Liputan6.com, Jakarta Apa itu HIV? HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda.Â
Apa itu HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, apa itu HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Advertisement
Baca Juga
Penularan HIVÂ terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, apa itu HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.
Berikut ini penjelasan mengenai apa itu HIV beserta gejala, penyebab, pengobatan, dan perbedaannya dengan AIDS, yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (14/12/2021).
Apa Itu HIV
Apa itu HIV merupakan virus yang melemahkan sistem kekebalan dan membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi oportunistik. Obat atau metode penanganan HIV belum ditemukan. Namun, perkembangan penyakit dapat diperlambat dengan menjalani pengobatan tertentu sehingga penderitanya dapat menjalani hidup dengan normal.
Secara singkat, penjelasan di atas ialah protein pada virus HIV adalah pelakunya. Ketika HIV masuk ke dalam tubuh, virus tersebut menghasilkan protein bernama VPU yang langsung menyerang dan menghancurkan protein pertahanan pada sistem imun manusia. Secara normal, protein sistem imun harus bekerja mencegah virus melakukan replikasi dan menyebar dalam tubuh.
Tetapi VPU tersebut mematikan tugas protein sistem imun, sehingga HIV dengan bebas menyerang manusia. Para peneliti menggunakan virus tanpa VPU untuk ditemukan dengan sel sistem imun manusia. Ternyata, sel imun mampu melawan virus seperti keadaan normal pada umumnya.
Advertisement
Gejala HIV
Setelah mengetahui apa itu HIV. Berikut ini gejala HIV yang perlu Anda ketahui, diantaranya:
1. Demam
Gejala awal dari penyakit HIV adalah berupa demam ringan, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Hal ini menjadi tanda bahwa virus tersebut telah memasuki aliran darah Anda dan merusak kekebalan tubuh.
2. Kelelahan
Ketika virus tersebut telah memasuki tubuh Anda, maka mereka akan menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Sehingga dapat menyebabkan kelelahan dan kelemahan di dalam tubuh Anda. Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan merasa lemah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dari HIV.
3. Nyeri otot
Nyeri otot ini terjadi sebab terjadi peradangan di kelenjar getah bening Anda. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan dapat meradang ketika terjadi infeksi. Kelenjar ini biasanya berada di pangkal paha, leher, dan ketiak. Nyeri ini pun dapat menyerang di sendi dan pangkal paha atau lutut.
4. Ruam kulit
Sebuah ruam kulit seperti bisul dan jerawat yang tiba-tiba menyerang tubuh juga dapat menjadi tanda awal dari penyakit ini. Penyakit kulit ini terjadi beberapa saat setelah anda terinfeksi HIV. Ruam kulit bisa muncul pada awal atau akhir infeksi HIV/AIDS. Gejala awal tampak seperti bisul atau ruam di beberapa bagian tubuh.
5. Perubahan kuku
Tanda lain dari infeksi HIV adalah perubahan kuku, seperti perubahan warna atau penebalan. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi jamur. Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun akan lebih rentan terhadap infeksi jamur.
6. Berat badan berkurang dan mual
Tanda lain dari infeksi HIV adalah berat badan berkurang dan sering mual. Batuk kering dan turunnya berat badan secara drastis juga merupakan tanda awal penyakit AIDS. Hal ini terjadi karena lagi-lagi disebabkan virus HIV yang mengganggu kesehatan sel tubuh lain. 30% sampai 60% orang yang terinfeksi mengalami mual, muntah, atau diare pada gejala awal HIV.
7. Penurunan berat badan dan berkeringat di malam hari
Penurunan berat badan bisa menjadi tanda infeksi telah meningkat atau akibat diare. ODHA tetap akan kehilangan berat badannya secara drastis meskipun banyak makan. Sebagian orang sering kali berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV.
Penyebab HIV
Mengetahui apa itu HIV dan gejalanya tidaklah cukup, anda perlu mengetahui punya penyebabnya. Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara, antara lain:
1. Hubungan seks
Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (anal). Meskipun sangat jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Akan tetapi, penularan lewat seks oral hanya akan terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya seperti gusi berdarah atau sariawan.
2. Berbagi jarum suntik
Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV, adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Misalnya menggunakan jarum suntik bersama saat membuat tato, atau saat menggunakan NAPZA suntik.
3. Transfusi darah
Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita HIV. Selain melalui berbagai cara di atas, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya. Penularan virus HIV pada anak juga dapat terjadi pada proses melahirkan, atau melalui air susu ibu saat proses menyusui.
Advertisement
Perbedaan Antara HIV dan AIDS
Banyak orang yang menganggap jika HIV dan AIDS adalah jenis penyakit yang sama. Faktanya, diagnosis dari kedua penyakit ini berbeda, tetapi dapat berjalan seiringan. Maksudnya adalah HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan AIDS, yang kerap disebut sebagai HIV stadium 3. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah pada sistem imunitas seseorang.
Meskipun HIV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi, tetapi AIDS adalah kondisi yang dapat terjadi akibat infeksi virus tersebut. AIDS sendiri adalah singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome. Seseorang yang tertular HIV dan terus dibiarkan tanpa mendapatkan pengobatan segera dapat berkembang, sehingga memasuki kondisi AIDS. Maka dari itu, diagnosis dini sangat penting untuk dilakukan. AIDS dapat berkembang ketika virus tersebut telah menyebabkan kerusakan yang serius pada sistem kekebalan. Hal ini adalah kondisi kompleks dengan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang.
Pengobatan HIV dan AIDS
Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan juga Nevirapine.
Selama mengonsumsi obat antiretroviral, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap 3–6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA, dilakukan sejak awal pengobatan, lalu dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.
Agar perkembangan virus dapat dikendalikan, pengidap harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis mengidap HIV. Risiko pengidap HIV untuk terserang AIDS akan semakin besar jika pengobatan ditunda, karena virus akan semakin merusak sistem kekebalan tubuh.Â
Â
Advertisement