Ketua Panitia Sembilan Adalah Ir. Soekarno, Kenali Wakil Ketua dan Anggotanya

Soekarno sebagai ketua panitia sembilan, mampu membawa visi yang kuat untuk kemerdekaan Indonesia.

oleh Laudia Tysara diperbarui 17 Nov 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2023, 16:00 WIB
Kiper Legendaris Persija dan Timnas Indonesia Merinding saat Salaman dengan Bung Karno
Kiper legendaris Persija Jakarta selalu mengingat momen saat ia bersalaman dengan Presiden RI Kedua, Ir. Soekarno. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ir. Soekarno memegang peran penting sebagai Ketua Panitia Sembilan dalam perumusan dasar negara Indonesia. Sebagai seorang pemimpin karismatik, Soekarno membawa visi yang kuat untuk kemerdekaan Indonesia.

Ditegaskan dalam buku "Pancasila: Kekuatan Pembebas" oleh Pusat Studi Pancasila UNPAR, ketua panitia sembilan adalah Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil ketua.

Keberaniannya dalam menyuarakan keinginan akan kemerdekaan dan kemampuannya dalam menginspirasi massa menjadikannya tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan.

Soekarno mampu memimpin diskusi, merangkul beragam pandangan, serta memainkan peran kunci dalam penyusunan Piagam Jakarta. Ini dokumen penting yang menjadi landasan bagi proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang ketua panitia sembilan dan sosoknya, Jumat (17/11/2023).

Panitia Sembilan Diketuai Ir. Soekarno Didampingi Moh. Hatta

Ilustrasi Ir Soekarno Pidato KAA 1955
Ir. Soekarno Pidato KAA 1955. (Istimewa)

Panitia Sembilan adalah kelompok kunci yang merumuskan dasar negara Indonesia pada masa BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Soekarno dikenal karena karismanya, kepemimpinan yang kuat, dan retorika yang memukau.

Sebagai ketua panitia, dia memegang peran penting dalam memimpin diskusi, mengoordinasikan ide-ide, dan merumuskan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan negara Indonesia. Keberaniannya dalam menyuarakan keinginan untuk merdeka dan visi politiknya menjadi inspirasi bagi anggota Panitia Sembilan dan juga bagi rakyat Indonesia pada umumnya.

Dalam buku "Selangkah Lebih Dekat dengan Soekarno" oleh Adji Nugroho, dijelaskan bahwa Soekarno lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Namun, karena sering sakit di usia 5 tahun, namanya diganti menjadi Soekarno. Nama ini berasal dari panglima perang dalam kisah pewayangan, Karna, yang diucapkan menjadi Karno, dengan awalan 'su' yang berarti 'baik'.

Meskipun berasal dari keluarga ningrat, kehidupan keluarga Soekarno tidak berlimpah pada saat penjajah Belanda masih berkuasa. Namun, dia mampu bersekolah di sekolah Belanda HIS pada tahun 1908. 

Sosoknya Mahir Menyatukan Beragam Pandangan

Selain sebagai seorang pemimpin, Soekarno juga dikenal sebagai orator yang ulung. Kemampuannya dalam berbicara mampu menginspirasi dan menggerakkan massa untuk mendukung cita-cita kemerdekaan. Dalam proses penyusunan dasar negara, kemampuan retorikanya sangat berpengaruh dalam menyatukan beragam pandangan dan kepentingan dari anggota panitia sembilan yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

Pemikiran-pemikiran Soekarno juga memberikan arah kuat bagi konsep negara yang diinginkan oleh bangsa Indonesia. Konsep-konsepnya tentang nasionalisme, demokrasi, sosialisme, dan kepribadian Indonesia menjadi landasan filosofis bagi pembentukan negara Indonesia yang merdeka.

Mereka berdua Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memainkan peran penting dalam menyusun landasan negara yang kemudian menjadi dasar bagi kemerdekaan Indonesia. Selain Soekarno dan Hatta, terdapat tujuh anggota lain dalam Panitia Sembilan yang dijelaskan dalam buku tersebut:

  1. Moh. Yamin
  2. Achmad Soebardjo
  3. A.A. Maramis
  4. Abdul Kahar Muzakir
  5. K.H. Wachid Hasyim
  6. H. Agus Salim
  7. Abikusno Tjokrosujoso

Soraya dalam buku berjudul "Kontestasi Pemikiran Dasar Negara Dalam Perwujudan Hukum Di Indonesia" menyebutkan bahwa anggota Panitia Sembilan sudah ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1945. Tanggal ini menandai pengesahan anggota-anggota tersebut untuk mulai merumuskan dasar negara yang akan menjadi pijakan bagi kemerdekaan Indonesia.

Panitia Sembilan bekerja secara intensif dalam menetapkan prinsip-prinsip dasar yang kemudian diwujudkan dalam naskah dokumen yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta atau Piagam Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dokumen ini menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Karya dan pemikiran dari Panitia Sembilan menjadi landasan bagi terbentuknya negara Indonesia yang merdeka.

Tujuan Dibentuk Panitia Sembilan dan Hasilnya

Ilustrasi Ir Soekarno Pidato KAA 1955
Ir Soekarno Pidato KAA 1955. (Istimewa)

Panitia Sembilan merupakan keputusan penting yang terbentuk pada momen krusial di sidang pertama BPUPKI. Fokus utama mereka adalah mempercepat proses penyusunan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan bagi kemerdekaan.

Keberhasilan Panitia Sembilan terlihat dalam hasil rapatnya pada 22 Juni 1945 di kediaman Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, Jakarta.

Dalam rapat tersebut, anggota Panitia Sembilan, yang merupakan anggota BPUPKI, berhasil menyusun Piagam Jakarta, sebuah dokumen yang menggambarkan prinsip-prinsip dasar negara Indonesia. Piagam ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan, menggambarkan semangat persatuan dan cita-cita nasionalisme.

Selain menyusun Piagam Jakarta, Panitia Sembilan juga memberikan sejumlah usulan lain kepada badan penyelidik BPUPKI sebagaimana dijelaskan Soraya:

1. Penentuan Bentuk Negara dan Hukum Dasar

Poin pertama menggarisbawahi pentingnya Badan Penyelidik dalam menetapkan bentuk negara yang akan dibangun serta merumuskan hukum dasar yang akan menjadi landasan bagi negara Indonesia yang baru. Ini termasuk struktur pemerintahan, sistem hukum, dan dasar-dasar konstitusi yang akan menjadi kerangka bagi negara yang merdeka.

2. Usulan Kebangsaan dan Keuangan

Usulan terkait kebangsaan dan keuangan menyoroti fokus Panitia Sembilan pada aspek-aspek identitas nasional dan keberlangsungan finansial negara yang baru. Ini mencakup identitas budaya, bahasa, serta kebijakan keuangan yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup ekonomi negara yang baru terbentuk.

3. Permintaan Pemerintah Tokyo dan BPUPKI untuk Mengadakan Kemerdekaan

Permintaan ini menekankan urgensi dan tekad Panitia Sembilan untuk segera mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Mereka meminta agar pemerintah Tokyo dan BPUPKI segera menyelenggarakan kemerdekaan berdasarkan hukum dasar yang telah ditetapkan oleh badan penyelidik. Ini menunjukkan keinginan kuat mereka untuk segera membentuk pemerintahan nasional yang merdeka dan mandiri bagi Indonesia.

Keberanian dan keputusan tegas dari Panitia Sembilan mencerminkan semangat perjuangan yang kuat untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Usulan dan dokumen yang dihasilkan oleh panitia ini menjadi landasan penting dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya