Kegiatan Perkebunan yang Dilakukan di Daerah Dataran Rendah Adalah Perkebunan? Ini Penjelasannya

Perkebunan yang banyak diusahakan di dataran rendah adalah tebu, kopi, karet, kelapa sawit, dan kakao.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 16 Nov 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi berkebun
Ilustrasi berkebun. (Sumber: Unsplash/Benjamin Combs)

Liputan6.com, Jakarta Kegiatan perkebunan yang dilakukan di daerah dataran rendah adalah perkebunan? Perkebunan di daerah dataran rendah merujuk pada kegiatan pertanian, yang fokus pada penanaman dan pengelolaan tanaman ekonomis, di wilayah yang memiliki ketinggian rendah di atas permukaan laut.

Dataran rendah umumnya memiliki iklim, dan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman tertentu, sehingga menjadi lokasi ideal untuk kegiatan perkebunan. Kegiatan perkebunan yang dilakukan di daerah dataran rendah adalah perkebunan yang meliputi padi, tebu, karet, kelapa sawit, dan tanaman perkebunan lain, yang umumnya ditanam untuk tujuan komersial.

Dataran rendah seringkali memiliki iklim tropis atau subtropis, dengan suhu yang cenderung hangat hingga panas sepanjang tahun. Selain itu, tanah di daerah dataran rendah umumnya subur dan cocok untuk pertumbuhan tanaman, membuatnya ideal untuk kegiatan perkebunan.

Kegiatan perkebunan yang dilakukan di daerah dataran rendah adalah perkebunan? Perlu diketahui, bahwa kegiatan perkebunan ini akan menghasilkan produk pertanian yang dapat diperdagangkan. Dataran rendah mendukung pertumbuhan berbagai jenis tanaman, seperti kakao, vanili, lada, cengkeh dan kopi, tergantung pada kondisi iklim dan kebutuhan pasar.

Perkebunan di dataran rendah seringkali menjadi kontributor utama, dalam produksi komoditas pertanian yang memiliki dampak signifikan pada pasar global. Berikut ini pemahaman tentang perkebunan dataran rendah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (16/11/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemahaman Tentang Perkebunan Dataran Rendah

Berkebun
Ilustrasi Berkebun Credit: pexels.com/Kiky

Berdasarkan potensi kesesuaian lahan, sektor perkebunan muncul sebagai bidang yang sangat menjanjikan untuk pengembangan di wilayah tertentu. Mengutip dari laman okukab, komoditas unggulan yang memiliki potensi tinggi melibatkan karet, sawit, kelapa, kopi, lada, dan berbagai buah-buahan seperti durian, duku, jeruk, rambutan, dan manggis. Perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia produksi, alat dan mesin, budi daya, panen, pengolahan, dan pemasaran terkait Tanaman Perkebunan 

Sedangkan dataran rendah adalah suatu luas tanah datar, dengan ketinggian yang cenderung rendah. Ini adalah salah satu bentuk relief permukaan bumi, yang terbentuk melalui proses tenaga endogen dan eksogen. Dataran rendah sering ditemukan berdekatan dengan pantai dan di hilir sungai. Karena kedekatannya dengan pantai dan daerah hilir sungai, dataran rendah rentan terhadap bencana alam, terutama banjir yang sering kali terjadi di wilayah tersebut. Akan tetapi jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, dataran rendah dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang terletak di daerah rendah dan relatif datar.

Suhu udara di dataran rendah terutama di wilayah Indonesia, berkisar antara 23 derajat Celsius hingga 28 derajat Celsius sepanjang tahun. Oleh karena itu, dataran rendah sering menjadi pilihan tempat tinggal bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kelebihannya terletak pada suhu yang cukup nyaman, tidak terlalu dingin seperti di dataran tinggi, dan tidak terlalu panas seperti di pesisir. Oleh karena itu, perkebunan sebagai salah satu aset alam di dataran rendah, memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Perkebunan dapat dikelola pada lahan yang berskala kecil maupun besar. Secara umum, hasil dari kegiatan perkebunan lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan lokal daripada diekspor. Meskipun demikian, dalam beberapa situasi di mana pengelolaan perkebunan dilakukan oleh pihak luar daerah, keuntungan seringkali dinikmati oleh pihak tersebut.


Jenis Tanaman yang Ditanam

Kebun Bah Jambi
Ilustrasi - Kebun Bah Jambi

Padi (Oryza sativa)

Padi, tanaman berupa rumput-rumputan dari genus Oryza, memiliki signifikansi besar dalam ketahanan pangan global. Varietas padi yang cocok untuk dataran rendah, seperti Indica, memerlukan air yang cukup dan suhu yang stabil. Proses budidaya padi melibatkan pengelolaan air, penanaman padi secara berjenjang, dan pemeliharaan yang cermat untuk memastikan hasil yang optimal.

Tebu (Saccharum officinarum)

Tanaman tebu yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan, dihasilkan untuk memperoleh sukrosa, yang kemudian diolah menjadi gula. Proses produksi gula dari tebu melibatkan ekstraksi jus, pembersihan, dan pemurnian. Dataran rendah yang memiliki curah hujan cukup dan suhu yang hangat menjadi tempat ideal untuk perkebunan tebu.

Karet (Hevea brasiliensis)

Karet alam diperoleh dari lateks pohon karet, berperan penting dalam industri. Pengelolaan perkebunan karet melibatkan pemanenan lateks, penyadapan, dan pengolahan untuk menghasilkan karet yang siap dipasarkan. Dengan kebutuhan akan produk karet yang terus meningkat, perkebunan karet di dataran rendah terus menjadi komponen utama dalam perekonomian.

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)

Kelapa sawit adalah tanaman asal Afrika Barat, yang menjadi sumber minyak kelapa sawit yang sangat digunakan dalam industri pangan dan non-pangan. Proses produksi melibatkan penanaman bibit, pemeliharaan, dan pengolahan buah kelapa sawit. Meskipun kontroversial karena isu deforestasi, kelapa sawit tetap menjadi komoditas utama dalam perdagangan internasional.

Coklat (Theobroma cacao)

Tanaman kakao menghasilkan buah coklat, yang bijinya digunakan sebagai bahan baku untuk produk-produk coklat. Proses budidaya kakao melibatkan penanaman bibit, perawatan tanaman, dan pemetikan buah. Pada tahap berikutnya, biji kakao diolah menjadi bubuk kakao atau mentega kakao.

Kopi (Coffea spp.)

Tanaman kopi termasuk dalam genus Coffea, di mana tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Proses produksi kopi melibatkan penanaman bibit, perawatan tanaman, pemetikan buah kopi, pengolahan biji, hingga proses pemanggangan. Kopi dataran rendah sering memiliki karakteristik rasa tertentu yang dihargai oleh para penikmat kopi. 

Buah-buahan Tropis

Dalam perkebunan dataran rendah, selain tanaman utama seperti kelapa sawit dan karet, juga umum ditemui perkebunan buah-buahan tropis. Pisang, mangga, durian, dan buah-buahan eksotis lainnya menjadi daya tarik utama. Proses budidaya buah-buahan ini melibatkan pemilihan varietas yang sesuai dengan iklim lokal, perawatan tanaman, dan strategi pemasaran yang efektif untuk memenuhi permintaan konsumen.

Vanili (Vanilla planifolia)

Vanili adalah tanaman anggota orkid, yang menghasilkan buah panjang yang disebut polong vanili. Vanilla merupakan sumber utama vanilin, senyawa yang memberikan aroma dan rasa khas. Perkebunan vanili memerlukan perawatan khusus, termasuk penyerbukan manual pada beberapa varietas, serta pengolahan dan pengeringan biji vanili yang intensif.

Lada (Piper nigrum)

Tanaman lada menghasilkan buah berbentuk bongkol, yang menjadi sumber rempah-rempah penting. Proses budidaya lada melibatkan penanaman bibit, perawatan tanaman, pemetikan buah lada, pengeringan, dan proses pengolahan lebih lanjut. Lada hitam dan lada putih diperoleh dari buah yang telah matang dan mengalami proses pengolahan khusus.

Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Tanaman cengkeh yang buahnya disebut bunga cengkeh, adalah sumber rempah-rempah yang digunakan dalam industri masakan dan rokok. Budidaya cengkeh memerlukan perhatian khusus terhadap kondisi tanah dan iklim. Pemetikan bunga cengkeh harus dilakukan pada saat yang tepat untuk memastikan kualitas dan aroma yang optimal.


Manfaat

ilustrasi kebun teh
ilustrasi kebun teh (sumber: Pixabay)

Pengembangan Kesejahteraan Sosial

Perkebunan dapat membuka peluang bagi pengembangan kesejahteraan sosial di komunitas lokal. Pembentukan koperasi petani, program-program pendidikan, dan akses terhadap layanan kesehatan yang dibiayai oleh pendapatan perkebunan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan pada kesejahteraan masyarakat.

Inovasi dan Teknologi

Keberhasilan perkebunan di dataran rendah juga mencakup integrasi inovasi dan teknologi. Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti sensor tanah dan sistem irigasi pintar, dapat meningkatkan efisiensi produksi dan memperkenalkan praktik pertanian yang berkelanjutan.

Pengembangan Pasar dan Branding

Perkebunan yang efektif dapat memperluas pengembangan pasar lokal dan global. Dengan fokus pada branding produk-produk perkebunan, seperti kopi khas daerah atau produk organik, dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan dan meningkatkan daya saing di pasar global.

Dukungan terhadap Pariwisata Berkelanjutan

Keberagaman hasil perkebunan, seperti buah-buahan eksotis, dapat mendukung sektor pariwisata lokal. Pariwisata berkelanjutan yang terintegrasi dengan perkebunan tidak hanya meningkatkan pendapatan lokal melalui wisatawan, tetapi juga dapat membuka kesempatan edukasi dan kesadaran lingkungan.

Pengelolaan Risiko Bencana Alam

Dataran rendah sering rentan terhadap bencana alam seperti banjir. Perkebunan jika dikelola dengan bijak, dapat berperan dalam mitigasi risiko bencana, dengan menjaga vegetasi dan menerapkan praktik-praktik konservasi tanah, yang dapat mengurangi dampak banjir. Melalui perkebunan, identitas budaya lokal dapat diperkuat. Misalnya, kopi atau produk perkebunan lainnya yang memiliki nilai budaya khas dapat menjadi pendorong kebanggaan lokal dan identitas komunitas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya