Liputan6.com, Jakarta Puasa syawal berapa hari? Perlu diketahui bahwa setelah kita menyelesaikan puasa Ramadhan kemudian merayakan Idul fitri, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan puasa Syawal. Sebab puasa Syawal memiliki keutamaan yang sangat luar biasa.
Puasa syawal berapa hari berdasarkan anjuran sunnah adalah 6 hari. Jika kita dapat melaksanakan puasa Syawal berapa hari hingga sebanyak 6 hari, kita dapat memperoleh pahala puasa seperti puasa selama setahun penuh, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian ia ikuti dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan mendapat pahala seperti puasa setahun penuh.” (HR Muslim).
Advertisement
Baca Juga
Puasa syawal berapa hari, jika sesuai anjuran sunnah adalah 6 hari. Namun bagaimana jika kita tidak bisa menggenapi puasa syawal hingga enam hari, bagaimana hukumnya? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (16/6/2023).
Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, puasa syawal berapa hari jika sesuai anjuran sunnah adalah 6 hari. Adapun tata cara melaksanakan puasa syawal sama seperti tata cara puasa Ramadhan, yakni dengan berniat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dari imsak hingga maghrib.
Hal yang membedakan puasa Syawal dengan puasa Ramadhan adalah niatnya. Anda dapat menyatakan niat untuk berpuasa Syawal baik pada malam hari maupun siang hari. Mengucapkan niat pada siang hari hanya diperbolehkan dalam puasa sunnah, dan itu pun hanya berlaku jika Anda belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak subuh atau imsak.
Berikut ini lafal niat puasa Syawal 6 hari, yang harus dibaca pada malam harinya,
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Sedangkan bagi Anda yang belum makan dan minum, serta melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, lalu ingin mengerjakan puasa sunnah di bulan Syawal, berikut bacaan niatnya,
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Advertisement
Ketentuan Puasa Syawal
Puasa Syawal berapa hari, jika berdasarkan anjuran sunnah adalah 6 hari. Puasa sunnah ini harus dilakukan berdasarkan ketentuan tertentu, dengan kata lain ada ketentuan waktu dan cara melaksanakannya. Adapun ketentuan puasa syawal adalah berikut:
1. Tidak harus Berturut-turut
Puasa Syawal berapa hari, jika berdasarkan ketentuan sunnah adalah 6 hari. Keutamaan puasa syawal akan didapatkan dengan menggenapi puasa syawal selama 6 hari. Puasa 6 hari di bulan Syawal ini sebaiknya dilakukan secara berturut-turut, namun boleh juga tidak.
2. Diutamakan dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri
Puasa Syawal diutamakan dikerjakan sehari setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Meski demikian, tidak masalah jika diakhirkan selama masih berada di bulan Syawal.
Puasa enam hari di bulan Syawal tidak berlaku jika dilakukan pada bulan lain. Lebih baik menjalankan puasa Syawal sehari setelah Hari Raya Idulfitri. Namun, tidak masalah jika dilaksanakan di hari lain selama masih berada dalam bulan Syawal. Mempercepat pelaksanaan puasa Syawal pada hari kedua bulan Syawal menunjukkan niat yang baik dalam bersegera untuk berbuat kebaikan dan meraih keutamaan puasa Syawal.
3. Puasa qadha terlebih dahulu
Jika seorang muslim memiliki puasa Ramadhan yang batal, maka dianjurkan untuk mendahulukan puasa qadha terlebih dahulu daripada puasa Syawal. Dengan melakukan ini, waktu untuk menjalankan puasa Syawal dapat dilaksanakan, sehingga dapat meraih keutamaan puasa Syawal setelah menyelesaikan puasa Ramadhan. Mengganti puasa Ramadhan memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada puasa enam hari di bulan Syawal, karena puasa Ramadhan adalah puasa wajib.
Lalu bagaimana jika puasa Syawal tidak genap 6 hari?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, puasa Syawal berapa hari jika berdasarkan anjuran sunnah adalah 6 hari. Lalu bagaimana jika kita tidak bisa menggenapi puasa syawal menjadi enam hari?
