14 Tradisi Jawa Sebelum Puasa dan Tradisi Unik Lainnya di Indonesia

Menjelang bulan Ramadhan seperti ini banyak tradisi unik dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari padusan hingga mohibadaa.

oleh Ayu Rifka SitoresmiWoro Anjar Verianty diperbarui 17 Jan 2025, 15:20 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 19:45 WIB
12 Tradisi Unik Menjelang Bulan Ramadhan di Indonesia, Penuh Suka Cita dan Filosofi
Ilustrasi puasa, Ramadan, Islami. (Photo by Ahmed Aqtai: https://www.pexels.com/photo/photo-of-ramadan-light-on-top-of-table-2233416/)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, termasuk berbagai Tradisi Jawa Sebelum Puasa yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi-tradisi ini tidak hanya sekedar ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Masyarakat Jawa dikenal memiliki beragam Tradisi Jawa Sebelum Puasa yang unik dan penuh makna. Mulai dari ritual pembersihan diri seperti padusan hingga tradisi spiritual seperti nyadran, setiap Tradisi Jawa Sebelum Puasa memiliki filosofi mendalam yang mengajarkan tentang pentingnya persiapan lahir dan batin sebelum menjalankan ibadah puasa.

Selain di Pulau Jawa, berbagai daerah di Indonesia juga memiliki tradisi unik menyambut Ramadhan yang tidak kalah menarik. Tradisi Jawa Sebelum Puasa dan tradisi-tradisi lainnya dari berbagai daerah ini menunjukkan bagaimana keanekaragaman budaya Indonesia berpadu harmonis dengan nilai-nilai keislaman.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai tradisi unik menjelang bulan Ramadhan dari Jawa dan berbagai daerah di Indonesia yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (17/1/2025).

Tradisi Sebelum Puasa di Jawa Barat

12 Tradisi Unik Menjelang Bulan Ramadhan di Indonesia, Penuh Suka Cita dan Filosofi
Keseruan anak-anak bermain air saat mengikuti ritual "padusan" di pemandian Umbul Saren Wedomartani, Sleman, Minggu (5/6). Padusan sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan setiap tahun menyambut datangnya Ramadan. (Liputan6.com/Boy Harjanto)... Selengkapnya

1. Tradisi Nyorog

Nyorog merupakan tradisi khas masyarakat Betawi yang mayoritas berada di Jawa Barat. Tradisi yang telah ada sejak tahun 1800-an ini dilakukan dengan berbagi bingkisan makanan kepada sanak saudara dan keluarga yang tinggal berjauhan. Pada zaman dulu, tradisi ini sangat berarti mengingat pemukiman masyarakat Betawi yang terpisah oleh hutan dan kebun. Nyorog tidak hanya dilakukan saat menyambut Ramadhan, tetapi juga saat Idul Fitri dan upacara pernikahan.

2. Tradisi Kuramasan

Di Kampung Adat Miduana, Cianjur, masyarakat melaksanakan tradisi kuramasan yang unik. Tradisi ini dilakukan dengan mandi bersama-sama di Sungai Cipandak. Selain membersihkan diri, warga juga bergotong royong membersihkan sungai dari sampah. Setelah prosesi mandi dan bersih-bersih selesai, masyarakat melakukan mayor atau makan bersama di tepi sungai, menambah keakraban antarwarga.

3. Tradisi Munggahan

Tradisi munggahan merupakan tradisi khas Jawa Barat yang dilaksanakan seminggu atau dua minggu sebelum Ramadhan. Dalam tradisi ini, masyarakat berkumpul bersama keluarga, saudara, dan tetangga untuk makan bersama dan saling bermaaf-maafan. Tradisi ini diakhiri dengan doa bersama memohon kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa.

4. Tradisi Papajar

Papajar adalah tradisi unik dari Cianjur yang dilakukan seminggu menjelang Ramadhan. Masyarakat melakukan ritual makan bersama nasi liwet, baik di perkampungan maupun tempat wisata. Tradisi ini membuat objek wisata di Cianjur ramai dikunjungi menjelang Ramadhan, karena banyak keluarga yang memilih melakukan papajar sambil berwisata.

 

Tradisi Sebelum Puasa di Jawa Tengah

12 Tradisi Unik Menjelang Bulan Ramadhan di Indonesia, Penuh Suka Cita dan Filosofi
Muslim Papua biasa melakukan tradisi bakar batu dengan menu olahan daging ayam, sebagai pengganti daging babi. (Liputan6.com/Katharina Janur)... Selengkapnya

1. Tradisi Padusan

Padusan berasal dari kata "adus" yang berarti mandi dalam bahasa Jawa. Tradisi ini dilaksanakan di Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan cara berendam atau mandi di sumber mata air. Makna dari tradisi ini adalah penyucian diri serta pembersihan jiwa dan raga menyambut datangnya bulan suci. Beberapa lokasi populer untuk padusan termasuk Umbul Manten di Klaten, Umbul Petilasan Joko Tingkir di Semarang, dan Umbul Pajangan di Sleman.

2. Tradisi Dugderan

Dugderan adalah tradisi khas Kota Semarang yang sudah berlangsung sejak tahun 1881, di masa pemerintahan Bupati Purbaningrat. Nama tradisi ini berasal dari paduan bunyi bedug ("dug") dan meriam ("der"). Sehari menjelang Ramadhan, setelah shalat Ashar, umat Islam memukul bedug di Masjid Besar Kauman yang kemudian diikuti dengan penyulutan meriam di halaman pendopo kabupaten. Saat ini, tradisi dugderan dilestarikan dalam bentuk arak-arakan, tarian, atraksi, dan karnaval yang menampilkan akulturasi budaya China, Arab, dan Jawa, termasuk kehadiran Warak Ngendog sebagai simbol khas Semarang.

3. Tradisi Dandangan

Dandangan merupakan tradisi unik dari Kudus yang namanya diambil dari suara bedug khas Masjid Menara Kudus yang berbunyi "dang". Pada awalnya, tradisi ini merupakan momen berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus untuk menunggu pengumuman awal Ramadhan dari Sunan Kudus. Dalam perkembangannya, tradisi ini kini diwujudkan dalam bentuk kirab yang dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju kompleks Menara Kudus sejauh tiga kilometer.

4. Tradisi Arwah Jamak

Di Demak, masyarakat melaksanakan tradisi arwah jamak yang telah ada sejak masa Sunan Kalijaga. Tradisi ini berfokus pada pembacaan doa untuk orang tua, sanak saudara, dan leluhur yang telah meninggal. Pembacaan doa dilakukan bersama-sama menjelang Ramadhan dan pada sepuluh hari terakhir di malam-malam ganjil Ramadhan. Selain berdoa, keluarga yang masih hidup juga mengumpulkan sedekah atas nama keluarga yang telah meninggal.

C. Tradisi Sebelum Puasa di Jawa Timur

1. Tradisi Megengan

Megengan berasal dari kata "megeng" yang berarti menahan dalam bahasa Jawa. Filosofi tradisi ini adalah melatih diri menahan segala hal yang dapat membatalkan puasa, termasuk lapar, haus, dan hawa nafsu. Tradisi megengan dilaksanakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola, di mana setiap warga membawa makanan untuk dibagikan. Makanan khas yang wajib ada dalam tradisi ini adalah kue apem, yang berasal dari kata Arab "afwan" (maaf), sebagai simbol permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Tradisi Unik di Luar Pulau Jawa

12 Tradisi Unik Menjelang Bulan Ramadhan di Indonesia, Penuh Suka Cita dan Filosofi
Warga Aceh berbelanja daging pada perayaan tradisi Meugang Ramadan 1440 Hijriah di pasar tradisional di Banda Aceh, 4 Mei 2019. Meugang merupakan tradisi turun temurun masyarakat Aceh dengan membeli, mengolah, hingga menyantap daging bersama keluarga. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)... Selengkapnya

1. Tradisi Mohibadaa di Gorontalo

Masyarakat Gorontalo memiliki tradisi unik bernama Mohibadaa, yaitu ritual membalurkan ramuan rempah-rempah tradisional sebagai masker wajah. Ramuan ini terdiri dari tepung beras (disarankan menggunakan beras ketan agar lebih halus), humopoto (kencur), bungale (bangle), dan alawahu (kunyit). Tradisi ini bertujuan untuk menjaga kondisi kulit selama puasa, mengingat cuaca Gorontalo yang sangat panas. Ramuan tradisional ini biasanya dijual dalam bentuk paket di pasar tradisional.

2. Tradisi Bakar Batu di Papua

Umat Muslim di Papua, khususnya di Jayapura, menyambut Ramadhan dengan tradisi bakar batu yang unik. Dalam tradisi ini, batu-batu dibakar hingga panas, kemudian ditumpuk bersama bahan makanan seperti daging ayam, kambing, sapi, dan umbi-umbian. Tumpukan makanan ini kemudian ditutup kembali dengan batu panas hingga matang. Tradisi ini menjadi sarana silaturahmi dan saling memaafkan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

3. Tradisi Malamang di Sumatera Barat

Malamang adalah tradisi memasak lemang yang dilakukan masyarakat Sumatera Barat menjelang Ramadhan. Lemang dibuat dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu. Tradisi ini membutuhkan kerja sama banyak orang karena prosesnya yang kompleks, mulai dari mencari bambu sebagai wadah, mengumpulkan kayu bakar untuk memanggang, hingga mempersiapkan bahan-bahan. Melalui proses pembuatan yang melibatkan banyak orang ini, tradisi Malamang menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga sambil menyambut datangnya bulan Ramadhan.

4. Tradisi Meugang di Aceh

Meugang merupakan tradisi penyembelihan hewan ternak yang dilakukan tiga kali dalam setahun di Aceh, yaitu menjelang Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri. Tradisi yang sudah ada sejak masa Kerajaan Aceh (1607-1636 Masehi) ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas nafkah yang diperoleh selama 11 bulan.

Daging hasil sembelihan dimasak di rumah masing-masing, kemudian dibawa ke masjid untuk dimakan bersama keluarga, kerabat, tetangga, dan anak yatim piatu. Di pedesaan, tradisi Meugang biasanya dilaksanakan sehari sebelum Ramadhan.

5. Tradisi Makan Telur Ikan di Kendal

Masyarakat Kaliwungu, Kendal memiliki tradisi unik yaitu makan telur ikan mimi menjelang Ramadhan. Ikan mimi adalah sejenis ikan laut yang menyerupai ikan pari. Telur ikan mimi ini biasanya dijajakan di alun-alun kota yang berubah menjadi pasar tiban atau pasar dadakan.

Masyarakat setempat meyakini bahwa telur ikan mimi ini merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh para penyebar agama Islam. Selain makan telur ikan mimi, warga Kaliwungu juga memiliki tradisi tukuder, yaitu membeli makanan khusus menjelang Ramadhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya