Apa Itu Portofolio? Pahami Isi, Tipe dan Cara Membuatnya dalam Bidang Keuangan

Portofolio adalah kumpulan investasi yang dimiliki oleh individu, perusahaan, atau lembaga.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 07 Jun 2023, 13:10 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 13:10 WIB
Seputar Portofolio
Ilustrasi Portofolio Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Liputan6.com, Jakarta Apa itu portofolio dalam bidang keuangan? Portofolio adalah kumpulan investasi atau aset keuangan yang dimiliki oleh individu, perusahaan, atau lembaga.

Hal ini mencakup berbagai jenis instrumen investasi seperti saham, obligasi, reksa dana, properti, mata uang, dan instrumen keuangan lainnya. Tujuan dari membentuk portofolio adalah untuk mencapai pertumbuhan nilai investasi yang optimal, mengurangi risiko melalui diversifikasi, dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

Apa itu portofolio dalam konteks keuangan? Portofolio dapat menjadi kombinasi yang seimbang antara berbagai jenis investasi yang berbeda, dengan tujuan mencapai tingkat pengembalian yang diinginkan, mengurangi risiko secara keseluruhan, dan mengelola eksposur terhadap fluktuasi pasar. 

Apa itu portofolio? Perlu dipahami bahwa di saat Anda memiliki portofolio yang terdiversifikasi, investor dapat mengurangi risiko investasi dengan menyebar risiko di berbagai instrumen dan kelas aset, yang memiliki karakteristik dan kinerja yang berbeda. Misalnya, jika nilai saham turun, obligasi dalam portofolio mungkin akan memberikan stabilitas atau bahkan keuntungan. 

Manajemen portofolio juga melibatkan pemilihan, alokasi, dan pemantauan investasi dalam portofolio untuk mencapai tujuan keuangan yang ditetapkan. Berikut ini cara membuat portofolio dalam bidang keuangan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (7/6/2023). 

Pentingnya Portofolio

Pentingnya dokumen portofolio
Ilustrasi Melihat Portofolio Credit: pexels.com/Sora

Diversifikasi Risiko

Salah satu manfaat utama memiliki portofolio adalah diversifikasi risiko. Dengan memiliki berbagai jenis aset dalam portofolio, Anda dapat mengurangi risiko terkait dengan fluktuasi harga dan performa pasar. Ketika nilai beberapa aset turun, aset lainnya mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat nilainya. Dengan demikian, diversifikasi memungkinkan Anda untuk melindungi nilai investasi Anda dari kerugian yang berlebihan, jika satu aset mengalami penurunan nilai.

Potensi Keuntungan yang Lebih Besar

Portofolio yang terdiversifikasi juga memberikan potensi keuntungan yang lebih besar. Setiap jenis aset memiliki karakteristik dan potensi pertumbuhan yang berbeda. Dengan mengalokasikan dana Anda ke berbagai jenis investasi, Anda dapat memanfaatkan peluang pertumbuhan dan keuntungan, yang mungkin terjadi di berbagai sektor atau kelas aset. Ini dapat membantu meningkatkan imbal hasil portofolio dalam jangka panjang.

Perlindungan terhadap Ketidakpastian

Portofolio yang dibangun dengan baik, dapat memberikan perlindungan terhadap ketidakpastian ekonomi dan pasar. Ketika situasi pasar tidak menentu atau terjadi gejolak ekonomi, portofolio yang terdiversifikasi dapat membantu Anda mengatasi risiko yang terkait dengan fluktuasi pasar tertentu. Beberapa aset mungkin tahan terhadap ketidakstabilan pasar, dan tetap memberikan imbal hasil yang lebih baik dalam kondisi yang sulit.

Pencapaian Tujuan Keuangan

Portofolio yang baik membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Tujuan keuangan dapat beragam, seperti membeli rumah, pensiun yang nyaman, pendidikan anak, atau kebebasan finansial. Dengan membangun dan mengelola apa itu portofolio yang sesuai dengan tujuan, Anda dapat memanfaatkan pertumbuhan investasi dan penghasilan pasif untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengelolaan Risiko

Portofolio yang terdiversifikasi membantu dalam pengelolaan risiko secara efektif. Risiko investasi adalah bagian tak terhindarkan dari aktivitas investasi, tetapi dengan menyebar risiko di antara berbagai aset, Anda dapat mengurangi risiko yang terkait dengan peristiwa tak terduga atau perubahan pasar yang signifikan. Ini membantu melindungi nilai investasi Anda, dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi akibat kejadian yang tidak terduga.

Isi

Portofolio
Ilustrasi Memilih Dokumen Portfolio Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

1. Saham

Saham adalah instrumen investasi yang mewakili kepemilikan dalam perusahaan. Portofolio dapat mencakup saham dari berbagai perusahaan, yang berbeda sektor industri. Saham memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan melalui dividen, dan juga dapat memberikan keuntungan modal melalui kenaikan harga saham. Investor dapat memilih saham dari perusahaan yang mapan dan stabil, maupun dari perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi.

2. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah, perusahaan, atau lembaga lainnya. Obligasi memberikan pemiliknya pendapatan tetap dalam bentuk bunga dan pengembalian pokok pada saat jatuh tempo. Obligasi dapat memiliki tingkat risiko yang berbeda, tergantung pada kualitas kredit penerbit dan jangka waktu investasi. Obligasi pemerintah dianggap memiliki risiko yang lebih rendah daripada obligasi perusahaan.

3. Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah investasi yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor, dan mengelolanya secara kolektif. Apa itu portofolio dapat mencakup reksa dana yang berinvestasi dalam berbagai aset seperti saham, obligasi, atau campuran keduanya. Keuntungan dari investasi dalam reksa dana adalah diversifikasi yang lebih luas dan pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi profesional.

4. Real Estate

Properti fisik seperti tanah, rumah, atau bangunan komersial juga dapat menjadi bagian dari portofolio. Investasi dalam real estate dapat memberikan pendapatan pasif, melalui penyewaan properti atau dapat digunakan sebagai investasi jangka panjang yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan melalui peningkatan nilai properti.

5. Instrumen Derivatif

Instrumen derivatif seperti opsi, futures, atau kontrak berjangka dapat digunakan untuk mengelola risiko, atau melakukan spekulasi terhadap pergerakan harga aset dasar. Instrumen derivatif dapat memberikan fleksibilitas dalam strategi investasi dan perlindungan terhadap fluktuasi pasar.

Tipe

Ilustrasi kerja
Terapkan 4 cara ini supaya portofolio Anda dilirik saat melamar pekerjaan

Portofolio Konservatif

Portofolio konservatif ditujukan untuk investor dengan profil risiko rendah, yang mencari keamanan dan stabilitas dalam investasi mereka. Tujuan utama dari portofolio ini adalah melindungi modal dan menghasilkan pendapatan yang konsisten.

Biasanya, portofolio ini akan terdiri dari sebagian besar aset yang relatif stabil dan memiliki risiko rendah, seperti obligasi pemerintah atau perusahaan yang dikelasifikasikan dengan peringkat kredit tinggi. Saham yang termasuk dalam portofolio konservatif, mungkin hanya melibatkan saham perusahaan yang mapan dan stabil. Investasi dalam reksa dana pasar uang dan instrumen pendapatan tetap juga dapat menjadi komponen portofolio konservatif.

Portofolio Agresif

Portofolio agresif lebih cocok untuk investor, dengan profil risiko tinggi yang bersedia menerima fluktuasi harga yang signifikan, dan memiliki tujuan jangka panjang untuk pertumbuhan modal yang tinggi. Portofolio ini cenderung memiliki proporsi yang lebih tinggi dari aset berisiko, terutama saham dari perusahaan yang berpotensi memiliki pertumbuhan tinggi atau perusahaan yang beroperasi di sektor yang inovatif dan berkembang pesat.

Portofolio agresif juga dapat mencakup instrumen derivatif, yang memberikan eksposur lebih tinggi terhadap fluktuasi pasar. Investor dalam portofolio agresif harus memiliki toleransi risiko yang tinggi dan siap menghadapi volatilitas pasar yang lebih besar.

Portofolio Seimbang

Portofolio seimbang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan modal dan perlindungan risiko. Tujuan utamanya adalah memperoleh pertumbuhan yang stabil, sambil mengurangi fluktuasi pasar yang berlebihan. Portofolio ini mencakup kombinasi aset berisiko seperti saham dengan aset yang lebih stabil seperti obligasi.

Proporsi antara aset berisiko dan aset stabil dalam portofolio dapat disesuaikan berdasarkan profil risiko individu. Misalnya, portofolio seimbang mungkin memiliki alokasi 60% saham dan 40% obligasi. Pendekatan ini memberikan kesempatan pertumbuhan melalui saham sambil memberikan perlindungan melalui obligasi.

Cara Membuat

  1. Pertama-tama, tentukan dengan jelas tujuan investasi Anda. Apakah Anda ingin mencapai pertumbuhan modal jangka panjang, menciptakan pendapatan pasif, mengamankan dana pensiun, atau mencapai tujuan keuangan lainnya? Menentukan tujuan yang spesifik akan membantu Anda mengarahkan keputusan investasi Anda.
  2. Kenali profil risiko dengan mempertimbangkan seberapa nyaman Anda dengan fluktuasi nilai investasi, dan tingkat risiko yang bersedia Anda hadapi. Investor dengan profil risiko konservatif akan cenderung memilih aset yang lebih stabil dan berisiko rendah, seperti obligasi atau reksa dana pasar uang.
  3. Setelah menentukan tujuan dan profil risiko Anda, langkah selanjutnya adalah menentukan alokasi aset yang sesuai. Ini melibatkan menentukan persentase dana yang akan dialokasikan ke setiap kelas aset dalam portofolio Anda. Alokasi aset dapat mencakup saham, obligasi, reksa dana, properti, komoditas, mata uang asing, atau investasi alternatif.
  4. Prinsip diversifikasi sangat penting dalam membentuk portofolio yang sehat. Diversifikasi melibatkan penyebaran dana ke berbagai instrumen dan kelas aset, yang berbeda untuk mengurangi risiko spesifik yang terkait dengan satu aset atau satu sektor industri.
  5. Setelah menentukan alokasi aset, langkah berikutnya adalah melakukan riset dan memilih aset individual dalam setiap kelas aset. Misalnya, jika Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam saham, lakukan analisis fundamental dan teknis untuk memilih saham-saham yang memiliki potensi pertumbuhan yang baik, kinerja yang kuat, dan manajemen yang solid.
  6. Saat membuat penyesuaian atau melakukan transaksi dalam apa itu portofolio, penting untuk melakukan rekonsiliasi portofolio secara teratur. Pastikan bahwa alokasi aset dan jumlah saham atau obligasi yang Anda miliki sesuai dengan catatan Anda.
  7. Selama proses pembentukan dan pengelolaan portofolio, penting untuk mempertimbangkan manajemen risiko. Pertimbangkan penggunaan instrumen perlindungan seperti opsi atau diversifikasi ke dalam aset yang memiliki tingkat risiko yang berbeda. 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya