Jilbab Warna Milo dan Kriteria Hijab Syar’i bagi Muslimah

Jilbab warna milo cukup digandrungi oleh para muslimah karena memiliki kesan soft atau lembut.

oleh Husnul Abdi diperbarui 09 Nov 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 16:00 WIB
Jilbab Warna Milo
Jilbab Warna Milo. (Photo by PNW Production: https://www.pexels.com/photo/women-in-hijab-having-picnic-on-the-beach-8995836/)

Liputan6.com, Jakarta Jilbab warna milo bisa menjadi pilihan kamu untuk penampilan sehari-hari. Pemilihan warna yang tepat saat menggunakan hijab tentu sangat penting bagi setiap wanita. Hal ini berkaitan pula dengan padu padan hijab dengan pakaian nantinya.

Jilbab warna milo cukup digandrungi oleh para muslimah karena memiliki kesan soft atau lembut. Warna ini bahkan sudah disediakan oleh berbagai produsen busana muslim. Kamu bisa mengombinasikan warna ini dengan pakaian dengan warna lainnya yang cocok.

Jilbab warna milo dianggap netral dan bisa dipakai untuk berbagai jenis acara. Walaupun begitu, tentu tidak semua warna cocok dipadu padankan dengan warna ini. Kamu perlu mengetahui warna-warna yang cocok dipadu padankan dengan warna milo ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/11/2023) tentang jilbab warna milo.

Jilbab Warna Milo

Jilbab Warna Milo
Jilbab Warna Milo | unsplash.com

Jilbab warna milo digemari oleh banyak wanita saat ini. Jilbab warna milo ini dikenal karena kehangatan dan kedalaman nuansanya. Jilbab warna milo adalah warna cokelat medium yang tidak terlalu tua atau muda, seperti warna minuman cokelat panas atau cokelat muda yang sering kali dihubungkan dengan merek minuman tertentu.

Jilbab warna milo umumnya menggambarkan kombinasi antara cokelat muda, dan oranye yang hangat. Jilbab warna milo menjadi populer karena kesan yang diberikannya membuat seorang muslimah terlihat lebih feminin karena kesan lembut warna tersebut.

Jilbab warna milo ini juga dapat dianggap sebagai warna netral, sehingga bisa kamu pakai ke berbagai jenis acara seperti ke kondangan, ke kantor, atau untuk pemakaian sehari-hari. Jilbab warna milo ini seperti yang diduga memang terinspirasi dari nama sebuah jenis minuman susu kemasan.

Jilbab warna milo ibaratnya seperti campuran cokelat dengan susu murni. Jadi, komposisi jilbab warna milo tersusun dari warna cokelat dan putih. Kode warna milo adalah #856240. Dengan mengetahui kode warna milo ini, kamu jadi bisa membedakannya dengan warna cokelat lainnya yang mirip. Padu padan jilbab warna milo ini bisa dengan warna hitam, putih, biru muda, ungu, abu-abu, dan lain sebagainya sesuai kreasi kamu.

Kriteria Hijab Syari bagi Muslimah

Kriteria Hijab Syari bagi Muslimah
Kriteria Hijab Syari bagi Muslimah/pexels

Setelah mengetahui penjelasan tentang jilbab warna milo, kamu tentu perlu memahami kriteria hijab syari bagi muslimah. Melansir laman fsi.fk.ui.ac.id, berikut kriteria jilbab syari yang perlu kamu pahami:

Kriteria jilbab syari yang pertama yaitu menutupi seluruh tubuh kecuali yang diperbolehkan. Menutupi di sini berarti tidak terlihat lagi lekuk tubuhnya. Untuk sebesar apa ukuran baju, bisa disesuaikan dengan ukuran badan masing-masing. Sementara bagian wajah dan telapak tangan diperbolehkan tidak ditutupi. Hal ini juga tercantum dalam sebuah hadis, yang artinya:

“Sesungguhnya anak perempuan apabila telah haid tidak dibenarkan terlihat darinya kecuali wajah dan tangannya sampai persendian (pergelangan tangan)” (HR. Abu Dawud)

Kriteria jilbab syari yang perlu benar-benar kamu perhatikan yaitu yang menutup dada. Dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 59, Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Artinya, jilbab kamu harus tidak hanya menutupi kepala, tapi juga bahu, dada sampai seluruh tubuh. Adapun yang dikecualikan di sini yaitu muka dan telapak tangan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Selain itu, penting juga diperhatikan untuk menutup mata kaki.

“Wajib menutup kedua mata kaki, baik dengan kain tambahan (yang menutup mata kaki) atau dengan menggunakan kaus kaki.” (HR. Imam Tarmizi)

3. Kain yang digunakan cukup tebal

Kain yang digunakan cukup tebal menjadi salah satu kriteria jilbab syari. Dalam suatu hadis riwayat Muslim, dikatakan bahwa di akhir zaman akan ada wanita-wanita yang berpakaian namun pada hakikatnya bertelanjang.

“Akan ada kelak pada umatku wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang…” (HR Malik dan Muslim).

Wanita-wanita ini tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan tercium aroma surga baginya. Maksudnya wanita berpakaian tetapi telanjang di sini adalah wanita-wanita yang menggunakan pakaian tipis yang membentuk lekuk tubuhnya serta tidak bisa menyembunyikan bentuk tubuh yang sebenarnya. Berpakaian tapi telanjang adalah mengenakan pakaian berbahan tipis, transparan, atau ketat membentuk lekukan tubuh. Pakaian tipis dan transparan tetap menampakkan kulit seperti telanjang, walaupun kamu berpakaian. Sementara lekuk tubuh yang terbentuk jelas tetap akan mengundang syahwat, tak ubahnya kamu tidak berpakaian.

 

4. Kainnya longgar dan tidak sempit

Ilustrasi Hijab Jilbab Syari (Sumber: freepik)
Ilustrasi Hijab Jilbab Syari (Sumber: freepik)

Sejalan dengan kriteria jilbab syari sebelumnya, kain dari jilbab harus longgar dan tidak sempit. Sudah dijelaskan di atas bahwa pakaian yang digunakan wanita sebaiknya longgar dan tidak sempit, sehingga bisa menutupi seluruh bagian tubuhnya dari bentuk yang sebenarnya.

5. Tidak berlebihan dalam berhias dan memakai wangi-wangian

Menggunakan jilbab syari salah satu ciri-cirinya yaitu tidak berlebih lebihan atau tabarruj. Tabarruj di sini maksudnya adalah berlebih-lebihan dalam berhias, misalnya menggunakan bedak yang terlalu tebal, lipstik yang terlalu terang dan mencolok, dan sebagainya. Hal ini juga termasuk tidak menggunakan wangi-wangian yang berlebihan.

“Wanita mana saja yang memakai wewangian, kemudian keluar dan lewat di depan orang banyak agar mereka mendapati wanginya, maka ia adalah pezina.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki

Jilbab syari tentunya tidak dapat digunakan dengan pakaian yang biasa dipakai laki-laki. Hal ini seperti yang terdapat dalam hadis, yang artinya:

“Rasulullah melaknat laki-laki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim, dan Ibnu Majah)

Dalam hal ini, kamu tentunya harus menggunakan jilbab syari dengan semestinya, yaitu dengan baju muslim khusus yang juga sesuai syariah. 

7. Tidak menyerupai orang kafir

Kriteria jilbab syari berikutnya yaitu tidak menyerupai orang kafir. Hal ini tentunya sudah jelas kamu pahami. Berdasarkan sabda Rasulullah pada sebuah hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud,

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk ke dalam kaum tersebut.”

Maka, wanita muslimah sangat dilarang berpakaian menyerupai orang kafir, seperti berpakaian dan berdandan ala barat yang tidak menutup aurat.

8. Bukan berpakaian untuk ketenaran

Maksudnya yaitu seorang wanita mengenakan pakaian yang sangat mahal, sangat mencolok, sangat bagus, dengan tujuan dikagumi dan dibicarakan oleh orang lain sebagai orang yang hebat dan kaya. Hal ini tentunya tidak diperbolehkan dan tidak termasuk ke dalam jilbab syari. Seorang muslimah bisa mengenakan pakaian yang sangat sederhana agar terlihat zuhud di pandangan orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya