Mengenal Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik Cerpen, Pahami Pengertian dan Ciri-Cirinya

Unsur ekstrinsik cerpen secara tidak langsung memengaruhi isi sebuah karya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 12 Jun 2023, 19:20 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2023, 19:20 WIB
Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik Cerpen
Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik Cerpen. (Photo by Fathromi Ramdlon on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra, tapi secara tidak langsung memengaruhi karya tersebut. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang di dalamnya mengandung unsur ekstrinsik dan intrinsik.

Cerpen adalah kependekan dari cerita pendek, biasanya tidak lebih dari 10 ribu kata. Oleh karena itu, cerpen merupakan cerita yang bisa dibaca dalam kurun waktu singkat, berbeda dengan novel.

Unsur ekstrinsik cerpen secara tidak langsung memengaruhi isi sebuah karya. Biasanya hal ini berkaitan dengan kehidupan pengarang, kondisi sosial saat cerpen diciptakan, hingga berbagai nilai yang ada di dalam cerita.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (18/5/2021) tentang unsur ekstrinsik.

Pengertian Cerpen

Membaca Buku
Ilustrasi Membaca Buku

Sebelum mengenal unsur ekstrinsik cerpen, kamu tentu perlu mengetahui pengertiannya terlebih dahulu. Cerpen adalah kependekan dari cerita pendek. Cerita pendek adalah karya fiksi singkat yang isinya biasanya padat dan langsung kepada inti cerita, serta biasanya ditulis dalam bentuk prosa.

Anekdot, fabel, dongeng, dan perumpamaan adalah contoh tradisi mendongeng lisan yang membantu terbentuknya cerita pendek. Cerpen menggunakan plot, resonansi, dan komponen dinamis lainnya seperti dalam novel, tetapi biasanya pada tingkat yang lebih rendah. Cerita pendek kebanyakan berfokus pada satu kejadian tertentu atau spesifik dan terdiri dari beberapa pemeran karakter.

Cerpen adalah sebuah karya fiksi prosa yang bisa dibaca dalam sekali duduk, biasanya antara 20 menit sampai satu jam. Tidak ada panjang maksimum dari cerpen, tetapi rata-rata panjang cerita pendek adalah seribu hingga 10 ribu kata.

Ada juga yang menyebutkan cerpen adalah karya yang memiliki panjang 1.600 sampai 20 ribu kata. Meskipun penulis dan kritikus memperdebatkan panjang cerita pendek sepanjang sejarah sastra, sebagian besar setuju dengan minimal 1.600 dan maksimal 20.000 kata.

Karya fiksi yang lebih pendek dari 1.000 kata dianggap sebagai fiksi kilat. Sementara karya yang lebih panjang dari 10 ribu kata biasanya disebut novela.

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung memengaruhi struktur dari cerpen. Unsur ekstrinsik pada cerpen meliputi:

- Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi, sosial, moral)

- Latar belakang kehidupan pengarang

- Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan

- Sikap pengarang

- Psikologi pengarang dan pembaca

- Latar belakang pengarang

- Keadaan di lingkungan pengarang

Itulah beberapa unsur ekstrinsik cerpen yang perlu kamu ketahui. Unsur-unsur tersebut biasanya juga dimiliki oleh karya sastra lainnya seperti novel.

Unsur Intrinsik Cerpen

lustrasi Membaca Buku
lustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Lina

Selain unsur ekstrinsik, kamu juga perlu mengenal unsur intrinsik cerpen. Unsur intrinsik merupakan bahan penyusun karya sastra yang bersumber dari karya itu sendiri. Unsur intrinsik harus ada dalam sebuah karya, berbeda dengan unsur ekstrinsik. Jika salah satu unsur tidak dicantumkan, maka tulisan tersebut tidak bisa disebut karya sastra.

Unsur–unsur intrinsik cerpen adalah sebagai berikut:

- Tema. Unsur intrinsik dalam prosa yang pertama adalah tema. Tema merupakan sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa. Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita, karena tema adalah penentu latar belakang dari cerita tersebut.

- Tokoh. Tokoh merupakan unsur intrinsik penting dalam cerpen. Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terdapat di dalam cerita. Selain tokoh, penokohan juga jadi bagian dari unsur intrinsik. Penokohan merupakan penentuan watak atau karakter dari tokoh tersebut. Penokohan ini bisa digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan pandangan saat menyelesaikan suatu masalah.

- Alur. Alur dalam cerpen adalah jalan cerita. Prosa seperti cerpen memiliki alur yang jelas. Alur bisa memiliki tahapan mulai dari perkenalan, penanjakan, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian. Alur yang digunakan oleh penulis ada 2 macam, yaitu alur maju yang menggambarkan cerita urut dari perkenalan tokoh, hingga penyelesaian konflik.

Sedangkan alur mundur adalah alur cerita yang jalan ceritanya tidak runtu. Penulis bisa menceritakan tentang konflik terlebuh dahulu, kemudian menceritakan tentang awal konflik terjadi, dan pengenalan tokoh.

- Latar. Unsur intrinsik lainnya dalam cerpen adalah latar. Unsur ini mengacu pada latur waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita. Latar ini bisa membuat pembaca cerpen lebih paham tentang kapan, dimana dan sedang apa tokoh yang diceritakan.

- Sudut pandang. Unsur intrinsik yang tak kalah penting adalah sudut pandang. Sudut padandang merupakan arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita. Terdapat sudut pandang sebagai orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Ada juga sudut pandang dari penulis yang berasal dari sudut pandang orang yang berada di luar cerita.

- Gaya bahasa. Gaya bahasa dalam unsur intrinsik merupakan ciri khas dari penulis saat menuliskan cerita. Gaya bahasa ini bisa dibedakan dari penggunaan majas, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya. Ada penulis yang menggunakan bahasa bakuada juga yang menggunakan bahasa santai.

- Amanat. Amanat adalah pesan moral yang ditulis oleh penulis cerita, yang bisa dipetik oleh pembacanya, setelah membaca karya tersebut. Amanat atau pesan moral, biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat.

Ciri-Ciri Cerpen

Mengenali unsur ekstrinsik dan intrinsik cerpen saja tentunya belum lengkap dalam mempelajari cerpen secara keseluruhan. Kamu juga perlu mengenali ciri-cirinya, yaitu:

- Alur sederhana. Cerita pendek tidak memiliki alur cerita yang rumit. Kejadian, alur dan penempatan cerita umumnya hanya satu. Cerita pendek modern hanya sedikit mengandung alur. Plot tunggal yang mudah diisi adalah salah satu ciri khas cerita pendek dan membantu membentuk karakteristik lainnya.

- Penokohan terbatas. Cerpen juga biasanya hanya memiliki jumlah tokoh yang terbatas serta waktu penceritaan yang singkat.

- Setting padat dan jelas. Paragraf pembuka cerita pendek harus dengan cepat menggambarkan latar cerita. Pembaca harus tahu kapan dan di mana cerita itu berlangsung.

- Bagian akhir. Bagian akhir dari cerita pendek merupakan penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang telah terjadi di dalam cerita serta penyampaian pesan moral.

- Panjang cerita. Seperti dijelaskan sebelumnya, panjang cerpen tidak lebih dari 10 kata. Cerpen dapat dibaca dengan sekali duduk.

- Gaya bahasa sederhana. Pada cerpen, diksi dan gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu rumit. Ini membuat cerpen lebih mudah dan cepat dipahami pembaca.

- Pesan moral. Di akhir cerpen, biasanya akan ditemukan pesan moral yang terkandung. Pesan moral ini bisa berupa pesan tersurat maupun tersirat.

- Subjek. Cerita pendek biasanya berfokus pada satu subjek atau tema. Subjek atau tema bisa berkisar dari sesuatu yang biasa-biasa saja seperti tugas sehari-hari atau yang mendebarkan seperti dongeng hantu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya