Liputan6.com, Jakarta Gocap berapa? Disadari atau tidak ternyata Bahasa Hokkien sudah melekat dan banyak dipakai dalam keseharian di tanah air. Istilah yang cukup umum dipakai ini, adalah penyebutan nominal uang. Misalnya saja gocap, goceng, cepek, hingga seceng.Â
Gocap berapa? Secara sederhana, sebenarnya artinya gocap adalah lima puluh (50), cepek adalah seratus (100), dan gopek untuk lima ratus (500). Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemdikbud, gocap adalah 50.Â
Gocap berapa? Perlu Anda ketahui, gocap adalah bahasa Hokkien yang digunakan untuk menyebut Rp 50.000 seperti goban. Hal ini karena bahasa Mandarin yang merupakan asalnya dari Provinsi Fujian di Cina Mainland ini, secara tidak langsung disebarkan sejak zaman dulu kala, ketika banyak warga Tiongkok yang tinggal menyebar di Indonesia.Â
Advertisement
Berikut ini ari gocap yang Liputan6.com rangkum dari berbagi sumber, Rabu (14/6/2023).Â
Asal Mula Istilah Gocap
Gocap berapa? Istilah gocap serta asal usulnya berasal dari bahasa Mandarin dialek Hokkien, yang banyak dibawa oleh kaum Tionghoa ke Indonesia. Mayoritas pendatang (leluhur kita) dari Tiongkok ke Indonesia adalah berasal dari propinsi Fujian dan sekitarnya. Di wilayah tersebut gocap, cepek, gopek, seceng, goceng, ceban, goban, tiao, dan selanjutnya digunakan juga untuk menyatakan bilangan dan jumlah.
Perkembangan istilah-istilah tersebut tidak lain karena kerap digunakan saat transaksi perdagangan. Orang Tionghoa yang sukses menjadi pedagang, dan dekat dengan kehidupan masyarakat berbagai kelas sehingga istilah tersebut mudah tersebar. Tak heran kemudian menjaidkan bahasa tersebut makin terkenal, dan bukan hanya digunakan oleh kalangan Tionghoa saja.
Selain gocap, banyak pula istilah lain yang merujuk pada nominal jumlah uang, seperti cepek, gopek, seceng, goceng, secang, goban, tiao, dan sebagainya. Masing-masing unsur suku kata mewakili jumlah nominal tertentu. Misalnya, go sama dengan lima, dan cap sama dengan 10. Jadi, gocap sama dengan lima puluh. Jika pek sama dengan nilai ratusan, gopek sama dengan lima ratus.Â
Advertisement
Bilangan dalam Bahasa Hokkien
- Satuan
- 1: it
- 2: ji/no
- 3: sa
- 4: si
- 5: go
- 6: lak
- 7: cit
- 8: pek
- 9: kau
Puluhan
- 10: cap
- 11: cap it
- 12: cap ji
- 13: cap sa
- 14: cap si
- 15: cap go
- 16: cap lak
- 17: cap cit
- 18: cap pek
- 19: cap kau
- 20: ji cap
- 21: ji cap it
- 22: ji cap ji
- 23: ji cap sa
- 24: Ji cap si
- 25: ji go
- 50: go cap
- 60: lak cap
- 70: cit cap
- 80: pek cap
- 90: kau cap
Ratusan
- 100: cepek
- 150: pek go
- 200: no pek
- 250: no pek go
- 300: sa pek
- 400: si pek
- 500: go pek
- 600: lak pek
- 700: cit pek
- 800: pek pa tun
- 900: kau pek
Ribuan
- 1.000: seceng
- 1.500: ceng go
- 2.000: no ceng
- 2.500: no ceng go
- 3.000: sa ceng
- 4.000: si ceng
- 5.000: go ceng
- 6.000: lak ceng
- 7.000: cit ceng
- 8.000: pek ceng
- 9.000: kau ceng
- 10.000: ceban
Suku Tionghoa di Indonesia
1. Hokkian
Suku Hokkian merupakan penduduk asal Provinsi Fujian, yang terletak pada bagian tenggara-selatan Tiongkok. Perantau yang tinggal di berbagai negara, termasuk Asia Tenggara ini mayoritas populasinya berada di Indonesia. Sebenarnya, bahasa Hokkian yang dikenal ialah Minnan Selatan yang termasuk bagian dari bahasa Han. Di Provinsi Fujian (Hokkian), Taiwan, Guangdong utara, dan Asia Tenggara, dialek yang satu ini digunakan secara luas. Bahkan, di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 50 juta penutur bahasa Hokkian secara total.
2. Hakka
Salah satu kelompok Tionghoa Han terbesar di Tiongkok adalah suku Hakka. Seperti nama sukunya, bahasa yang dipakai adalah bahasa Hakka atau dikenal sebagai bahasa Khek di Indonesia. Dialek Hakka yang berbeda juga dimiliki oleh masing-masing daerah ini, tergantung bagian gunung yang ditinggali dan provinsinya. Saat ini, bahasa Hakka/Khek juga menjadi salah satu dari tujuh bahasa utama di China. Daripada bahasa Tionghoa lain, bahasa Hakka punya kekerabatan lebih dekat terhadap bahasa Mandarin. Sebab itulah, mereka masih mempertahankan bahasa dan kebudayaan meski telah pindah dan menetap di berbagai daerah lainnya.
3. Kanton
Penduduk Guangzhou, ibukota Provinsi Guangdong, menjadi asal dari suku Kanton. Di sana juga merupakan kota terbesar di bagian selatan Tiongkok. Banyak penduduknya berpendidikan tinggi dan terkenal dengan teknik pengobatan tradisional yang manjur. Di Indonesia, bahasa Kanton sering disebut sebagai bahasa Konghu, yakni salah satu dari dialek Tionghoa yang dituturkan di daerah barat daya Tiongkok (Guangdong), Hong Kong, Macau, serta masyarakat keturunan Tionghoa di Asia Tenggara.
Â
Advertisement