Liputan6.com, Jakarta - Rasul adalah sosok manusia yang diistimewakan oleh Allah SWT dengan sebuah alasan, menerima wahyu dan wajib menyampaikkannya. Rasul memiliki kebaikan pikiran dan kesucian secara rohani. Rasul adalah sosok manusia yang diberi Allah SWT maziat agar bisa menjadi contoh umat di dunia dan akhirat.
Baca Juga
Advertisement
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS. al-Anbiya ayat 25)
Dalam agama Islam, iman kepada Rasul adalah fondasi seorang muslim percaya kepada Allah SWT. Ini sama dengan meyakini bahwa seorang rasul itu benar-benar utusan Allah SWT yang diberikan tugas atau tanggung jawab untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang rasul, tugas rasul, dan sifat rasul, Selasa (10/1/2023).
Rasul adalah Utusan yang Menerima Wahyu dan Wajib Menyampaikannya
Rasul adalah sosok yang istimewa dalam Islam. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan rasul adalah orang yang menerima wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia. Pengangkatan rasul didasarkan pada kehendak dan kekuasaan Allah SWT dan tidak bisa seseorang mengaku sebagai rasul atas keinginannya sendiri.
Rasul dan nabi dalam Islam berbeda, ini termasuk pada jumlahnya. Dalam buku berjudul Pengantar Studi Akhidah Islam oleh Prof. Dr. Umar Sulaiman Al-Asywar, sejatinya nabi berjumlah 124 ribu dan rasul berjumlah 310 dari keseluruhan jumlah Nabi.
Dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, rasul adalah manusia pilihan Allah SWT yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.
Islam mengajarkan untuk mengimani seorang rasul. Mengimani rasul sama dengan meyakini bahwa seorang rasul itu benar-benar utusan Allah SWT yang diberikan tugas atau tanggung jawab untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat.
Dalam buku berjudul Mengenal Rasul-Rasul Allah oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, rasul adalah sosok manusia utusan yang menerima dan menyampaikan wahyu. Sementara itu, nabi adalah sosok manusia yang dipilih Allah untuk membawa kabar atau berita.
Seorang rasul wajib menyampaikan wahyu kepada umatnya, sedangkan nabi tidak wajib menyampaikan kabar atau berita kepada umatnya. Seorang nabi hanya berperan melanjutkan syariat dari nabi sebelumnya. Sementara itu, rasul adalah sosok manusia yang membawa syariat baru atau ajaran baru.
Nabi menerima kabar atau berita dari Allah SWT hanya melalui mimpi. Kemudian, rasul menerima wahyu melalui perantara mimpi dan disampaikan oleh malaikat secara langsung. Rasul sudah dipilih Allah SWT dan memiliki kebaikan pikiran dan kesucian secara rohani. Rasul diberi Allah SWT maziat agar bisa menjadi contoh umat di dunia dan akhirat.
Advertisement
Tugas dan Sifat Seorang Rasul Utusan Allah SWT
Tugas-Tugas Rasul
Apa saja tugas rasul selain menerima wahyu dan wajib menyampaikan kepada umatnya? Dalam buku berjudul Mengenal Rasul-Rasul Allah oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, ada enam tugas rasul yang perlu diketahui:
1. Mengajarkan ketauhidan.
Rasul adalah wajib membimbing kaumnya untuk meyakini dan mengesakan (menauhidkan) Allah SWT. Mulai dari meyakini zat Allah SWT tidak tersusun atas bagian-bagian, baik internal maupun eksternal, dan tidak ada yang menyamai atau menyerupai zat-Nya.
Kemudian, tauhid sifat dengan menyakini Allah SWT memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Sifat-sifat Allah tidak sama dan tidak serupa (tasybih) dengan sifat makhluk, sifat-sifat Allah juga tidak baru (muhdas).
Sementara itu, tauhid afal (perbuatan) adalah meyakini Allah SWT sebagai zat yang menciptakan semesta alam dan seluruh perbuatan hamba-Nya.
2. Mengajarkan kepada manusia cara-cara beribadah yang benar.
3. Menjelaskan hukum-hukum Allah SWT, baik berupa perintah-perintah maupun larangan-Nya.
4. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan Allah SWT
5. Memberikan kabar gembira bagi umat yang taat dan patuh kepada Allah SWT dan memberikan kabar derita bagi yang melanggar perintah Allah SWT.
6. Memberikan contoh-contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari atau keteladanan yang menjadi panutan dalam perbuatan.
Sifat-Sifat Rasul
Apa yang membedakan rasul dengan manusia biasa? Masih mengutip dari sumber buku yang sama, sifat rasul-lah yang bisa membedakannya. Ini sifat-sifat rasul yang dimaksudnya:
1. Sidik
Sidik adalah sifat rasul yang selalu jujur dan benar. Semua yang disampaikan oleh rasul adalah benar karena ajaran rasul berasal dari wahyu Allah SWT. Para rasul selalu menyampaikan kebenaran dengan jujur walau tantangannya sangat berat.
“Apa yang diberikan rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (QS. al-Hasyr ayat 7)
2. Amanah
Amanah adalah sifat rasuk yang dapat dipercaya. Para rasul dipercaya oleh Allah untuk menyampaikan risalah yang benar. Para rasul menerima perintah ini dengan penuh tanggung jawab tidak mengurangi atau menambah apa yang telah diwahyukan kepada mereka.
”Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS. asy-Syu’ara ayat 143)
3. Tablig
Tablig adalah sifat rasul yang selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan oleh para rasul dan tidak disampaikan kepada umatnya. Tablig artinya menyampaikan.
Para rasul selalu menyampaikan wahyu Allah SWT. Dalam menyampaikan kebenaran ini, rasul mendapat perlawanan dari umatnya. Meski demikian, para rasul tidak pernah gentar menghadapi tantangan sekali pun dan nyawa menjadi taruhannya.
“(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. al-Ahzab ayat 39)
4. Fatanah
Fatanah adalah sifat rasul yang memiliki kecerdasan sangat tinggi. Para rasul sangat cerdas dalam menghadapi umatnya. Mereka dibekali kemampuan hebat untuk menghadapi umatnya, terutama saat menghadapi para penentangnya.
“Dan Itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” (QS. al-An’am ayat 83)