Liputan6.com, Jakarta Dinosaurus merupakan binatang raksasa dari zaman prasejarah yg termasuk kelompok reptilia bumi (pemakan daging ataupun pemakan tumbuhan) yang kini telah musnah. Kehidupan dinosaurus di masa lampau bukan hanya sekedar hisapan jempol. Mereka benar-benar nyata di masa lalu.
Hidup pada ratusan juta lalu, hingga kini masih banyak tertinggal jejak dinosaurus. Bahkan para ilmuwan masih meneliti jejak para dinosaurus. Tak hanya fosil, bahkan beberapa jejak kaki dinosaurus ditemukan di beberapa tempat.
Advertisement
Baca Juga
Seperti baru-baru ini, jejak kaki dinosaurus dari 113 juta tahun lalu muncul kembali di Sungai Paluxy di dalam Taman Nasional Lembah Dinosaurus Texas, Amerika Serikat. Sebelumnya, jejak itu belum pernah terlihat karena tertutup Sungai Paluxy selama 20 tahun.
Ketika sungai mengering setelah dilanda kekeringan parah, membuat jejak dinosaurus dari 113 juta tahun lalu muncul kembali. Berikut kisah selengkapnya, dilansir Liputan6.com dari Siakapkeli, Rabu (25/8/2022).
140 Jejak Kaki Dinosaurus Ditemukan di Sana
Jejak kaki raksasa itu diyakini milik Acrocanthosaurus yang tidak terlihat sejak tahun 2000 karena berada di bawah air dan beberapa lapisan sedimen. Trek yang baru-baru ini terpapar itu disebut 'Lone Ranger trackway' milik salah satu Acrocanthosaurus.
Para ahli memperkirakan bahwa ada 140 jejak kaki dinosaurus yang ditemukan di sana tetapi hanya 60 yang dapat dilihat pada titik ini. Acrocanthosaurus adalah dinosaurus yang tingginya 15 kaki dan beratnya sekitar tujuh ton. Sementara itu, hampir semua wilayah Texas menghadapi kekeringan parah.
Minggu lalu saja, lebih dari 87 persen negara bagian mengalami salah satu dari tiga kategori kekeringan paling ekstrem dan tidak biasa. Kondisi cuaca ekstrem juga tak hanya mengungkap jejak kaki dinosaurus tetapi juga 'mengungkap' penemuan sisa-sisa manusia di reservoir terbesar di Amerika Serikat, Lake Mead.
Advertisement
Sesuatu Tak Terduga Muncul di Sungai yang Mengering
Tidak semua kekeringan disebabkan oleh perubahan iklim tetapi kelebihan panas di atmosfer menyebabkan lebih banyak uap air meninggalkan bumi dan memperburuk kekeringan. Sungai yang mengalami kekeringan pun dapat memunculkan sesuatu yang tak terduga.
Sebelumnya, surutnya permukaan air akibat kekeringan juga telah mengekspos 'Batu Kelaparan' di Eropa. Menurut kepercayaan masyarakat di sana, kemunculan batu tersebut merupakan peringatan kepada generasi penerus bahwa akan ada penderitaan di masa depan.