Liputan6.com, Jakarta Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) sekarang adalah ikut serta mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan. Detail tujuan GNB ini adalah mendukung hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara-negara anggota sebagaimana tujuan GNB saat awal dibentuknya.
Baca Juga
Advertisement
Awal mula dibentuknya dan tercetus tujuan GNB adalah dipelopori oleh lima pemimpin negara antara lain Indonesia, India, Pakistan, Burma serta Sri lanka, pertemuan pertama di Kolombo (Sri lanka) diselenggarakan pada tanggal 28 April-2 Mei 1952. Kemudian dilanjutkan pertemuan di Istana Bogor pada tanggal 29 Desember 1954.
Untuk bisa mewujudkan tujuan GNB tersebut, negara anggota selalu menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Anggota GNB ikut serta mencari solusi terbaik atas peristiwa-peristiwa internasional yang bisa membahayakan perdamaian dan keamanan dunia. Berikut Liputan6.com ulas lebih jauh tentang tujuan GNB (Gerakan Non Blok) dari berbagai sumber, Jumat (11/6/2021).
Tujuan GNB (Gerakan Non Blok)
Awal mula tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah mendukung hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara-negara anggota. Tujuan GNB seiring dengan berjalannya waktu terus mengalami perkembangan guna menyesuaikan kondisi sesungguhnya. Melansir dari portal resmi Kementerian Luar Negri Republik Indonesia, tujuan GNB terpenting lainnya meliputi:
1. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah penentangan terhadap apartheid.
2. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah tidak memihak pada pakta militer multilateral.
3. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme.
4. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme; perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi asing; perlucutan senjata.
5. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai.
6. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional.
7. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional.
8. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah serta kerja sama internasional berdasarkan persamaan hak.
9. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah ikut serta dalam pembangunan ekonomi negara berkembang.
10. Tujuan GNB (Gerakan Non Blok) adalah pengentasan kemiskinan dan lingkungan hidup.
Ada dua tipe tujuan GNB (Gerakan Non Blok), yakni tujuan ke dalam dan ke luar. Tujuan GNB ke dalam adalah mengusahakan kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial serta politik yang jauh tertinggal dari negara maju. Sementara tujuan GNB ke luar adalah berusaha meredakan ketegangan antara Blok Timur dan Blok Barat. Tujuan GNB adalah untuk menuju perdamaian dan keamanan dunia.
Untuk bisa mewujudkan tujuan GNB tersebut, negara anggota menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Pokok utama pembicaraan mereka yakni membahas berbagai persoalan yang berhubungan dengan tujuan GNB itu sendiri. Anggota GNB juga ikut serta mencari solusi terbaik atas peristiwa-peristiwa internasional yang bisa membahayakan perdamaian dan keamanan dunia.
Advertisement
Sejarah Dibentuknya GNB (Gerakan Non Blok)
Awal mula dibentuknya GNB adalah dipelopori oleh lima pemimpin negara antara lain Indonesia, India, Pakistan, Burma serta Sri lanka, pertemuan pertama di Kolombo (Sri lanka) diselenggarakan pada tanggal 28 April – 2 Mei 1952. Kemudian dilanjutkan pertemuan di Istana Bogor pada tanggal 29 Desember 1954.
Dua konferensi ini menjadi cikal bakal adanya Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tanggal 18 April – 25 April 1955. Dalam konferensi ini dihadiri oleh wakil setidaknya dari 29 negara Asia dan Afrika.
Konferensi Asia-Afrika inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya GNB (Gerakan Non Blok). Sebenarnya, tujuan KAA adalah untuk mengidentifikasi serta mendalami berbagai masalah dunia saat itu. Selain itu juga berusaha memformulasikan kebijakan bersama negara-negara yang baru merdeka dalam tataran hubungan internasional.
Visi Baru GNB (Gerakan Non Blok)
Sejak saat itu, proses pendirian Gerakan Non Blok kian mendekati kenyataan. Pada proses tersebut terdapat tokoh-tokoh pemegang kunci sejak awal yakni Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawalharlal Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josep Broz Tito. Sampai akhirnya lima tokoh tersebut dikenal sebagai pendiri Gerakan Non Blok.
Ada masa ketika peran GNB untuk masa depan menjadi pertanyaan besar dan banyak diragukan. Dalam KTT GNB ke-10 di Jakarta pada tahun 1992, sebagian besar ketidakpastian dan keraguan mengenai peran dan masa depan GNB berhasil ditanggulangi.
Pesan Jakarta, yang disepakati dalam KTT GNB ke-10 di Jakarta, adalah dokumen penting yang dihasilkan pada periode kepemimpinan Indonesia dan memuat visi baru GNB melansir portal resmi Kementerian Luar Negri Republik Indonesia, antara lain:
1. Mengenai relevansi GNB setelah Perang Dingin dan meningkatkan kerja sama konstruktif sebagai komponen integral hubungan internasional.
2. Menekankan pada kerja sama ekonomi internasional dalam mengisi kemerdekaan yang berhasil dicapai melalui perjuangan GNB sebelumnya.
3. Meningkatkan potensi ekonomi anggota GNB melalui peningkatan kerja sama Selatan-Selatan.
Â
Advertisement
Posisi GNB (Gerakan Non Blok) dalam Politik Luar Negeri Indonesia
GNB (Gerakan Non Blok) lantas menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia. Sebab, sejak awal Indonesia telah memiliki peran sentral dalam pendirian Gerakan Non Blok. Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang diselenggarakan di Bandung dan menghasilkan Dasa Sila Bandung menjadi prinsip-prinsip utama Gerakan Non Blok. Inilah yang menjadi bukti peran dan kontribusi penting Indonesia dalam mengawali pendirian Gerakan Non Blok.