Liputan6.com, Jakarta - Rasulullah adalah sosok manusia dalam Islam yang diistimewakan oleh Allah SWT dengan sebuah alasan. Rasulullah menjadi julukan bagi sosok penerima wahyu yang wajib menyampaikkan kepada umatnya. Rasulullah adalah memiliki kebaikan pikiran dan kesucian secara rohani.
Baca Juga
Advertisement
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menggambarkan Rasulullah adalah utusan Allah SWT, seperti Nabi Muhammad SAW yang merupakan Rasul terakhir. Rasulullah adalah sosok manusia yang diberi Allah SWT maziat agar bisa menjadi contoh umat di dunia dan akhirat.
Dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Rasulullah adalah manusia pilihan Allah SWT yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.
Ajaran agama Islam mengenal Rasulullah adalah sosok Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW dalam Islam adalah nabi terakhir atau penutup para nabi dan rasul. Agar lebih memahami, simak penjelasan lengkapnya.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang Rasulullah, tugas, sifat, dan sosoknya, Minggu (15/1/2023).
Rasulullah adalah Utusan Allah SWT
Rasulullah dibesarkan sebagai anak yatim karena Ayah Nabi Muhammad SAW, Abdullah telah wafat sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, Nabi Muhammad SAW dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah.
Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Rasulullah dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Tak berselang lama, dua tahun bersama sang kakek tercinta, Rasulullah harus rela ditinggalkan kakek. Kemudian pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib yang hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Meski begitu, Abu Thalib sangat dermawan dan suka bersedekah.
Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi seorang rasul sudah dikaruniai tanda keistimewaan. Wajah Nabi Muhammad SAW bersih bersinar mengalahkan sinar bulan, tumbuh suburnya daerah tempat tinggal Halimah (ibu menyusui Nabi Muhammad SAW), dan lain sebagainya.
Tugas Rasulullah
Apa saja tugas rasulullah selain menerima wahyu dan wajib menyampaikan kepada umatnya? Dalam buku berjudul Mengenal Rasul-Rasul Allah oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, ada enam tugas rasul atau Rasulullah yang perlu diketahui:
1. Mengajarkan ketauhidan.
Rasulullah adalah sosok wajib membimbing kaumnya untuk meyakini dan mengesakan (menauhidkan) Allah SWT. Mulai dari meyakini zat Allah SWT tidak tersusun atas bagian-bagian, baik internal maupun eksternal, dan tidak ada yang menyamai atau menyerupai zat-Nya.
Kemudian, tauhid sifat dengan menyakini Allah SWT memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Sifat-sifat Allah tidak sama dan tidak serupa (tasybih) dengan sifat makhluk, sifat-sifat Allah juga tidak baru (muhdas).
Sementara itu, tauhid afal (perbuatan) adalah meyakini Allah SWT sebagai zat yang menciptakan semesta alam dan seluruh perbuatan hamba-Nya.
2. Mengajarkan kepada manusia cara-cara beribadah yang benar.
3. Menjelaskan hukum-hukum Allah SWT, baik berupa perintah-perintah maupun larangan-Nya.
4. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan Allah SWT
5. Memberikan kabar gembira bagi umat yang taat dan patuh kepada Allah SWT dan memberikan kabar derita bagi yang melanggar perintah Allah SWT.
6. Memberikan contoh-contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau keteladanan yang menjadi panutan dalam perbuatan.
Sifat Rasulullah
Apa yang membedakan rasul dengan manusia biasa? Masih mengutip dari sumber buku yang sama, sifat rasul-lah yang bisa membedakannya. Ini sifat Rasulullah yang juga ada dalam diri para rasul lainnya yang dimaksudnya:
1. Sidik
Sidik adalah sifat rasulullah yang selalu jujur dan benar. Semua yang disampaikan oleh rasul adalah benar karena ajaran rasul berasal dari wahyu Allah SWT. Para rasul selalu menyampaikan kebenaran dengan jujur walau tantangannya sangat berat.
“Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS. al-Hasyr ayat 7)
2. Amanah
Amanah adalah sifat rasulullah yang dapat dipercaya. Para rasul dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan risalah yang benar. Para rasul menerima perintah ini dengan penuh tanggung jawab tidak mengurangi atau menambah apa yang telah diwahyukan kepada mereka.
”Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS. asy-Syu’ara ayat 143)
3. Tablig
Tablig adalah sifat rasulullah yang selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan oleh para rasul dan tidak disampaikan kepada umatnya. Tablig artinya menyampaikan.
Para rasul selalu menyampaikan wahyu Allah SWT. Dalam menyampaikan kebenaran ini, rasul mendapat perlawanan dari umatnya. Meski demikian, para rasul tidak pernah gentar menghadapi tantangan sekali pun dan nyawa menjadi taruhannya.
“(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. al-Ahzab ayat 39)
4. Fatanah
Fatanah adalah sifat rasulullah yang memiliki kecerdasan sangat tinggi. Para rasul sangat cerdas dalam menghadapi umatnya. Mereka dibekali kemampuan hebat untuk menghadapi umatnya, terutama saat menghadapi para penentangnya.
“Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” (QS. al-An’am ayat 83)
Advertisement
Masa Hidup Rasulullah hingga Wafatnya
Rasulullah SAW mendapatkan sebuah mimpi ketika mendapat wahyu pertamanya, yakni Malaikat Jibril datang menghampirinya. Mendapatkan mimpi tersebut menjadikan Nabi Muhammad SAW merenung dan memikirkan apa yang dialaminya dengan menyendiri di Gua Hira. Di tempat itulah, kemudian Nabi Muhammad SAW diperlihatkan Allah SWT bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.
Pada saat itu, malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dan menurunkan wahyu pertama, yakni Al-Qur’an surat al-Alaq ayat 1-4 berikut ini:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. al-Alaq ayat 1-4)
Awal mulanya dakwah Nabi Muhammad SAW dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Orang-orang yang pertama kali menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW dan mempercayai agama Islam dari kalangan perempuan adalah istri Nabi sendiri yaitu Khadijah binti Khuwailid.
Kemudian dari kalangan pemuda yaitu Ali bin Abi Thalib, sedangkan dari kalangan pria dewasa adalah Abu Bakar bin Abi Quhafa, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, dan masih banyak lagi yang lain.
Akhirnya, sampai pada Allah SWT memberikan perintah untuk berdakwah secara terang-terangan. Perintah ini diwahyukan dalam Al-Qur’an surat al-Hijr ayat 94 berikut:
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (QS. al-Hijr ayat 94)
Jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi seorang rasul, para penduduk Makkah menyematkan gelar “Al Amin” atau orang yang dapat dipercaya atas kepribadiannya. Hal ini dijelaskan dalam buku berjudul Manajemen Bisnis Syariah oleh Ali Hasan, Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sangat baik dan jujur. Rasulullah SAW selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.
Pada masa-masa terakhir dalam hidupnya, Nabi Muhammad SAW menderita sakit yang dialami selama beberapa bulan. Apa yang kamu ketahui tentang Nabi Muhammad SAW setelah melewati penyakitnya? Setelah melewati penyakitnya, Nabi Muhammad SAW dikabarkan meninggal dunia.
Pada saat terjadinya peristiwa menyedihkan itu, sahabatnya Abu Bakar AS sedang tidak berada di Madinah. Kemudian setelah diberitahu, beliau segera datang ke rumah Aisyah AS dan mengucapkan pidato berikut:
"Ketahuilah, barang siapa yang menyembah Nabi Muhammad SAW, maka sesungguhnya Muhammad kini telah mati, dan barangsiapa menyembah Allah SWT, maka sesungguhnya Allah SWT tetap senantiasa hidup tidak akan pernah mati."
Kemudian beliau pun mengucapkan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 30: "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)."
Pada saat itulah, seluruh umat muslim berduka dan harus merelakan suri tauladan yang tidak lelah mengajarkan kebaikan dalam menjalani kehidupan. Peristiwa ini akan selalu dikenang umat muslim sebagai peristiwa besar dan bersejarah dari perjalanan seorang yang memiliki segala sifat baik dan kemuliaan.