Pengertian Tema dalam Cerpen dan Unsur-Unsur Lainnya yang Perlu Dipahami

Pengertian tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran.

oleh Husnul Abdi diperbarui 18 Mei 2023, 07:50 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2023, 07:50 WIB
Ilustrasi Anak Membaca Buku
Ilustrasi Anak Membaca Buku Credit: pexels.com/olio

Liputan6.com, Jakarta Pengertian tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran. Istilah ini digunakan dalam berbagai macam hal, salah satunya dalam membuat tulisan. Setiap tulisan sudah pasti memiliki suatu tema yang diangkatnya dalam cerita.

Tema memang lebih identik dikaitkan dengan penulisan. Tema merupakan salah satu unsur intrinsik dalam menulis cerpen, puisi, novel dan karya tulis lainnya. Dalam penulisan, tema ibaratnya pondasi dari sebuah rumah. 

Pengertian tema adalah dasar cerita dari suatu tulisan. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, teknologi, hingga tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Tema juga bisa berupa pandangan pengarang, ide, atau keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (31/1/2022) tentang pengertian tema.


Pengertian Tema

Membaca Buku
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Thought

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian tema adalah pokok pikiran atau dasar cerita (yang dipercakapan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan sebagainya). Pengertian tema adalah suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan.

Setiap tulisan tentunya memiliki sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Pengertian tema harus dimiliki dalam penulisan cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam tulisan lainnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.

Pada karya sastra, pengertian tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah karya sastra sebagai struktur semantis dan bersifat abstrak yang secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya dilakukan secara implisit. 

Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Tema juga bisa berupa pandangan pengarang, ide, atau keinginan pengarang dalam menyiasati persoalan yang muncul. Pengertian tema adalah inti permasalah yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya.

Pengertian tema merupakan hasil konklusi dari berbagai peristiwa yang terkait dengan penokohan dan latar. Tema bisa mengambil bentuk yang paling umum dari kehidupan, bentuk yang mungkin dapat atau tidak dapat mengandaikan adanya penilaian moral.


Tema dalam Cerpen

Membaca Buku
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Eliable

Cerita pendek atau cerpen adalah karya fiksi singkat yang isinya biasanya padat dan langsung kepada inti cerita, serta biasanya ditulis dalam bentuk prosa. Anekdot, fabel, dongeng, dan perumpamaan adalah contoh tradisi mendongeng lisan yang membantu terbentuknya cerita pendek. Cerpen menggunakan plot, resonansi, dan komponen dinamis lainnya seperti dalam novel, tetapi biasanya pada tingkat yang lebih rendah.

Cerita pendek kebanyakan berfokus pada satu kejadian tertentu atau spesifik dan terdiri dari beberapa pemeran karakter. Cerpen adalah sebuah karya fiksi prosa yang bisa dibaca dalam sekali duduk, biasanya antara 20 menit sampai satu jam. Tidak ada panjang maksimum dari cerpen, tetapi rata-rata panjang cerita pendek adalah seribu hingga 10 ribu kata.

Ada juga yang menyebutkan cerpen sebagai karya yang memiliki panjang 1.600 sampai 20 ribu kata. Meskipun penulis dan kritikus memperdebatkan panjang cerita pendek sepanjang sejarah sastra, sebagian besar setuju dengan minimal 1.600 dan maksimal 20.000 kata. Karya fiksi yang lebih pendek dari 1.000 kata dianggap sebagai fiksi kilat. Sementara karya yang lebih panjang dari 10 ribu kata biasanya disebut novela. Tema sendiri merupakan salah satu unsur intrinsik dari sebuah cerpen.


Tema dan Unsur Intrinsik Cerpen Lainnya

Membaca Buku
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/cottonbro

Unsur intrinsik cerita merupakan bahan penyusun karya sastra yang bersumber dari karya itu sendiri. Unsur intrinsik cerita harus ada dalam sebuah karya, berbeda dengan unsur ekstrinsik. Jika salah satu unsur tidak dicantumkan, maka tulisan tersebut tidak bisa disebut karya sastra. Unsur–unsur intrinsik cerita pendek adalah sebagai berikut:

- Tema. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, unsur intrinsik dalam cerpen yang pertama adalah tema. Pengertian tema merupakan sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa. Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita, karena tema adalah penentu latar belakang dari cerita tersebut.

- Tokoh. Tokoh merupakan unsur intrinsik cerita pendek yang sangat penting. Tokoh adalah orang atau karakter yang ditampilkan dalam cerpen. Oleh pembaca, tokoh ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dari tindakan yang diceritakan.

- Penokohan. Istilah penokohan lebih luas dari pada tokoh dan perwatakan. Penokohan dalam unsur intrinsik cerita pendek mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan merupakan penentuan watak atau karakter dari tokoh tersebut. Penokohan ini bisa digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan saat menyelesaikan suatu masalah.

- Alur. Alur dalam cerpen adalah jalan cerita. Prosa seperti cerpen memiliki alur yang jelas. Alur bisa memiliki tahapan mulai dari perkenalan, penanjakan, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian. Alur yang digunakan oleh penulis ada 2 macam, yaitu alur maju yang menggambarkan cerita urut dari perkenalan tokoh, hingga penyelesaian konflik. Sedangkan alur mundur adalah alur cerita yang jalan ceritanya tidak runtu. Penulis bisa menceritakan tentang konflik terlebuh dahulu, kemudian menceritakan tentang awal konflik terjadi, dan pengenalan tokoh.

- Latar. Unsur intrinsik lainnya dalam cerpen adalah latar. Unsur ini mengacu pada latur waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita. Latar ini bisa membuat pembaca cerpen lebih paham tentang kapan, dimana dan sedang apa tokoh yang diceritakan.

- Sudut pandang. Unsur intrinsik yang tak kalah penting adalah sudut pandang. Sudut padandang merupakan arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita. Terdapat sudut pandang sebagai orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Ada juga sudut pandang dari penulis yang berasal dari sudut pandang orang yang berada di luar cerita.

- Gaya bahasa. Gaya bahasa dalam unsur intrinsik merupakan ciri khas dari penulis saat menuliskan cerita. Gaya bahasa ini bisa dibedakan dari penggunaan majas, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya. Ada penulis yang menggunakan bahasa bakuada juga yang menggunakan bahasa santai.

- Amanat. Amanat adalah pesan moral yang ditulis oleh penulis cerita, yang bisa dipetik oleh pembacanya, setelah membaca karya tersebut. Amanat atau pesan moral, biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya