Penyebab Growth Hormone Deficiency, Lengkap dengan Gejala dan Cara Mengatasinya

Growth hormone deficiency merupakan salah satu kondisi langkah yang terjadi ketika tubuh anak tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 21 Des 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2022, 16:00 WIB
Penyebab Growth Hormone Deficiency, Lengkap dengan Gejala dan Cara Mengatasinya
ilustrasi pertumbuhan anak.

Liputan6.com, Jakarta Nama Lionel Messi ramai diperbincangkan publik bukan hanya sepak terjangnya di dunia sepak bola, namun penyakit langka yang sempat dideritanya yakni growth hormone deficiency saat masih berusia 11 tahun.

Growth hormone deficiency atau yang dikenal dengan kekurangan hormon pertumbuhan (GHD) merupakan salah satu kondisi langka yang terjadi ketika tubuh anak tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup.

Secara sederhana, growth hormone deficiency adalah membuat penderitanya tidak bisa tumbuh atau cebol seperti kurcaci. Penyakit langka ini memengaruhi anak-anak ketimbang orang yang telah dewasa.

Untuk lebih jelas, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai penyebab growth hormone deficiency beserta gejala dan cara mengatasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (21/12/2022).

Mengenal Growth Hormone Deficiency

Penyebab Growth Hormone Deficiency, Lengkap dengan Gejala dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi pertumbuhan anak. Image by PixelLoverK3 from Pixabay

Dikutip dari laman Healthline, growth hormone deficiency atau yang dikenal dengan gangguan pertumbuhan (GHD) adalah salah satu kondisi langkah yang terjadi ketika tubuh anak tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup. Kondisi ini sering memengaruhi anak-anak ketimbang orang dewasa.

Growth hormone deficiency terjadi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup. Kelenjar pituituri adalah kelenjar kecil seukuran kacang polong. Kelenjar ini terletak di dasar tengkorak dan mengeluarkan delapan hormon. Beberapa hormon ini mengontrol aktivitas tiroid dan suhu tubuh.

Menurut penelitian, kadar hormon ini akan meningkat pada masa anak-anak dan mencapai puncaknya saat memasuki  masa pubertas. Setelah itu, kadar hormon ini akan stabil di usia dewasa, kemudian akan menurun saat memasuki usia paruh baya.

Growth hormone deficiency terjadi pada sekitar 1 dari 7.000 kelahiran. Kondisi tersebut juga merupakan gejala dari beberapa penyakit genetik, termasuk sindrom Prader-Willi. Apabila anak anda mengalani gajala growth hormone deficiency, penting untuk segera ditangani. Anak-anak yang didiagnosis dini seringkali sembuh dengan cepat. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan tinggi badan lebih pendek dari rata-rata dan mengalami keterlambatan pubertas.

Penyebab Growth Hormone Deficiency

Penyebab Growth Hormone Deficiency, Lengkap dengan Gejala dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Otak. Foto: Unsplash/Robina Weermeijer

Melansir dari laman yang sama, penyebab growth hormone deficiency masih belum ditemukan. Namun pada studi penelitian, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab growth hormone deficiency, yakni tumor di otak, cedera kepala serius, infeksi, dan perawatan radiasi. Kondisi ini tidak muncul saat bayi baru dilahirkan, gejala gangguan pertumbuhan atau growth hormone deficiency ini baru terlihat ketika beranjak anak-anak.

Gejala Growth Hormone Deficiency

Penyebab Growth Hormone Deficiency, Lengkap dengan Gejala dan Cara Mengatasinya
ilustrasi anak main. (Pexels/Sides Imagery)

Gejala growth hormone deficiency yang paling terlihat jelas adalah pertambahan si kecil yang berjalan lebih lambat dari teman-teman seusianya. Selain itu, gejala growth hormone deficiency lainnya adalah memiliki wajah yang tampak lebih muda. Gejala lain dari growth hormone deficiency pada anak-anak yang bisa anda kenali adalah sebagai berikut ini:

1. Pertumbuhan rambut dan kuku terganggu.

2. Perkembangan gigi tertunda.

3. Pubertas tertunda.

4. Kadar gula darah rendah (hipoglikemia) pada bayi dan balita.

5. Penis yang sangat kecil pada bayi baru lahir ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir.

Sedangkan gejala growth hormone deficiency pada orang dewasa yang bisa anda kenali adalah sebagai berikut ini:

1. Berkurangnya rasa kesejahteraan.

2. Kecemasan dan/atau depresi .

3. Penurunan tingkat energi.

4. Peningkatan lemak tubuh, terutama di sekitar perut.

5. Penurunan tonus otot.

6. Penurunan kepadatan tulang, yang menyebabkan osteoporosis.

7. Resistensi insulin, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

8. Peningkatan kadar kolesterol LDL dan trigliserida, yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

Cara Mengatasi Growth Hormone Deficiency

Penyebab Growth Hormone Deficiency, Lengkap dengan Gejala dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi suntikan dokter | Via: istimewa

Apabila anda merasa adanya gejala growth hormone deficiency pada si kecil, segera periksakan ke dokter. Dokter akan melakukan sejumlah tes yang dapat mengkonfirmasi diagnosis jika anak Anda mengalami GHD, berikut ini rangkaian tes kesehatannya:

1. Tes darah dapat mengukur hormon pertumbuhan dalam tubuh.

2. Pemeriksaan X-ray dari tangan anak Anda dapat menunjukkan tingkat pertumbuhan tulang mereka.

3. Tes fungsi ginjal dan tiroid dapat menentukan bagaimana tubuh memproduksi dan menggunakan hormon.

Apabila dokter Anda mencurigai adanya tumor atau kerusakan lain pada kelenjar pituitari, pemindaian pencitraan MRI dapat memberikan tampilan rinci di dalam otak dan menentukan apakah kondisi ini disebabkan oleh penyakit lain yang memiliki gejala yang serupa.

Cara mengatasi terjadinya growth hormone deficiency adalah dengan memberikan vaksin hormon pertumbuhan. Suntikan hormon pertumbuhan tersebut akan terus diberikan oleh dokter hingga anak menginjak remaja dan mencapai pubertas. Namun apabila hasil dari pemeriksaan ternyata, hormon pertumbuhan hanya sedikit diusia anak-anak, maka setelah menganjak remaja hormon pertumbuhan akan meningkat saat mereka memasuki usia dewasa.

Perlu diketahui, kondisi growth hormone deficiency tidak dapat dicegah. Namun perlu diingat bahwa faktor risiko meningkatkan kemungkinan anda atau anak anda mengembangkan GHD terjadi karena:

1. Pengobatan kanker sebelum mencapai tinggi dewasa.

2. Adanya pengobatan radiasi pada otak dan tubuh anda.

3. Pembedahan pada otak Anda, terutama bagian tengah otak tempat kelenjar pituitari berada.

4. Cedera otak yang serius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya