Meneladani Semangat Gotong Royong Warga Yogyakarta di Tengah Pandemi

Di tengah carut marut dampak Pandemi Covid-19, tetap ada empati untuk saling berbagi.

oleh Septika Shidqiyyah diperbarui 30 Mei 2021, 18:32 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2021, 16:35 WIB
Suasana Dapur Umum Banjir Bandang NTT
Suasana dapur umum yang melayani kebutuhan pangan para pengungsi terdampak banjir bandang di Lewoleba Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/4/2021). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Setahun berlalu, pandemi Covid-19 masih belum tertanggulangi. Munculnya Virus Corona ini membuat hampir semua sektor terseok-seok, tak terkecuali bagi kehidupan banyak orang di Yogyakarta.

Namun, siapa sangka di tengah situasi yang carut marut ini, banyak masyarakat Yogyakarta yang tetap saling tolong menolong membantu orang sekitar yang terdampak Pandemi Covid-19.

Di antaranya para relawan yang tergabung dalam gerakan Dapur Umum Buruh Gendong Perempuan Yogyakarta (DU-BGPY). Mereka menyiapkan nasi bungkus untuk para buruh gendong di beberapa pasar.

Berbagi untuk Buruh Gendong Perempuan

Dapur Umum Rakyat Bantu Rakyat Buruh Gendong Yogyakarta (sumber: Twitter/@SistersInDanger)
Dapur Umum Rakyat Bantu Rakyat Buruh Gendong Yogyakarta (sumber: Twitter/@SistersInDanger)

Gerakan yang sudah dimulai sejak 19 Oktober 2020 ini memfasilitasi makan siang sekita 273 buruh gendong perempuan di pasar Giwangan, pasar Gamping, pasar Kranggan, dan pasar Beringharjo Yogyakarta.

"Bagi aku, kamu, kita nasi bungkus mungkin tak seberapa. Tapi bagi para buruh gendong yang pendapatannya tak pasti itu, sebungkus nasi sangat dinantikan. Apalagi di masa Pandemi Covid-19 ini." Terang Berkah Gamulya saat menjelaskan alasan dia dan teman-temannya membuat kegiatan bagi-bagi nasi bungkus untuk buruh gendong perempuan.

Ide membuat Dapur Umum Buruh Gendong Perempuan Yogyakarta ini berawal dari 4 pemuda, yakni Elanto Wijoyono, Adriani Zulivan, Dodok Jogja serta Berkah Gamulya.

Relawan yang ikut membantu pun tak kalah tangguh, mulai dari koki yang diberhentikan dari tempat kerja hingga mahasiswa yang tergerak menolong dengan tenaga dan waktu yang ia miliki. Setiap harinya lebih kurang ada 37 relawan yang hadir di dapur umum.

Mereka berharap, bantuan ini dapat meringankan beban ekonomi para buruh gendong perempuan walau sekadar untuk makan siang. Apalagi merosotnya perekonomian juga dirasakan langsung oleh para buruh gendong perempuan di mana orang yang memakai jasa mereka menurun drastis jika dibanding sebelum pandemi.

Solidaritas Peduli Sesama

Selain Dapur Umum Buruh Gendong, ada juga Dapur Aksi Berbagi. Dengan semangat “membantu selagi bisa, berbagi selagi mampu”, Dapur Aksi Berbagi muncul sebagai solidaritas yang peduli pada orang-orang yang terdampak dan kesusahan di masa pandemi ini.

Dapur Aksi Berbagi ini merupakan aksi solidaritas dalam berbagai kegiatan untuk membantu orang-orang yang terdampak pandemi. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah berbagi makanan siap santap, sembako, masker, hingga menyiapkan aksi tetandur (menanam).

Dapur aksi berbagi terbentuk karena inisiatif para pegiat seni di Jogja yang gelisah dengan perkembangan Pandemi Corona yang semakin meresahkan.

“Awal itu, beberapa teman-teman kesenian mulai gelisah pada Maret dengar-dengar berita tentang Pandemi COVID ini, yang kabar-kabarnya akan mendekat ke kita juga. Terus mau apa kita? Ngobrol-ngobrol, yaudah kita mengerjakan sesuatu aja, semampu kita. Disepakati itu, kita pake nama Dapur Aksi Berbagi.” jelas Ignasius Kendal, salah satu penggagas solidaritas Dapur Aksi Berbagi.

Awalnya, gerakan ini ditujukan untuk rekan-rekan pekerja seni, pekerja event, dan pekerja informal di kampung-kampung yang terdampak karena pandemi Corona.

Aksi Berbagi Terus Berkembang

Dapur Aksi Berbagi
Dapur Aksi Berbagi (Sumber: Instagram @dapuraksiberbagi)

Aksi solidaritas Dapur Aksi Berbagi bertujuan untuk berbagi makanan sehat bagi masyarakat yang membutuhkan dan pejuang kesehatan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan utamanya adalah Dapur Aksi Berbagi, yang diwujudkan dalam kegiatan bagi-bagi sembako dan bagi-bagi makanan siap santap untuk makan siang dan makan malam.

Selain itu, ada juga kegiatan yang dinamakan Dapur Aksi Tetandur, yaitu kegiatan bagi-bagi bibit tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk jadi makanan. Kegiatan ini bertujuan agar orang-orang yang terdampak pandemi bisa hidup dari hasil panen sendiri.

Tetandur (menanam), dalam skala rumah tangga dan kampung, bisa dilakukan di pekarangan rumah, hingga ke kebun/lahan bersama milik komunitas warga/petani. Dapur Aksi Tetandur menyiapkan edubox tetandur sayuran yang berisi benih benih biji, bibit tumbuh, pupuk kompos untuk media tanam dan nutrisi tanaman, brosur cara menanam tasalampot/ruang terbatas perkotaan dan kandungan gizi manfaat, serta nutrisi pupuk cair jika dibutuhkan.

Pada akhirnya, aksi-aksi serupa terus berkembang dengan makin banyaknya donatur, relawan serta riset terkait orang-orang yang terdampak Pandemi Covid-19 ini. Hal ini membuktikan di masa susah, tetap ada empati untuk saling berbagi. Dengan saling berbagi, kita akan bisa melalui masa krisis akibat dampak Virus Corona dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya