpasar
Tim Bali Pulih 1000KM tiba di Tuban/Instagram @wccbali

Keringat yang bercucuran pun bukan perkara besar bagi mereka untuk tetap tampil mengaspal dengan maksimal. Sesekali di beberapa titik, mereka berhenti untuk rileks sejenak, sambil mengumpulkan energi yang terbakar selama perjalanan. 

Ya, duduk sejenak sambil minum susu ditambah bercengkrama dengan pesepeda lain, jadi aktivitas rutin yang dilakukan enam orang perempuan ini, di tengah perjalanan panjang menuju Bali. 

Kenapa susu? Ketua WCC Bali Trilara Prasetya Rina mengatakan bahwa susu adalah asupan gizi yang tepat dan penunjang kesehatan para pesepeda.

Susu, kata Lara, membantu tubuh lebih rileks setelah aktivitas ekstra yang dilakukan selama bersepeda.

"Paling pas itu kalau menurut saya, susu cokelat karena kalorinya banyak dan lumayan untuk menahan lapar dalam satu jam ke depan. Saya sudah buktikan, minum Milklife selama perjalanan ini, saya bisa menahan lapar sampai satu atau dua jam ke depan, karena kandungan kalori yang tinggi," jelas Lara yang saat ini bersama tim sudah tiba di Surabaya. 

 

Ketua WCC Bali Trilara Prasetya Rina
Selama perjalanan, Lara mengonsumsi susu Milklife via Instagram @prbcpekalongan

Sejalan dengan hal tersebut, Milklife sebagai merek susu bernutrisi lengkap dan dibuat dari sapi Frisian Holstein pilihan yang dirawat dengan baik dan ditangani oleh ahli gizi profesional, memberikan dukungan penuh atas kegiatan bersepeda jarak jauh 1000 KM Jakarta-Denpasar. 

Milklife percaya bahwa para perempuan yang #BerdedikasiEkstra memiliki kekuatan untuk menghadapi gelombang besar perubahan di era kenormalan baru ini. Itu karena perempuan akan selalu 'bekerja' ekstra untuk orang-orang yang dicintainya. 

Perempuan memainkan peran ekstra untuk melindungi keluarganya. Misalnya memberikan nutrisi ekstra dengan memberikan susu setiap hari, untuk menjaga sistem kekebalan tubuhnya. 

Untuk diketahui Milklife memiliki pabrik ramah lingkungan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Jepang. Upaya ekstra yang dilakukan Milklife mulai dari menjaga sapi tetap sehat dan bahagia dengan perawatan spesial, hingga penggunaan sumber bahan baku berkelanjutan, dan kemasan yang dapat didaur ulang. 

Mau tahu lebih lanjut tentang Milklife? Klik di sini.

 

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya