Hipoksia adalah Keadaan Kekurangan Oksigen dalam Jaringan Tubuh, Kenali Penyebabnya

Hipoksia merupakan kondisi yang mengakibatkan sel-sel di dalam tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik.

oleh Husnul Abdi diperbarui 15 Nov 2022, 11:45 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 11:45 WIB
ilustrasi paru-paru Credit: pexels.com/pixabay
ilustrasi paru-paru Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Hipoksia adalah istilah yang mungkin masih belum dipahami sebagian orang. Istilah ini mencuat saat merebaknya virus COVID-19 di seluruh dunia. Hipoksia merupakan salah satu gejala yang dapat terjadi pada penderita COVID-19.

Hipoksia merupakan kondisi yang mengakibatkan sel-sel di dalam tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik. Jika dibiarkan, kondisi ini akan menyebabkan kerusakan organ tubuh Hipoksia terjadi saat oksigen tidak mencapai sel-sel yang ada di dalam tubuh. 

Hipoksia adalah keadaan kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem jantung, pembuluh darah, dan sistem pernapasan. Hipoksia dapat terjadi saat mendaki gunung, berkunjung ke dataran tinggi, dan lain sebagainya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/11/2022) tentang hipoksia.


Hipoksia adalah

ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh
ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh

Hipoksia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi saat tubuh mengalami kekurangan oksigen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hipoksia adalah keadaan kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh. Hipoksia adalah kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem jantung, pembuluh darah, dan sistem pernapasan. Hipoksia adalah kondisi yang bisanya terjadi ketika mendaki gunung, berkunjung ke dataran tinggi, dan sebagainya.

Mengutip lib.ui.ac.id, hipoksia adalah keadaan di mana terjadi defisiensi oksigen, yang mengakibatkan kerusakan sel akibat penurunan respirasi oksidatif aerob sel. Hipoksia adalah penyebab umum dari cedera dan kematian sel. Tergantung pada beratnya hipoksia, sel dapat mengalami adaptasi, cedera, atau kematian.

Hipoksia adalah kondisi saat jaringan tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang memadai. Pada kasus yang fatal, hipoksia dapat berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Namun, bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur normal kembali.


Penyebab Hipoksia

Sesak Napas
Ilustrasi Sesak Napas Credit: unsplash.com/Laura

Penyebab utama hipoksia adalah masalah yang terjadi pada paru-paru. Salah satu penyebab hipoksia adalah saat seseorang mengalami asma berat, yang menyebabkan jalan napas menyempit. Hal ini mengakibatkan jumlah udara yang masuk ke paru-paru semakin sedikit. Sementara itu, masalah paru-paru lainnya yang dapat menjadi penyebab hipoksia adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis, pneumonia, edema paru.

Selain itu, penyebab hipoksia adalah penyakit jantung, anemia, penggunaan obat antinyeri dosis tinggi atau obat-obat lain yang dapat menekan pernapasan, hingga keracunan sianida. Hipoksia adalah kondisi yang juga dapat terjadi karena cedera yang menyebabkan perdarahan dalam jumlah banyak, serta kekurangan oksigen akibat berada di tempat dengan suhu dingin, terjebak di kebakaran, atau tenggelam.


Gejala Hipoksia

Asma
Ilustrasi Asma Credit: pexels.com/Brenda

Gejala hipoksia yang terjadi pada setiap orang bisa berbeda. Gejala-gejala ini biasanya dapat dengan cepat memburuk atau berkembang dengan perlahan. Gejala hipoksia adalah sebagai berikut:

- Sesak napas

- Frekuensi bernapas menjadi lebih cepat

- Batuk

- Lelah, lemas, dan linglung

- Keringat berlebih

- Sakit kepala

- Warna kulit berubah menjadi kebiruan

- Berdebar-debar hingga mengalami irama jantung abnormal

Bagi kamu yang mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar tidak terjadi komplikasi yang berbahaya.


Cara Mencegah Hipoksia

Cara mencegah hipoksia tentunya perlu benar-benar diperhatikan. Bagi penderita asma, cara mencegah hipoksia adalah dengan mencegah asma kambuh. Oleh karena itu, penderita asma sebaiknya selalu menyiapkan obat-obatan yang diresepkan dokter. Selain itu, penderita asma juga perlu memahami kondisi dan faktor penyebab muncul serangan asma agar dapat mengatasinya dan mencegah terjadinya hipoksia.

Cara mencegah hipoksia adalah sebagai berikut:

- Bagi penderita asma, lakukan persiapan dengan selalu sedia obat-obatan yang diresepkan dokter.

- Hindari bepergian ke tempat tinggi tertentu secara cepat, untuk mencegah altitude sickness.

- Lakukan latihan pernapasan.

- Menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, minum air putih yang cukup, dan berhenti merokok.

Selain itu, cara mencegah hipoksia adalah dengan melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter jika kamu memiliki kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko hipoksia.


Cara Mengobati Hipoksia

ilustrasi paru-paru
Paul merupakan orang terakhir yang bertahan hidup dengan paru-paru besi usai terinfeksi polio saat usianya baru 6 tahun. | pexels.com/@shvetsa

Melansir Klikdokter, cara mengobati hipoksia dapat dilakukan dengan memperbaiki aliran oksigen dan meningkatkan tekanan parsial oksigen (pO2) dalam darah. Penanganan perlu dilakukan berdasarkan pada penyebab hipoksia dan upaya perbaikan kondisi yang menjadi penyebab tersebut. Contohnya dengan menangani anemia atau asma yang menjadi penyebab utama hipoksia.

Salah satu metode penting saat menangani hipoksia adalah pemberian oksigen. Hal ini akan meningkatkan konsentrasi oksigen yang dihirup dan dengan demikian juga meningkatkan tekanan parsial oksigen dalam darah serta memperbaiki kondisi hipoksia. Beberapa peralatan yang umumnya digunakan untuk mengantarkan oksigen melalui bantuan inhalasi adalah kanula nasal (selang oksigen hidung), sungkup oksigen sederhana, sungkup oksigen katup, serta selang pernapasan.

Pemilihan alat bergantung pada berbagai hal, termasuk tanda dan gejala yang terjadi pada penderita hipoksia , derajat keparahan hipoksia, saturasi oksigen tubuh, kondisi kesadaran, dan beberapa indikasi penting lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya