Naon Artinya dalam Bahasa Sunda, Pahami dari Contoh

Naon artinya sangat mirip dengan kata "apa" dalam bahasa Indonesia.

oleh Laudia Tysara diperbarui 07 Sep 2023, 13:05 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 13:05 WIB
20161220-Wawancara Khusus Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa-Jakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia dari jild I hingga V yang ada Badan Pemgembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (20/12). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Naon adalah kata dalam bahasa Sunda yang artinya sangat mirip dengan kata "apa" dalam bahasa Indonesia. Ketika seseorang mengatakan naon, itu sebenarnya adalah cara yang akrab dan santai untuk bertanya "apa."

Menariknya, bagaimana kata ini digunakan dalam berbagai situasi di masyarakat Sunda. Dalam budaya Sunda, seseorang menggunakan kata naon artinya ketika mereka berbicara dengan teman sebaya atau seseorang yang lebih muda.

Ini adalah cara mereka untuk menunjukkan bahwa mereka berbicara dengan cara yang santai dan akrab. Namun, jika mereka berbicara dengan orang yang lebih tua atau dalam situasi formal, mereka akan menggunakan kata lain yang lebih sopan. Penggunaan kata naon juga mencerminkan norma sosial dan budaya yang ada menurut masyarakat Sunda.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang naon artinya dalam bahasa Sunda, penggunaan, dan contohnya, Kamis (7/9/2023).

Bahasa Sunda Naon

Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Perpustakaan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu juga dilengkapi pendingin ruangan, stop kontak, Wi-Fi serta bersih dan tertata yang membuat nyaman para pengunjung. Keberadaan ruang baca di area taman diharapkan mampu menjadi daya tarik pengunjung taman sekaligus untuk meningkatkan minat baca masyarakat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Ketika berbicara tentang bahasa, kita sering kali disuguhi dengan keindahan dan keragaman yang melimpah di Indonesia. Salah satu bahasa yang kaya akan nuansa dan budaya adalah bahasa Sunda, yang dipertuturkan di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

Dalam bahasa Sunda, ada kata yang cukup sederhana namun memiliki makna yang dalam, yaitu naon. Dalam tulisan ini, kita akan mengupas lebih lanjut arti dan penggunaan kata naon dalam bahasa Sunda, serta bagaimana kata ini mencerminkan nilai-nilai sosial dan kultural dalam masyarakat Sunda.

Mengutip Kamus Sunda-Indonesia yang diterbitkan oleh laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), kata naon artinya "apa." Kata ini adalah salah satu kata kunci untuk berbicara dalam bahasa Sunda. Namun, hal yang membuat kata naon begitu menarik adalah penggunaannya dalam berkomunikasi sehari-hari.

Bahasa Sunda memiliki tiga tingkatan penggunaan yang mencerminkan tingkat keakraban dan sopan santun dalam komunikasi sebagaimana sudah Liputan6.com rangkumkan dari berbagai sumber.

  1. Pertama, ada bahasa Sunda lemes, yang digunakan dalam situasi yang lebih formal dan dengan orang yang lebih tua atau dihormati.
  2. Kedua, bahasa Sunda loma digunakan dalam suasana yang lebih akrab, terutama ketika berbicara dengan teman sebaya.
  3. Terakhir, bahasa Sunda garihal adalah tingkatan yang lebih kasar dan digunakan dalam situasi yang lebih santai atau ketika berbicara dengan teman sebaya.

Kata naon termasuk dalam bahasa Sunda loma atau bahasa yang digunakan dalam suasana akrab. Ini berarti kata ini umumnya digunakan ketika berbicara dengan teman sebaya atau seseorang yang lebih muda. Penggunaan kata naon artinya mencerminkan budaya sosial, di mana masyarakat Sunda memberikan perhatian khusus terhadap tingkatan sosial dalam komunikasi.

 

 

Contohnya

Perpustakaan Mobil Keliling
Anak-anak membaca ragam buku cerita dongeng di Taman Menteng, Jakarta Senin (14/8/2023). (merdeka.com/imam buhori)

Sebagai contoh, dalam kalimat seperti "Arek naon kadieu?" yang artinya "Mau apa ke sini?" Kata naon artinya digunakan dalam suasana yang lebih akrab, dan pertanyaan tersebut sesuai untuk digunakan dengan teman sebaya atau rekan seumuran.

Lalu, dalam kalimat "Maneh keur naon?" yang berarti "Kamu lagi apa?" Kata naon digunakan untuk menanyakan kegiatan atau situasi seseorang dalam percakapan sehari-hari.

Namun, penting untuk diingat bahwa dalam bahasa Sunda, penggunaan yang tepat dari kata-kata ini sangat penting untuk menjaga kesopanan dan menghormati tingkatan usia atau hubungan sosial antara pembicara.

Bahasa Sunda lemes (sopan) umumnya digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati. Jika seorang anak muda menggunakan kata naon kepada orang yang lebih tua atau dalam situasi formal, hal tersebut mungkin dianggap kurang sopan.

 

 

Bahasa Sunda Kunaon

FOTO: Wajah Baru Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2022). Setelah rampung direvitalisasi, Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta akan kembali dibuka pada Juli mendatang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara kata naon memiliki arti yang serupa dengan kata "apa" dalam bahasa Indonesia. Ini berarti bahasa Sunda juga memiliki kata lain yang mirip, yaitu kunaon. Kata kunaon artinya "kenapa" atau "mengapa." Orang Sunda sering menggunakan istilah ini untuk bertanya tentang alasan atau kondisi lawan bicara dalam situasi sehari-hari.

Istilah kunaon adalah tuturan standar yang biasa digunakan masyarakat Sunda.

Kata ini dianggap sebagai istilah santai yang sebaiknya dituturkan oleh orang yang kedudukannya setara atau sudah akrab satu sama lain. Ini juga menjadi bahasa sehari-hari dalam komunikasi antara orang tua dan anaknya.

Contoh penggunaan kata kunaon adalah:

  1. "Ari si Neng Siska kunaon teu datang ke sekolah?" (Kenapa Neng Siska tidak masuk sekolah?)
  2. "Ari aya masalah teh kudu nyarita kunaon." (Kalau ada masalah itu cerita kenapa.)
  3. "Kunaon mantak bisa kitu?" (Kenapa bisa sampai begitu?)
  4. "Eh iya kunaon?" (Eh iya, kenapa?)
  5. "Bingung kunaon?" (Bingung kenapa?)

Dalam budaya Sunda, penghormatan terhadap orang yang lebih tua atau dihormati adalah hal yang sangat penting. Oleh karena itu, ketika seorang anak muda berbicara dengan orang yang lebih tua, dia mungkin akan menggunakan kata-kata yang lebih sopan dan merendahkan diri. Ini mencerminkan tata krama yang sangat dihargai dalam masyarakat Sunda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya