Liputan6.com, Jakarta Mengetahui perbedaan reseller dan dropship sangat penting untuk pengetahuan dasar dalam bisnis jual beli online. Istilah reseller dan dropship ini hampir mirip. Keduanya sering digunakan sebagai pelaku usaha pada e-commerce.
Reseller adalah pelaku usaha yang membeli sebuah produk, lalu menjualnya kembali. Sementara dropship adalah pelaku usaha yang menjual produk tanpa modal sama sekali, hanya mengandalkan metode pemasaran.
Advertisement
Baca Juga
Bagi anda yang baru terjun dalam dunia bisnis jual beli online, perlu memahami perbedaan reseller dan dropship supaya tidak salah dalam praktiknya pada e-commerce. Tidak hanya pengertian, tetapi lengkap dengan keuntungan dan resikonya.
Berikut ini ulasan mengenai perbedaan reseller dan dropship yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (25/1/2022).
Pengertian Reseller dan Dropship
1. Sistem Reseller
Istilah reseller sebenarnya tidak baru dan sudah ada sejak lama. Hanya saja sekarang semakin marak karena bisnis online menyeruak. Reseller adalah salah satu pelaku dalam bisnis atau usaha online selain produsen dan mirip dengan produsen.
Reseller adalah istilah untuk pelanggan yang membeli, kemudian menjual produk lagi kepada pelanggan lain. Reseller merupakan proses bisnis yang terbilang mudah meski membutuhkan modal. Hanya saja modal yang dibutuhkan oleh reseller tidak sebanyak produsen pada umumnya.
Reseller hanya membeli dan mengeluarkan modal sesuai dengan barang yang sudah dipesan pelanggan. Seorang reseller biasanya akan menjual kembali barang dengan harga yang lebih mahal. Bukan tanpa alasan, reseller memang bekerja demikian.Â
2. Sistem Dropship
Sistem dropship pada dasarnya lebih berorientasi kepada konsumen atau pelanggan. Dropship bisa dimulai tanpa modal, tanpa barang, dan hanya dengan pemasaran. Satu hal yang perlu dijadikan catatan, dropship akan lebih lancar jika kepercayaan bisa didapat dari produsen yang diajak bekerja sama. Menjadi dropship memiliki risiko rugi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena dropship tidak menimbun barang dan tidak mengeluarkan modal.
Dalam hal ini, modal utama dropship adalah kemampuan branding. Seorang dropship harus pintar memilih dan memilah barang yang cocok untuk dipasarkan dan yang akan meraup keuntungan. Supaya lebih paham, alurnya adalah seorang dropship yang mendapat pesanan barang dari konsumen melalui toko online menunggu konsumen tersebut untuk menyelesaikan pesanan sampai proses pemberian alamat dan pembayaran produk. Setelah konsumen menyelesaikan pembayarannya, dropship akan menghubungi pihak supplier untuk menyediakan barang atau produk yang dipesan tersebut.
Setelah itu, supplier atau penyedia barang akan menyiapkan barang yang dipesan sekaligus melakukan packing atau pengemasan. Supplier juga yang akan mengurus pengiriman barang ke alamat konsumen melalui ekspedisinya sendiri atau ekspedisi luar yang dipercaya agar barang sampai ke alamat konsumen. Nantinya, dropship akan mendapatkan komisi langsung dari supplier, besarnya tergantung kesepakatan.
Advertisement
Perbedaan Reseller dan Dropship
Berikut ini perbedaan reseller dan dropship yang wajib anda ketahui sebelum memulai bisnis, diantaranya:
1. Cara Kerjanya
Perbedaan reseller dan dropship bisa dilihat dari cara kerja mereka. Reseller itu bisa dibilang mirip dengan pedagang. Mereka harus lebih dulu membeli barang sebelum menjualnya ke konsumen. Reseller memperoleh barang dari supplier atau distributor. Setelah mendapatkan barang dengan jumlah tertentu, baru reseller menjualnya. Beda lagi dengan dropshipper. Cara kerja dropship adalah menawarkan barang ke konsumen lebih dulu, setelah itu jika mendapatkan pesanan nantinya diteruskan ke supplier atau distributor. Kemudian supplier atau distributor yang terima order mengirimkan barang ke konsumen.
2. Modal
Perbedaan reseller dan dropship yang selanjutnya dari segi modal. Jumlah modal yang dikeluarkan antara dropshipper dan reseller jauh berbeda. Sebab hanya menjadi perantara, dropship tak memerlukan modal untuk menghasilkan penjualan. Dropship cukup memasarkan dan mengopernya pada produsen saat ada pembeli. Sedangkan, reseller harus mengeluarkan modal cukup besar. Hal ini, karena reseller membeli produk ataupun barang dari produsen baru memasarkannya.
3. Keuntungan
Perbedaan reseller dan dropship juga terlihat pada keuntungan yang didapat. Reseller cenderung mendapatkan keuntungan lebih banyak dari pada dropship. Hal ini, disebabkan karena reseller mendapatkan produk yang harganya jauh lebih terjangkau. Namun, untuk mendapatkan harga produk yang terjangkau tersebut reseller tentu harus membeli produk dalam jumlah besar.
4. Risiko
Perbedaan reseller dan dropship yang selanjutnya yaitu terlihat dari risikonya. Dropship dan reseller memiliki risiko yang jauh berbeda. Reseller mempunyai tingkat kerugian lebih tinggi dari pada dropship. Hal ini, disebabkan karena reseller mengeluarkan modal besar untuk membeli barang dan menyimpan stok. Ketika penjualan tak mencapai target, risiko kerugian akan sangat tinggi. Sedangkan dropshipper, tak memiliki risiko kerugian karena tak mengeluarkan modal.
5. Pelayanan ke Konsumen
Perbedaan reseller dan dropship yang lainnya yaitu terlihat dalam cara memberikan pelayanan ke konsumen. Jika reseller, begitu terima pesanan akan melakukan pengemasan dan mengirim barangnya sendiri. Jadi, biaya pengemasan dan pengiriman menjadi tanggungannya. Sementara itu, jika menjadi dropship, Anda hanya menyampaikan pesanan kepada supplier. Urusan pengemasan dan pengiriman menjadi tanggungan supplier. Dengan begitu, anda tidak perlu memikirkan biaya pengemasan dan pengiriman.