7 Fakta GeNose dari UGM, Alat Deteksi COVID-19 Lewat Embusan Napas

UGM berhasil ciptakan alat deteksi COVID-19 lewat embusan napas.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Des 2020, 11:45 WIB
Diterbitkan 27 Des 2020, 11:45 WIB
ilustrasi GeoNose
Alat deteksi COVID-19, GeoNose buatan UGM. (sumber: UGM)

Liputan6.com, Yogyakarta Meningkatnya angka infeksi COVID-19 di Indonesia membuat proses tes diagnosis COVID-19 menjadi langkah yang paling krusial. Rapid test dan PCR merupakan metode yang saat ini digunakan untuk deteksi COVID-19. Kedua metode ini menggunakan sampel darah (rapid test antibodi) dan sampel nasofaring (rapid test antigen dan PCR).

Terlepas dari dua metode umum deteksi COVID-19 tersebut, UGM memperkenalkan inovasi alat pendeteksi COVID-19 hanya dengan embusan napas. Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi yang meliputi tim ahli lintas bidang ilmu di UGM. Dengan GeNose nantinya diagnosis COVID-19 dapat dilakukan dengan embusan napas dan terintegrasi dengan perangkat berbasis artifisial (Artificial Intelligence).

GeNose menjadi harapan untuk membantu meningkatkan jumlah tes COVID-19 di Indonesia, disamping penggunaan rapid tes dan PCR. Seperti apa cara kerja GeNose? Serta bagaimana efektivitas serta harganya?

Berikut 7 fakta seputar GeNose, alat deteksi COVID-19 dari UGM, dirangkum Liputan6.com dari laman resmi UGM, Sabtu (26/12/2020).

Cara kerja GeNose

GeNose
Alat deteksi COVID-19, GeNose buatan UGM. (sumber: UGM)

GeNose C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose adalah alat pendeteksi COVID-19 yang dikembangkan oleh UGM hanya dengan embusan nafas. GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas melalui embusan nafas ke dalam kantong khusus. Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).

Inovasi alat deteksi COVID-19 pertama di Indonesia

GeNose
Alat deteksi COVID-19, GeNose buatan UGM. (sumber: UGM)

GeNose C19 merupakan inovasi alat deteksi COVID-19 pertama di Indonesia. Pengaplikasian alat deteksi ini terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.

GeNose C19 juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi.

GeNose C19 telah menjalani uji profiling di RS Bhayangkara Polda DIY dan Rumah Sakit Lapangan Khusus covid-19 Bambanglipuro, Bantul dengan akurasi sistem lebih dari 95 persen.

Deteksi COVID-19 dalam dua menit

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Alat deteksi Covid-19 hasil pengembangan para peneliti UGM ini memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu cepat. Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.

“Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi,” ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyono, di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta Kamis (24/9/2020).

Dapat izin edar dari Kemenkes

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Dalam keterangan tertulisnya, ketua tim pengembang GeNose, Prof. Kuwat Triyana, mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada Kamis (24/12/2020).

“Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,”kata Kuwat dilansir dari keterangan resmi UGM, Sabtu (26/12/2020).

Segera salurkan produksi massal

GeoNose
Alat deteksi COVID-19, GeoNose buatan UGM. (sumber: UGM)

Menurut Kuwat setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.

“Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,”urainya.

Biaya sekitar Rp15-25 ribu

GeoNose
Alat deteksi COVID-19, GeoNose buatan UGM. (sumber: UGM)

Kuwat menjelaskan nantinya biaya tes dengan GeNose C19 cukup murah hanya sekitar Rp15-25 ribu. Hasil tes juga sangat cepat yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan nafas juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab.

Harapkan bisa bantu tingkatkan tes COVID-19 di Indonesia

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Tim penggagas GeNose berharap bila ada 1.000 unit kelak maka akan mampu mentes sebanyak 120 ribu orang sehari, dan bila ada 10 ribu unit (sesuai target di akhir bulan Februari 2021) maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia yakni 1,2 juta orang per hari.

“Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mentes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus,” Pungkas Kuwat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya