Liputan6.com, Jakarta Jelaskan kedudukan profesi guru dalam Islam! Guru adalah yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengajar, membimbing, dan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam Islam, menuntut ilmu tidak terbatas pada ilmu tentang agama saja, tetapi juga tentang ilmu pengetahuan lainnya seperti sains, teknologi, bahasa, dan sebagainya.
Baca Juga
Advertisement
Jelaskan kedudukan profesi guru dalam Islam! Menuntut ilmu juga bukan hanya tugas para pelajar atau mahasiswa, tetapi merupakan kewajiban bagi semua muslim seumur hidup. Proses menimba ilmu dapat menjadi proses pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi intelektual, emosional, sosial, dan fisik individu.
Dengan menuntut ilmu, seseorang dapat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, memperbaiki kualitas hidup, memperoleh penghasilan yang lebih baik, dan dapat membantu membangun masyarakat yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.
Jelaskan kedudukan profesi guru dalam Islam! Proses pendidikan melibatkan guru atau pengajar sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai penerima informasi dan pengetahuan. Berikut ulasan tentang kedudukan profesi guru dalam Islam yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (10/5/2023).
Kedudukan Guru Dalam Islam
Profesi guru memiliki kedudukan yang sangat mulia dan dihormati dalam Islam. Hal ini sejalan dengan pentingya pendidikan bagi umat muslim hingga hal ini menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalani. Guru sebagai fasilitator pendidikan dianggap sebagai agen penting dalam mencerdaskan umat, memperbaiki moralitas, dan mengajarkan nilai-nilai Islam kepada generasi muda.
Tidak memandang laki-laki atau perempuan, menimba ilmu menjadi hal yang harus dilakukan. Bahkan Nabi Muhammad dalam sebuah riwayat hadist mengatakan,
اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
(Uthlub al-‘ilm walau bi ash-shin)
Artinya: Tuntutlah Ilmu, walau ke negeri China
Islam begitu menghormati seorang pendidik, bahkan ada yang menyebutkan bahwa kedudukan guru tepat berada di bawah pada nabi dan rasul. Profesi guru dianggap sebagai sebuah tugas yang sangat mulia dan terhormat lantaran sebagai fasilitator pendidikan guru memegang peranan penting dalam mencetak generasi penerus bangsa. Seperti sudah banyak diketahui, kualitas sebuah negara dilihat dari sumber daya manusianya.
Menghormati guru juga menjadi kewajiban bagi seorang muslim. Hal ini menjadi salah satu cara mendapat keridhaan Allah SWT. Oleh karena itu, menjadi seorang guru bukanlah hanya sekedar sebuah profesi, tetapi juga sebuah panggilan yang penuh tanggung jawab dan kehormatan.
Advertisement
Dalil dan Hadist Tentang Posisi Guru
Kemulian guru dalam Islam dijelaskan beberapa kali dalam Al-Quran seta hadis, seperti berikut.
1. QS. Fathir ayat 28
اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
innamā yakhsyallāha min 'ibādihil-'ulamā`, innallāha 'azīzun gafụr
Artinya: Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama (orang berilmu). Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
2. QS. Al-Mujadalah ayat 11
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-'ilma darajāt,
Artinya: Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
3. QS. Az-Zumar ayat 9
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ
qul hal yastawillażīna ya'lamụna wallażīna lā ya'lamụn, innamā yatażakkaru ulul-albāb
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?" Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran.
4. Hadits Riwayat dari Abu Hurairah
مَنْ دَعَا إلى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثلُ أُجُور مِنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذلكَ مِن أُجُورِهِم شَيْئاً
Artinya: 'Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk (yakni kebenaran), maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikit pun dari pahala mereka itu." (HR Muslim)
5. Hadits Riwayat dari Abu Hurairah
إِذا مَاتَ ابْنُ آدَمِ انْقَطَع عَمِلُهُ إلا مِنْ ثَلاثٍ: صَدقَةٍ جارية ، أوْ عِلمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صالح يَدْعُو لَهُ
Artinya: Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, melainkan tiga macam; sedekah jariyah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya, dan anak sholeh yang senantiasa mendoakan untuknya. (HR Muslim)
6. Hadits Riwayat dari Abu Umamah
فضْلُ العالم على الْعابِدِ كَفَضْلي على أَدْنَاكُمْ , ثُمَّ قال: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : إِنَّ الله وملائِكَتَهُ وأَهْلَ السَّمواتِ والأرضِ حتَّى النَّمْلَةَ : في جُحْرِهَا وحتى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلى مُعلِّمِي النَّاسِ الخير
Artinya: “Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan pun, niscayalah semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia." (HR Tirmidzi)