Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyoroti dampak tarif perdagangan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump yang semakin pasti diterapkan terhadap mitra dagang utama Amerika Serikat.
Mahendra menilai kebijakan ini akan meningkatkan ketidakpastian dalam perekonomian global, khususnya di sektor perdagangan internasional.
Advertisement
Baca Juga
"Rencana penerapan tarif baru Amerika Serikat terhadap negara mitra dagangnya semakin pasti akan diterapkan. Hal ini tentu meningkatkan ketidakpastian dalam perdagangan global," ujar Mahendra dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Februari 2025, Selasa (4/3/2025).
Advertisement
Mahendra juga menyoroti meskipun inflasi di beberapa negara maju menunjukkan tren penurunan, volatilitas pasar masih tinggi akibat ketidakpastian kebijakan ekonomi dan geopolitik yang terus berkembang.
Kondisi Ekonomi AS
Di Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi tetap solid, didukung oleh konsumsi domestik. Inflasi tercatat berada di angka 3% pada Januari 2025, sementara Core Consumer Price Index (CPI) naik menjadi 3,3%, menandakan tekanan harga di luar sektor energi dan pangan masih tinggi.
"Pasar tenaga kerja AS masih kuat, dan kebijakan moneter cenderung netral. Bank Sentral AS, The Fed, diperkirakan hanya akan memangkas suku bunga acuan sebanyak satu hingga dua kali pada tahun 2025," jelas Mahendra.
Di sisi geopolitik, Mahendra ini menuturkan penyelesaian konflik di Ukraina masih belum menemukan titik terang, meskipun telah dilakukan berbagai pertemuan internasional.
Ekonomi Nasional
Dari sisi perekonomian nasional, Mahendra menyebut inflasi masih terkendali dengan menunjukkan inflasi Januari 0,76 persen dan inflasi inti sebesar 2,26 persen yang menunjukkan permintaan domestik masih cukup baik.
“Namun perlu dicermati indikator permintaan domestik lainnya, diantaranya berlanjutnya penurunan penjualan kendaraan, baik motor dan mobil, penurunan penjualan semen, serta perlambatan pertumbuhan harga dan penurunan volume penjualan rumah,” jelas Mahendra.
Adapun dari sisi supply, PMI Manufaktur pada Januari 2025 naik ke level 51,9 dari sebelumnya 51,2. Sedangkan kinerja eksternal, Mahendra menilai indonesia masih solid di tengah perlambatan ekonomi global terlihat pada surplus neraca perdagangan yang terus berlangsung.
Advertisement
Angka Neraca Perdagangan
Pada Januari 2025 menunjukkan surplus USD 3,45 miliar atau tumbuh 71% year-on-year.
Di sisi kebijakan, OJK mendukung implementasi Peraturan Pemerintah No 8 2025 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No 36 2023 tentang defisit hasil ekspor dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan pengolahan sumber daya alam dalam rangka meningkatkan cadangan defisit negara.
