Akibat Utama Erosi Tanah adalah Kerusakan Lingkungan, Ini Langkah Pencegahan

Akibat utama erosi tanah adalah kerusakan lingkungan seperti berkurangnya kesuburan.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 03 Jul 2023, 17:50 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 17:50 WIB
Di Sri Lanka, para nelayan menderita karena erosi laut menghancurkan rumah dan pantai
Puluhan juta orang di Asia Selatan, yang merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia, tinggal di sepanjang garis pantai dan rentan terhadap peristiwa cuaca ekstrem. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Liputan6.com, Jakarta Erosi tanah adalah proses yang terjadi ketika lapisan permukaan tanah mengalami pengikisan dan pengangkutan. Akibat utama erosi tanah adalah kerusakan lingkungan seperti berkurangnya kesuburan.

Salah satu bentuk erosi tanah yang umum adalah erosi air, yakni pengikisan tanah yang disebabkan oleh aliran air. Hal ini terjadi ketika aliran mengangkut partikel-partikel tanah dan mengikis lapisan permukaan.

Hal ini terutama terjadi di daerah dengan kemiringan curam, tanah yang tidak terlindungi oleh vegetasi, atau sistem drainase yang buruk. Akibat utama erosi tanah adalah kerusakan struktur tanah, merusak ekosistem sungai, dan mencemari sumber air.

Selain itu, erosi tanah juga dapat disebabkan oleh angin yang kencang. Angin dapat menggerus dan memindahkan partikel-partikel tanah yang halus dari permukaan tanah. Akibat utama erosi tanah adalah hilangnya lapisan tanah subur, degradasi lahan, dan penurunan produktivitas pertanian.

Untuk memahami lebih dalam akibat utama erosi tanah adalah apa saja, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (3/6/2023).

Akibat Utama Erosi Tanah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, erosi tanah adalah sebuah proses pengikisan tanah akibat dari berbagai macam faktor. Akibat utama erosi tanah adalah kerusakan lingkungan. Yang dimaksud dari kerusakan lingkungan ini dapat hadir dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut:

1. Berkurangnya Kesuburan

Akibat utama erosi tanah adalah pengikisan lapisan tanah yang subur yang mengandung unsur hara penting. Tanah subur ini diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan keberlanjutan ekosistem. Hilangnya bagian tanah yang subur akibat erosi tanah dapat mengurangi produktivitas pertanian, mempengaruhi hasil panen, dan menghambat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan global.

2. Pencemaran Sumber Air

Akibat utama dari erosi tanah adalah pencemaran air. Ini terjadi ketika partikel-partikel tanah yang terbawa oleh aliran air akibat erosi dapat mencemari sumber air seperti sungai, danau, dan waduk. Pencemaran ini dapat merusak ekosistem air, mengganggu kehidupan organisme air, dan mengurangi kualitas air yang digunakan untuk keperluan manusia seperti minum, mandi, atau irigasi pertanian.

3. Penurunan Ketersediaan Air

Akibat utama erosi tanah adalah penurunan ketersediaan air. Ini terjadoi ketika erosi tanah mengurangi kemampuan tanah untuk menahan dan menyimpan air. Tanah yang mengalami erosi cenderung menjadi lebih kering dan kehilangan kemampuan drainase yang efisien. Hal ini dapat menyebabkan penurunan ketersediaan air bagi tumbuhan, manusia, dan hewan yang bergantung pada sumber daya air yang cukup.

4. Kerusakan Habitat

Akibat utama erosi tanah adalah kerusakan habitat. Erosi tanah dapat menghancurkan habitat alami dan mengurangi keanekaragaman hayati. Lapisan tanah yang subur dan beragam mendukung pertumbuhan berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Hilangnya lapisan tanah tersebut akibat erosi dapat mengganggu populasi organisme yang bergantung pada tanah tersebut, menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati, dan merusak ekosistem yang kompleks.

5. Kerugian Ekonomi

Akibat utama erosi tanah adalah kerugian secara ekonomi. Ini terjadi ketika erosi tanah mengurai kesuburan tanah dan penurunan produktivitas pertanian dapat berdampak pada petani dan sektor pertanian secara keseluruhan. Selain itu, erosi tanah juga dapat merusak infrastruktur seperti jalan, saluran irigasi, dan bangunan, yang memerlukan biaya tinggi untuk perbaikan dan pemulihan.

Penting untuk menerapkan praktik konservasi yang tepat untuk mengurangi erosi tanah dan melindungi lingkungan. Praktik ini termasuk pengelolaan vegetasi, penanaman penutup tanah, teknik pertanian berkelanjutan, serta konstruksi yang mempertimbangkan faktor erosi.

Apa penyebab erosi tanah?

Turap Rumah Makan di Jagakarsa Longsor
Alat berat mengeruk beton turap saluran air yang longsor di kawasan Jagakarsa, Jakarta, Kamis (17/9/2020). Selain karena hujan lebat, longsor diduga karena erosi tanah akibat pembuangan saluran air pencuci piring dan toilet dari warung makan di sekitar bantaran. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, akibat utama erosi tanah adalah kerusakan lingkungan, yang pada akhirnya memengaruhi kehidupan semua makhluk hidup, termasuk manusia. Erosi tanah bukanlah proses yang terjadi dengan sendirinya. Ada beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya erosi tanah.

Ada beberapa penyebab erosi tanah, yang dapat mencakup faktor alami dan faktor manusia. Berikut adalah beberapa penyebab umum erosi tanah:

1. Hujan Intensitas Tinggi

Curah hujan yang tinggi atau hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat dapat memicu erosi tanah. Air hujan yang berlebihan dapat membanjiri permukaan tanah, mengikis lapisan tanah yang longgar, dan membawa partikel-partikel tanah.

2. Vegetasi

Vegetasi seperti pepohonan, semak, dan rumput memiliki akar yang menahan dan mengikat lapisan tanah. Ketika lahan terlalu terbebaskan dari vegetasi atau mengalami deforestasi, tidak ada perlindungan alami yang cukup untuk mencegah erosi. Tanah menjadi rentan terhadap erosi oleh air dan angin.

3. Kemiringan yang Curam

Tanah yang berada di lereng curam memiliki risiko lebih tinggi terhadap erosi. Karena gravitasi, aliran air dan angin dapat dengan mudah mengangkut tanah dari lereng curam. Kemiringan yang curam juga membuat tanah lebih mudah terkikis.

4. Praktik Pertanian yang Tidak Berkelanjutan

Praktik pertanian seperti pengolahan tanah yang berlebihan, deforestasi untuk perluasan lahan pertanian, penggunaan pestisida dan pupuk secara berlebihan, serta penanaman monokultur dapat menyebabkan erosi tanah yang parah. Ketidakseimbangan dalam manajemen pertanian dapat menyebabkan penurunan kesuburan tanah, kerusakan struktur tanah, dan peningkatan risiko erosi.

5. Konstruksi dan Pembangunan yang Tidak Tepat

Konstruksi bangunan, jalan raya, saluran drainase, dan proyek pembangunan lainnya dapat mengubah aliran air, mempercepat erosi, dan mengganggu drainase alami. Ketika tanah diekspos tanpa perlindungan yang tepat, erosi dapat terjadi dengan cepat.

6. Penggundulan Hutan

Penebangan pohon secara besar-besaran atau tidak terkontrol dapat menghilangkan vegetasi penutup tanah yang melindungi lapisan tanah. Hal ini meningkatkan risiko erosi dan merusak ekosistem hutan.

7. Perubahan Iklim

Perubahan iklim, termasuk pola hujan yang tidak teratur dan intensitas curah hujan yang lebih tinggi, dapat mempengaruhi frekuensi dan keparahan erosi tanah. Pola cuaca ekstrem seperti banjir atau kekeringan dapat memperburuk erosi tanah.

Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat mempercepat dan memperparah erosi tanah. Penting untuk mengidentifikasi penyebab erosi dan menerapkan praktik konservasi yang tepat untuk melindungi tanah dan mengurangi dampak negatifnya.

Langkah Konservasi Tanah untuk Mencegah Erosi

Ilustrasi - Penanaman pohon untuk reboisasi dan menyelamatkan mata air oleh warga, Tagana Banyumas dan ralawan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Penanaman pohon untuk reboisasi dan menyelamatkan mata air oleh warga, Tagana Banyumas dan ralawan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, akibat utama erosi tanah adalah kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah konservasi sebagai langkah mencegah terjadinya erosi tanah. Berikut adalah beberapa langkah konservasi yang dapat dilakukan untuk mencegah erosi tanah:

1. Penanaman Vegetasi

Menanam vegetasi seperti pepohonan, semak, rumput, dan tanaman penutup tanah akan membantu mengikat lapisan tanah, menahan erosi oleh air dan angin, serta meningkatkan kestabilan tanah. Pastikan untuk memilih spesies yang sesuai dengan kondisi iklim dan tanah di daerah tersebut.

2. Praktik Pertanian Berkelanjutan

Terapkan praktik pertanian berkelanjutan seperti rotasi tanaman, penanaman penutup tanah, dan pengelolaan air yang efisien. Praktik ini membantu menjaga keseimbangan nutrisi tanah, mengurangi erosi, dan meningkatkan kesuburan tanah secara keseluruhan.

3. Pengendalian Erosi Air

Dalam area yang rentan terhadap erosi air, terapkan teknik pengendalian erosi seperti terasering, pembuatan saluran pengaliran air, dan retensi air dengan menggunakan bendungan atau kolam penampungan. Ini akan membantu mengurangi aliran air yang cepat, mengarahkannya ke area yang aman, dan meminimalkan erosi.

4. Praktik Pengelolaan Limbah

Kelola limbah pertanian dan limbah lainnya dengan baik untuk mencegah pencemaran air dan tanah. Hindari pembuangan limbah yang tidak terkendali dan pastikan untuk mematuhi peraturan dan pedoman lingkungan yang berlaku.

5. Konservasi Hutan

Hutan berfungsi sebagai penutup tanah alami yang efektif, mengurangi erosi, dan menjaga keberlanjutan ekosistem. Penggundulan hutan yang tidak terkendali harus dihindari, dan upaya restorasi hutan perlu dilakukan jika terjadi kerusakan.

6. Pengelolaan Drainase

Saluran drainase yang baik akan mengurangi risiko erosi akibat air yang mengalir bebas, terutama di lahan pertanian dan daerah terurbanisasi.

7. Edukasi dan Kesadaran Lingkungan

Tingkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga tanah dan menghindari praktik-praktik yang menyebabkan erosi tanah. Edukasi tentang praktik pertanian berkelanjutan, penggunaan air yang bijaksana, dan pengelolaan limbah yang baik akan membantu mendorong perubahan perilaku yang positif.

8. Pengelolaan Lereng

Jika lahan memiliki kemiringan curam, pertimbangkan untuk mengadopsi teknik pengelolaan lereng seperti terasering, pembuatan tanggul, atau pemilihan tanaman yang tahan erosi untuk menjaga stabilitas tanah dan mengurangi erosi.

Penting untuk menerapkan kombinasi langkah-langkah tersebut secara terintegrasi dan sesuai dengan kondisi setempat. Setiap wilayah memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda, sehingga perencanaan dan pelaksanaan konservasi harus disesuaikan dengan situasi yang ada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya