Liputan6.com, Jakarta Gejala leher kaku sehingga sulit digerakkan disebut juga dengan tortikolis. Secara umum, rasa kaku atau nyeri di leher ini terjadi di area kepala hingga bahu, dan biasanya dialami oleh orang-orang pada usia lanjut.
Kamu harus mengenali gejala leher kaku yang merupakan kondisi serius maupun yang tidak. Jika kamu mengalami leher kaku berkepanjangan, apalagi disertai dengan gejala lain, sebaiknya segera periksakan ke dokter agar mendapatkan pertolongan yang tepat.
Advertisement
Baca Juga
Gejala leher kaku ini perlu diwaspadai karena dapat menandakan seseorang terkena penyakit berbahaya. Walaupun, sebenarnya ada juga gejala leher kaku yang tidak menandakan kondisi yang serius, atau hanya disebabkan ketegangan minor pada jaringan lunak leher.
Berikut Liputan6.com rangkum tentang gejala leher kaku atau tortikolis dari berbagai sumber, Jumat (10/4/2020).
Gejala Leher Kaku yang Bukan Menandakan Kondisi Serius
Gejala leher kaku yang merupakan kondisi tidak terlalu serius biasanya disebabkan oleh ketegangan minor pada jaringan lunak leher. Biasanya hal ini dapat terjadi karena beberapa hal seperti, membawa beban yang berat dan tidak seimbang, tidur dengan posisi yang janggal dan tidak nyaman, postur tubuh yang buruk, hingga menggerakkan leher secara tiba-tiba yang membuat otot dan ligamen leher mengalami cedera.
Kondisi ini juga akan akan menyerang bila kamu kerap kali menggunakan komputer untuk waktu yang lama dengan posisi duduk yang buruk. Selain itu, stres juga dapat memicu ketegangan pada otot yang bermula dari bagian belakang kepala, menjalar ke bagian belakang bahu.
Cara Menangani Leher Kaku yang Bukan Tanda Penyakit Serius
Leher kaku atau tortikolis ini biasanya akan sembuh dalam waktu 24-48 jam, namun bisa juga berlanjut hingga seminggu. Kamu bisa melakukan beberapa cara untuk menanganinya, sebagai berikut:
- Tidur menggunakan bantal yang rendah dengan posisi tidur yang baik.
- Lakukan gerakan leher secara perlahan-lahan, seperti menunduk, mendongak, tengok sisi kanan dan kiri, serta gerakan memutar dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
- Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air dingin pada 2-3 hari pertama kondisi leher kaku. Setelah itu, ganti dengan kompres air hangat.
- Gunakan gel pereda rasa sakit, seperti gel ibuprofen. Penggunaan gel lebih disarankan daripada mengonsumsi obat dalam bentuk tablet. Pakailah sesuai petunjuk penggunaan obat.
Periksakan kondisi kamu ke dokter bila gejala leher kaku tidak kunjung mereda untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
Advertisement
Gejala Leher Kaku yang Merupakan Tanda Penyakit
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala leher kaku atau tortikolis ini dapat menandakan terjadinya penyakit berbahaya. Hal ini biasanya dapat dilihat jika gejala terjadi secara berkepanjangan dan disertai oleh gejala lainnya seperti, demam tinggi, berat badan menurun drastic, menurunnya fungsi koordinasi syaraf, seperti sulit berjalan, hingga buang air terus-menerus.
Berikut beberapa penyakit yang memiliki gejala leher kaku sebagai salah satu tandanya:
Meningitis
Gejala leher kaku atau tortikolis bisa menandakan kamu sedang mengalami meningitis. Penyakit ini merupakan radang pada selaput (meninges) otak dan saraf tulang belakang akibat infeksi virus, jamur dan bakteri.
Beberapa gejala meningitis selain leher kaku adalah, demam secara tiba-tiba, sulit konsentrasi, mual dan muntah, nafsu makan menurun, sensitif terhadap cahaya, dan cepat mengantuk. Segera periksakan kesehatanmu ke dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Gejala Leher Kaku yang Merupakan Tanda Penyakit
Rheumatoid Arthritis
Selain itu, gejala leher kaku juga bisa menjadi tanda bahwa kamu mengalami rheumatoid arthritis. Penyakit ini merupakan peradangan kronis pada sendi kecil yang mengakibatkan penipisan tulang dan perubahan bentuk sendi.
Peradangan terjadi saat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang tubuh, sehingga selain menyerang persendian juga dapat menyerang kulit, mata, paru-paru, dan jantung.
Gejala seseorang mengalami penyakit ini selain kaku pada persendian (termasuk gejala leher kaku), juga mengalami demam, persendian bengkak, hingga kelelahan dan berat badan yang menurun.
Kamu bisa menanganinya dengan berisitirahat yang cukup saat merasakan sakit. Untuk melakukan pengobatan, sebaiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Cervical Spondylosis
Gejala leher kaku juga dapat menyebabkan penyakit Cervical Spondylosis atau masalah osteoartritis yang terjadi di leher, terutama berkaitan dengan ligamen dan bantalan. Kondisi ini umumnya menyerang orang lanjut usia.
Kamu bisa mengenali penyakit ini dengan melihat gejala-gejalanya yang berupa:
- Gejala leher kaku dan nyeri, terkadang ada suara retak atau “klik” pada leher.
- Sakit kepala.
- Kejang pada otot leher.
- Sulit tidur dan merasa kelelahan.
- Sensasi kesemutan dan kelemahan lengan atau kaki.
- Gangguan keseimbangan akibat lengan, tangan, dan kaki melemah.
Cara penanganannya bisa dengan terapi fisik dan penggunaan obat anti peradangan yang diresepkan oleh dokter.
Jika kamu mengalami gejala leher kaku yang tidak kunjung mereda atau disertai dengan gejala lainnya, segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Advertisement