Ada perbedaan di antara para ulama mengenai hal ini. Menurut Imam Malik dalam Syarh Al Kharsyi, puasa Syawal dapat diganti di bulan lain. Istilah 'Syawal' dalam syariat tidak mengimplikasikan keterbatasan, melainkan sebagai upaya yang lebih ringan.
Oleh karena itu, jika seseorang ingin melanjutkan puasa Syawal di bulan Zulkaidah, hal tersebut diperbolehkan. Mereka juga tetap akan memperoleh keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal. Dalam konteks ini, hukum puasa Syawal yang tidak mencapai enam hari dapat dilanjutkan di bulan Zulkaidah, dan seorang Muslim masih akan mendapatkan keutamaannya.
Sementara itu menurut ulama Mazhab Syafi'i, seseorang tidak diwajibkan menyelesaikan ibadah sunnah kecuali dalam kasus umrah. Saat melakukan puasa sunah, seseorang diperbolehkan menghentikan ibadahnya di tengah jalan. Namun, sangat disarankan untuk menyelesaikannya hingga selesai karena ini dianggap sebagai penyempurna ibadah. Jika puasa sunah dihentikan karena ada alasan yang sah, maka tidak dianggap sebagai perbuatan yang makruh. Bahkan, dalam beberapa keadaan tertentu seperti menghibur tamu yang sedang makan, dianggap dianjurkan untuk menghentikan puasa sunah.
Sedangkan menurut ulama Mazhab Hambali, puasa Syawal tidak bisa dijalankan di bulan lain. Karena itu, meski berusaha menggenapkan puasa Syawal dengan melaksanakan di bulan lain, keutamaannya tidak akan didapatkan. Jadi, menurut Mazhab Hambali, hukum puasa Syawal tidak genap 6 hari tidak bisa dilanjutkan di bulan lain, sehingga seorang muslim jadi tidak mendapatkan keutamaannya.
Dari serangkaian penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa ada perbedaan pendapat diantara para ulama, bahwa puasa Syawal dapat dilanjutkan di bulan lain. Meski demikian, selain ibadah umrah, setiap ibadah sunnah termasuk puasa Syawal boleh untuk tidak dilanjutkan. Hanya saja, tidak menggenapi puasa Syawal menjadi 6 hari, tidak akan membuat seseorang mendapatkan keutamaannya. Meski demikian, puasa di bulan Syawal yang telah dijalankan, insyaallah, akan tetap mendapatkan pahala.
Advertisement
Keutamaan Puasa Syawal
Puasa Syawal memiliki keutamaan besar bagi umat Muslim. Dalam puasa ini, mereka akan mendapatkan pahala berlipat ganda, setara dengan puasa selama satu tahun. Meskipun puasa Syawal hanya dilakukan selama enam hari, Allah SWT memberikan ganjaran seperti puasa selama 12 bulan.
Hal ini dijelaskan dalam hadis Muslim yang menyatakan bahwa jika seseorang menjalankan puasa Ramadhan dan melanjutkannya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka dia akan mendapatkan pahala seperti puasa selama satu tahun.
"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun." (HR. Muslim)
Para ulama mazhab Syafi'i umumnya sepakat bahwa puasa Syawal sebaiknya dilakukan secara berturut-turut, dimulai sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Namun, jika puasa Syawal tidak dilakukan secara berurutan atau ditunda hingga akhir bulan Syawal, seseorang tetap akan mendapatkan keutamaan puasa Syawal setelah puasa Ramadhan.
Ada juga pendapat dari Syaikh Muhammad bin Rasyid Al Ghofilin yang menyatakan bahwa yang lebih utama adalah memulai puasa Syawal sehari setelah Idul Fitri. Namun, tidak masalah jika puasa Syawal tidak dilakukan pada awal bulan Syawal, dengan mempertimbangkan kepentingan yang lebih besar.
Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa puasa Syawal berapa hari, jika berdasarkan anjuran sunnah adalah 6 hari. Selain itu, menggenapi puasa Syawal menjadi 6 hari setelah menyempurnakan puasa Ramadhan dapat memberikan keutamaan berupa pahala seperti puasa setahun penuh. Akan tetapi jika tidak dapat menggenapi puasa Syawal menjadi 6 hari, tetap mendapatkan pahala untuk puasa sunnah yang telah dikerjakan, insyaallah.