12 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Gula, Waspadai Dampaknya Bagi Kesehatan

Gula menjadi bagian tak terpisahkan dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 17 Jun 2023, 08:10 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 08:10 WIB
Ilustrasi permen atau gula-gula
Ilustrasi gula (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Gula menjadi bagian tak terpisahkan dalam pola makan. Gula yang diserap ke dalam darah bertindak sebagai sumber bahan bakar untuk jaringan di dalam tubuh, termasuk otak. Meski gula penting untuk metabolisme tubuh, mengonsumsinya berlebihan dapat berdampak buruk.

Gula hadir dalam berbagai bentuk makanan dan minuman. Mulai dari minuman, camilan, hingga makanan berat, gula selalu hadir. Tak jarang, konsumsi gula menjadi berlebihan. Padahal asupan gula berlebihan bisa menimbulkan berbagai penyakit termasuk obesitas, diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Gula hampir selalu ditemui pada produk makanan dan minuman olahan. Gula yang ditambahkan ke makanan olahan jauh lebih buruk daripada gula alami di seluruh makanan seperti buah-buahan dan sayuran.

Saat banyak mengonsumsi gula, tubuh menunjukkan tanda-tanda tertentu. Seseorang mungkin akan mendapati perubahan pada sistem metabolisme dan keseluruan kesehatannya. Berikut 10 tanda terlalu banyak konsumsi gula, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(6/11/2019).

Masalah pencernaan

Ilustrasi BAB (iStock)
Ilustrasi BAB (iStock)

BAB tidak teratur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gula bisa mengurangi keanekaragaman bakteri sehat dalam usus hanya dalam waktu seminggu. Ini bisa memperlambat sistem pencernaan. Makanan yang tinggi serat secara alami memiliki dampak positif. Orang yang konsumsi gulanya berlebihan umumnya tidak makan banyak serat.

Kembung

Makanan asin diketahui menyebabkan kembung, tetapi makanan yang tinggi gula juga dapat menyebabkan hal serupa. Penting juga untuk dicatat bahwa jika Anda memiliki sensitivitas terhadap gula seperti fruktosa (gula dalam buah) dan laktosa (dalam susu), perut akan mengalami kembung dan gejala iritasi pencernaan.

Perubahan kulit

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Jerawat di area rahang dan mulut

Sementara para ahli mengatakan bahwa jerawat parah tidak ada hubungannya dengan makanan bagi sebagian orang, beberapa studi telah menghubungkan jerawat dengan konsumsi terlalu banyak makanan manis. Gula meningkatkan produksi hormon terutama androgen yang terkait dengan jerawat hormon peradangan. Jerawat ini biasanya muncul di sekitar rahang dan mulut.

Kulit cepat keriput

Makanan tinggi gula telah terbukti mempercepat penuaan kulit. Ini karena terlalu banyak gula makanan bereaksi dengan protein dalam aliran darah dan membentuk produk akhir glikasi lanjut (AGEs). AGEs ini merusak protein struktural dalam kolagen kulit dan elastin. Makanan tinggi gula dapat membuat kulit lebih cepat keriput dan terlihat lebih tua.

Perubahan psikologis

stres
Ilustrasi mood (iStockphoto/hobo_018)

Moody dan mudah tersinggung

Beberapa studi mengaitkan gula dengan gangguan mood seperti depresi. Selain perubahan gula darah, gula dapat mengacaukan neurotransmiter di otak yang mengatur suasana hati.

Susah tidur malam

Mengonsumsi makanan manis yang terlalu dekat dengan waktu tidur dapat memicu susah tidur, setidaknya dalam jangka pendek. Bahkan jika bisa tertidur, tidur tidak akan nyenyak. Anda mungkin tidak bangun dengan perasaan baik, karena gula darah turun pada malam hari.

Gangguan kesehatan tulang

Ilustrasi dokter gigi (iStockphoto)
Ilustrasi gigi (iStockphoto)

Gigi terus berlubang

Gula adalah penyebab utama di balik kerusakan gigi. Ketika gula menempel di gigi, ia memberi makan bakteri plak yang sudah ada secara alami di sana. Ini dapat mengikis enamel gigi. Kombinasi terburuk penyebab gigi berlubang adalah gula dan asam karena keduanya merusak enamel gigi. Kombinasi ini biasa ditemui pada soda dan minuman energi.

Nyeri sendi

Beberapa penelitian secara teratur mengaitkan minuman bergula dengan rheumatoid arthritis pada wanita, mungkin karena peradangan. Penelitian lain menemukan bahwa orang yang minum lima atau lebih minuman manis dalam seminggu lebih mungkin menderita radang sendi.

Masalah berat badan

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Selalu lapar

Gula tidak mengandung serat atau protein, makanan ini tidak dapat memberi rasa kenyang. Ini karena gula menyebabkan gula darah naik dan cepat turun, sehingga tubuh merasa lebih lapar dan membutuhkan lebih banyak gula lagi. Pastikan menyeimbangkan pola makan dengan nutrisi lain. Makanan dengan serat, lemak sehat, dan protein tanpa lemak membuat tubuh lebih kenyang.

Susah menurunkan berat badan

Penambahan berat badan, tentu saja terjadi ketika makan terlalu banyak. Makanan dengan banyak gula putih, tidak dapat memberi rasa kanyang sehingga Anda cenderung makan lebih banyak kalori. Mengonsumsi makanan ini dalam jumlah banyak mungkin akan menghilangkan rasa lapar, namun hanya sementara waktu.

Perubahan sistem tubuh

Ilustrasi Hipertensi, Tekanan Darah, Tekanan Darah Tinggi (iStockphoto)
Perubahan sistem tubuh (Ilustrasi/iStockphoto)

Tekanan darah naik

Gula lebih buruk untuk tekanan darah daripada garam. Beberapa minggu dengan pola makan tinggi sukrosa, dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Studi British Journal of Nutrition lainnya menemukan bahwa untuk setiap minuman yang dimaniskan dengan gula, risiko terkena hipertensi meningkat delapan persen.

Buah-buahan tidak terasa manis

Terlalu sering makan gula termasuk menambahkan gula atau bahkan pengganti gula ke makanan tertentu dapat mengubah penfsiran rasa manis. Misalnya apel sudah memiliki rasa manis alami, tapi ketika terbiasa menambahkan gula di atasnya, penafsiran rasa manis akan berubah. Ini membuat apel akan terasa kurang manis tanpa tambahan gula. Mengurangi gula tambahan dan pemanis buatan bisa membantu mengembalikan penafsiran tubuh untuk menikmati rasa manis alami dari buah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya