Pemimpin Adalah Orang yang Memimpin, Ketahui 5 Gaya Kepemimpinan

Pemimpin adalah individu atau orang yang memiliki peran penting dalam mengarahkan, membimbing, dan mengkoordinasikan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 06 Agu 2023, 11:51 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2023, 11:00 WIB
Jokowi Pimpin Rapat Terbatas
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin adalah individu atau orang yang memiliki peran penting dalam mengarahkan, membimbing, dan mengkoordinasikan kelompok atau organisasi menuju pencapaian tujuan bersama. Sebagai figur yang mengemban tanggung jawab utama, pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memotivasi, menginspirasi, dan membawa kelompoknya melalui tantangan dan perubahan.

Mereka para pemimpin akan mengambil keputusan penting, mengelola sumber daya, dan menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan keseluruhan kelompok. Selain itu, pemimpin sering kali menjadi contoh teladan bagi anggota timnya, mendorong budaya kerja yang positif, dan membangun hubungan interpersonal yang kuat.

Gaya kepemimpinan lebih kurang ada lima yang perlu diketahui, mulai dari otoriter yang memiliki otoritas kuat hingga demokratis yang memfasilitasi partisipasi aktif dari anggota tim. Pemimpin juga diharapkan memiliki keterampilan komunikasi yang efektif, mampu mendengarkan umpan balik, dan bertindak sebagai penghubung yang baik antara berbagai pihak.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pemimpin dan macam-macam gayanya, Minggu (6/8/2023).

Orang yang Memimpin

Rapat terbatas Presiden Jokowi dengan sejumlah menteri membahas soal pangan. (Setpres)
Rapat terbatas Presiden Jokowi dengan sejumlah menteri membahas soal pangan. (Setpres)

Pemimpin adalah individu yang memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk memimpin dan mengarahkan suatu kelompok atau organisasi menuju pencapaian tujuan bersama. Definisi pemimpin dapat diartikan berdasarkan beberapa sumber yang menyatakan pandangan mengenai peran dan karakteristik seorang pemimpin.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemimpin adalah seseorang yang mengemban tugas untuk memimpin orang lain. Mereka tidak hanya menjadi figur pengarah, tetapi juga menjadi contoh yang patut diikuti oleh orang-orang di bawah kepemimpinannya. John C. Maxwell dalam bukunya "The 21 Irrefutable Laws of Leadership" menambahkan dimensi inspirasi, bimbingan, dan perjuangan bersama sebagai atribut seorang pemimpin yang efektif.

Pemimpin memiliki peran penting dalam berbagai tingkatan, mulai dari keluarga, komunitas, suku, lembaga, hingga negara. Minimalnya, seorang pemimpin harus memiliki satu atau lebih individu yang dipimpinnya. Sebagai contoh, dalam pernikahan, suami adalah pemimpin dalam lingkup keluarga.

Pemimpin adalah sosok yang serupa dengan seorang pilot dan sopir bus. Seperti pilot, seorang pemimpin harus memiliki keahlian dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya, karena jika tidak, bisa membahayakan seluruh kelompok yang dipimpinnya. Sama halnya dengan sopir bus, seorang pemimpin memiliki peran untuk membawa dan mengarahkan kelompoknya dengan aman dan tepat menuju tujuan yang diinginkan.

Pemimpin yang Baik

Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) menyatakan bahwa seorang pemimpin yang baik memiliki keterampilan komunikasi yang baik, kemampuan memotivasi kerja sama tim, mampu menangani dan mendelegasikan tanggung jawab, mendengarkan umpan balik dari bawahannya, dan memiliki fleksibilitas dalam mengatasi perubahan di lingkungan kerja.

Peran seorang pemimpin juga mencakup mengutamakan kerja sama dalam kelompok daripada bekerja secara individu. Tanggung jawab seorang pemimpin bukan hanya memimpin dan menjaga keharmonisan dalam timnya, tetapi juga harus bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.

Menurut Mukhaer dalam bukunya "Connected Leadership," seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendengarkan anggota tim dan tidak langsung mengimposisikan pendapatnya. Pemimpin juga harus berusaha memahami permasalahan yang dihadapi, mencari solusi yang tepat, dan bersedia mempelajari hal-hal baru untuk kemajuan kelompok.

Pemimpin adalah individu yang memegang peran penting dalam membimbing dan mengarahkan kelompok atau organisasi menuju kesuksesan. Kemampuan untuk menginspirasi, berkomunikasi dengan baik, memotivasi kerja sama, serta memiliki fleksibilitas dan tanggung jawab dalam mengambil keputusan adalah beberapa karakteristik utama dari seorang pemimpin yang efektif.

Gaya Kepemimpinan

20160623- Jokowi Gelar Rapat di Kapal Perang KRI Imam Bonjol 383-Kepri- Setpres
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kedua kanan) saat berada di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6). (Foto: Setpres)

Ada lima gaya kepemimpinan yang perlu dipahami. Universitas Medan Area atau UMA mendefinisikannya sebagai berikut:

1. Otoriter

Gaya kepemimpinan otoriter menempatkan seorang pemimpin sebagai sosok yang memiliki otoritas penuh dan dominan atas segala hal yang terjadi di dalam kelompok. Dalam gaya ini, pemimpin cenderung memaksakan pendapat pribadinya kepada anggota tim untuk mendapatkan persetujuan.

Meskipun seringkali menciptakan ketidaknyamanan di dalam tim, gaya kepemimpinan otoriter memiliki beberapa sisi positif yang bisa dipelajari.

Pemimpin otoriter mampu bersikap tegas dalam menangani kesalahan anggota tim, dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat karena kendali penuh yang dimiliki. Namun, pendekatan ini juga berisiko menyebabkan tekanan pada karyawan dan bahkan memicu keputusan untuk berhenti kerja.

2. Demokratis

Di sisi lain, gaya kepemimpinan demokratis memberikan kesempatan bagi setiap anggota tim untuk menyampaikan opini mereka. Pemimpin yang menerapkan gaya ini cenderung lebih didukung karena karyawan merasa didengarkan dan dihargai. Walaupun suasana kerja menjadi lebih nyaman, ada kelemahan yang menyertainya.

Pemimpin demokratis mungkin akan menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan karena banyaknya gagasan yang harus dipertimbangkan. Selain itu, perbedaan pendapat yang keras kepala dapat menyebabkan perselisihan di antara anggota tim.

3. Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif berbeda dengan otoriter, di mana pemimpin memberikan tanggung jawab dan keputusan kepada anggota tim. Meskipun terkesan melepas kendali, pendekatan ini dapat meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri anggota tim.

Namun, jika tidak dijalankan dengan tepat, kepemimpinan delegatif dapat menyebabkan masalah, terutama ketika ada anggota tim yang tidak bertanggung jawab.

4. Transformasional 

Gaya kepemimpinan transformasional mencerminkan semangat pemimpin dalam melakukan perubahan di dalam kelompoknya. Pemimpin transformasional memiliki sifat energik, cerdas, dan konsisten dalam memberikan semangat kepada anggota tim. Namun, untuk berhasil, pendekatan ini memerlukan umpan balik yang konsisten dan komunikasi terus-menerus untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan oleh seluruh karyawan.

5. Transaksional

Pada gaya kepemimpinan transaksional, pemimpin menerapkan sistem penghargaan dan hukuman berdasarkan pencapaian anggota tim. Sistem ini memberikan motivasi lebih pada karyawan dalam bekerja, namun fokusnya cenderung pada tujuan jangka pendek. Dalam gaya ini, pencapaian individu menjadi sorotan utama, yang bisa menyebabkan kurangnya rasa solidaritas dan kerjasama di dalam tim.

Pada setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pemimpin yang bijaksana akan memilih gaya yang sesuai dengan situasi dan karakteristik tim yang dipimpin untuk mencapai hasil yang terbaik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya