4 Cara Membuat Tempe Berkualitas, Ketahui Manfaat dan Sejarah Perkembangannya

Cara membuat tempe menarik untuk diketahui.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 08 Jun 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2023, 10:00 WIB
Produksi Tempe Kembali Menggeliat
Perajin memproduksi tempe di kawasan Sunter, Jakarta, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dengan memperkecil ukuran tempe dan menaikan harga jual kisaran Rp1.000 - Rp2.000 per potong. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Cara membuat tempe menarik untuk diketahui. Tempe menjadi salah satu sumber pangan lokal dengan segudang nutrisi. Popularitas tempe bahkan sudah sampai hingga benua Eropa dan Amerika. Di sana, tempe dijadikan pengganti daging bagi para vegan.

Cara membuat tempe sudah dipraktikkan oleh masyarkat Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Cara membuat tempe banyak dilakukan oleh industri skala kecil hingga besar. Cara membuat tempe umumnya masih dilakukan dengan cara tradisional.

Ada dua proses utama dalam cara membuat tempe, pemasakan kedelai dan proses fermentasi. Kedua cara membuat tempe menjadi proses penting untuk menghasilkan tempe berkualitas baik. Berikut ulasan mengenai cara membuat tempe, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(8/2/2021).

Sejarah tempe

Produksi Tempe Kembali Menggeliat
Perajin menyelesaikan pembuatan tempe di kawasan Sunter, Jakarta, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dengan memperkecil ukuran tempe dan menaikan harga jual kisaran Rp1.000 - Rp2.000 per potong. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tempe sebagai makanan tradisional memiliki sejarah panjang di Indonesia. Tempe disbutkan dalam Serat Centhini di mana masyarakat Jawa telah mengenal tempe sejak abad ke-16. Kata tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan.

Menurut Badan Standarisasi Nasional, sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dijadikan untuk memproduksi tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Di Indonesia, dalam setahun orang bisa mengonsumsi tempe rata-rata sekitar 6,45 kilogram.

Masih dari sumber yang sama, tempe sudah meluas ke negara-negara di Eropa dan Amerika sejak tahu 1900-an. Di Eropa, tempe dibawa oleh imigran Indonesia di Belanda. Dari Belanda inlah tempe kemudian tersebar ke negara-negara lain di Eropa. Tempe mulai populer di Eropa mulai 1946.

Di Amerika, pada 1958 tempe dikenalkan oleh Yap Bwee Hwa yang merupakan merupakan orang Indonesia pertama yang melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Sejak tahun 1984 sudah tercatat terdapat beberapa perusahaan tempe di Eropa, di Amerika, dan di Jepang.

Cara membuat tempe

Produksi Tempe Kembali Menggeliat
Perajin menunjukkan rendaman biji kedelai yang akan diolahnya menjadi tempe di kawasan Sunter, Jakarta, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dengan memperkecil ukuran tempe dan menaikan harga jual. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menurut Badan Standarisasi Nasional, ada dua proses utama dalam cara membuat tempe. Ini meliputi proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan dengan proses fermentasi. Berikut cara membuat tempe yang dipaparkan oleh Badan Standarisasi Nasional:

Pencucian dan perendaman

Cara membuat tempe yang pertama adalah menyortir biji kedelai berkualitas. Ini dilakukan untuk mendapatkan biji kedelai yang bagis. Cara menyortir kedelai biasanya dengan ditampi menggunakan tampah. Selanjutnya, biji kedelai dicuci dengan air mengalir.

Biji kedelai yang sudah bersih kemudian dimasukkan ke dalam panci berisi air dan direbus selama 30 menit atau sampai kedelai mendekati setengah matang. Kedelai yang sudah direbus setengah matang ini kemudian direndam selama semalam hingga menghasilkan kondisi asam.

Pemisahan kulit ari

Setelah direndam setengah matang, kedelai ditiriskan dari rendaman. Cara membuat tempe selanjutnya adalah pemisahan kulit ari. Caranya dengan memasukkan kedelai ke dalam air dan diremas-remas hingga kulit ari terpisah dari biji kedelai dan menghasilkan kepingan kedelai.

Kepingan kedelai ini kemudian dicuci seperti mencuci beras dan dimasukkan ke dandang dan ditanak seperti menanak nasi. Setelah matang, kedelai diangkat dan dihamparkan tipis di tanpah. Kedelai lalu dibiarkan dingin dan kering.

Cara membuat tempe

ilustrasi tempe/pixabay
ilustrasi tempe/pixabay

Proses peragian

Proses selanjutnya adalah proses peragian. Ragi tempe mengandung jamur Rhizopus sp. yang biasa dijuluki jamur tempe.

Ini merupakan bagian penting dalam cara membuat tempe. Pemberian ragi pada kedelai dicampurkan sambil diaduk hingga merata. Ukuran pemberian ragi adalah 1 gram ragi tempe digunakan untuk 1 kg kedelai. Kedelai yang telah diragi kemudian dibungkus dengan daun pisang atau plastik.

Proses pemeraman

Pemeraman merupakan proses fermentasi yang mengubah kedelai menjadi tempe. Pemeraman bisanya dilakukan dengan membungkus tempe dengan plastik atau daun pisang. Jika dibungkus dengan daun plastik, pemeraman dilakukan di atas kajang-kajang bambu yang diletakkan pada rak-rak.

Sementara jika dibungkus dengan daun, pemeraman dilakukan pada keranjang bambu yang ditutup goni. Tempe biasanya diperam semalaman dan setelah itu ditusuk dengan lidi. Tujuannya agar udara segar dapat masuk ke dalam tempe. Tempe kemudian diperam lagi semalaman sebelum siap dikonsumsi.

 

Manfaat tempe

ilustrasi tempe goreng
Ilustrasi tempe goreng (dok.unsplash/ Ella Olsson)

Tempe termasuk makanan bernutrisi tinggi. Tempe kaya akan protein, prebiotik, dan vitamin. Tempe merupakan sumber zat besi, mangan, fosfor, magnesium dan kalsium yang baik. Ia juga rendah karbohidrat dan natrium. Berikut manfaat tempe untuk kesehatan:

Sumber prebiotik

Tempe kaya akan prebiotik, serat yang mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Prebiotik meningkatkan pembentukan asam lemak rantai pendek di usus besar. Proses fermentasi kedelai dalam cara membuat tempe membuat asam fitat yang ditemukan dalam kedelai dipecah. Ini pada akhirnya membantu meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Antioksidan

Tempe juga mengandung senyawa antioksidan. Bentuk antioksidan dalam tempe adalah isoflavon. Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit kronis. Akumulasi radikal bebas berbahaya telah dikaitkan dengan banyak penyakit, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

 

Manfaat tempe

Kaya vitamin

Tempe merupakan sumber vitamin B kompleks serta A, D, E, K. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6, dan B12. Kandungan vitamin B12 pada tempe merupakan kandungan terbesar yang dimiliki sumber nabati. Tempe sangat cocok bagi para vegetarian dan vegan untuk mendapatkan asupan vitamin B12 yang tidak ditemui di sumber nabati lainnya.

Cocok untuk diet

Tempe tinggi akan protein yang bisa menjadi makanan diet. Konsumsi makanan tinggi protein akan membantu tubuh lebih merasa kenyang. Ia juga membantu meningkatkan pembakaran kalori setelah makan.

Manfaat tempe

ilustrasi kedelai/pixabay
ilustrasi kedelai/pixabay

Bantu turunkan kolesterol

Tempe yang terbuat dari kedelai mengandung Isoflavon. Isoflavon kedelai telah dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol. Dibandingkan dengan protein hewani, protein kedelai menurunkan kolesterol LDL sebesar 5,7% dan kolesterol total sebesar 4,4%. Ini juga menurunkan trigliserida sebesar 13,3%.

Sehatkan tulang

Tempe merupakan sumber kalsium yang baik. Mineral ini bertanggung jawab menjaga tulang tetap kuat dan padat. Asupan kalsium yang cukup dapat mencegah perkembangan osteoporosis, suatu kondisi yang berhubungan dengan pengeroposan tulang dan tulang keropos.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya