Kultural Adalah Sesuatu yang Berhubungan dengan Kebudayaan, Simak 4 Ciri-Cirinya

Kultural adalah sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 23 Nov 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2023, 12:50 WIB
Ilustrasi hukum adat, budaya, tradisi
Ilustrasi hukum adat, budaya, tradisi. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Kultural adalah istilah yang memiliki kaitan erat dengan budaya. Budaya sendiri mencakup berbagai unsur, yang membentuk cara hidup suatu kelompok masyarakat. Ini melibatkan nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, adat istiadat, bahasa, seni, dan segala ekspresi lain yang menjadi ciri khas kelompok tersebut.

Kultural adalah identitas suatu masyarakat atau kelompok, yang mentransmisikan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penting untuk diingat bahwa budaya dan kultural bersifat dinamis, dapat berkembang seiring waktu, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perubahan sosial, teknologi, dan interaksi antarbudaya.

Kultural adalah aspek yang memiliki peran penting, dalam membentuk identitas individu dan kelompok, serta dalam membangun hubungan dan pemahaman antarbudaya di tingkat global. Dalam era globalisasi saat ini, pertukaran kultural menjadi semakin penting. Melalui pertukaran budaya, masyarakat dapat saling belajar dan memahami perbedaan mereka. 

Berikut ini pemahaman tentang kultural yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (23/11/2023).

Pengertian Kultural

Faktor yang Membangkitkan Semangat Nasionalisme
Ilustrasi Budaya Masyarakat Indonesia Credit: unsplash.com/Ruben

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kultural adalah frasa yang berhubungan dengan kebudayaan. Sedangkan melansir dari laman Britannica, definisi klasik kebudayaan dikemukakan oleh antropolog Inggris abad ke-19 Edward Burnett Tylor, dalam paragraf pertama bukunya Primitive Culture (1871):

Kultural adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan segala kemampuan serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam Antropologi (1881), Tylor memperjelas bahwa kebudayaan yang didefinisikan demikian, hanya dimiliki oleh manusia. Konsepsi budaya ini bermanfaat bagi para antropolog selama sekitar 50 tahun. Dengan semakin matangnya ilmu antropologi, refleksi lebih lanjut terhadap sifat pokok bahasan dan konsepnya menyebabkan penggandaan dan diversifikasi definisi budaya. 

Meskipun banyak orang mungkin tidak menyadarinya, setiap orang memiliki budaya tertentu. Contoh kebudayaan dapat ditemukan di sekitar kita karena budaya adalah kumpulan seni, kepercayaan, pengetahuan, adat istiadat, dan kebiasaan yang dianggap berasal dari masyarakat dalam kehidupan. Seringkali hal ini tidak terpikirkan oleh kita, karena hal tersebut hanyalah sebuah kebiasaan yang terbentuk dari masyarakat tempat kita tinggal. Kultural atau budaya dapat diartikan sebagai norma-norma sosial, yang ditemui seseorang dalam komunitasnya.

 

Ciri-ciri Budaya

Ilustrasi tarian Suku Dayak, Kalimantan, Indonesia, budaya
Ilustrasi tarian Suku Dayak, Kalimantan, Indonesia, budaya. (Photo by Ainun Jamila on Unsplash)

Pemilikan Bersama 

Budaya tidak hanya mencerminkan individualitas, tetapi juga hasil kolaborasi kelompok masyarakat. Identitas budaya terbentuk melalui pengalaman bersama, menimbulkan keunikan dan karakteristik tersendiri pada setiap kelompok. Oleh karena itu, setiap komunitas yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu akan membawa nuansa budaya yang eksklusif, memanifestasikan perbedaan dan kekhasan. Kepemilikan bersama budaya tidak hanya melibatkan dimensi lokal, tetapi juga mencakup nilai-nilai yang merambat mulai dari tingkat lokal hingga universal.

Pangkal Budaya

Kesenian budaya mengekspresikan dirinya, melalui simbol-simbol yang melambangkan makna dalam sebuah masyarakat. Simbol bukan hanya representasi visual, tetapi juga penanda makna yang mendalam dari warisan budaya. Kepentingan simbol dalam interaksi sosial menciptakan respons yang kreatif dari manusia, bukan hanya sebagai tindakan pasif. Manusia dapat menginterpretasikan, dan bahkan menciptakan ulang simbol-simbol tersebut dalam dinamika sosial.

Sifat Adaptif yang Dinamis

Budaya tidak hanya mewarisi kebiasaan, tetapi juga memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan konteks. Setiap kelompok budaya menunjukkan tingkat adaptasi yang beragam, menciptakan karakteristik budaya yang khas di antara mereka. Ada kelompok masyarakat dengan tingkat adaptasi tinggi, terbuka terhadap perubahan nilai budaya. Sebaliknya, kelompok tertentu mungkin cenderung mempertahankan nilai budaya yang lebih tertutup. Sebagai contoh, masyarakat perkotaan sering menampilkan tingkat adaptasi yang tinggi, sementara beberapa kelompok adat di Indonesia dapat mempertahankan keaslian budaya mereka dalam menghadapi perubahan sosial yang signifikan.

Pewarisan Melalui Generasi

Proses belajar dan pewarisan budaya, melibatkan interaksi sosial yang kompleks. Sosialisasi dari generasi tua ke generasi muda, terutama melalui lingkungan keluarga, menjadi saluran utama untuk mentransmisikan ciri-ciri budaya. Budaya bukan hanya sesuatu yang melekat, melainkan dipelajari dan dilestarikan. Proses ini memainkan peran penting, dalam menjaga keberlanjutan budaya pada suatu komunitas. Selain itu, adaptasi budaya sering kali terkait dengan kapasitas masyarakat dalam memahami dan mengamalkan elemen budaya tertentu. Beberapa elemen budaya dapat memiliki tingkat adaptabilitas yang lebih rendah, karena dianggap sakral dan memegang nilai-nilai yang tetap.

Contoh Kultur

Ilustrasi adat istiadat, tradisi, budaya
Ilustrasi adat istiadat, tradisi, budaya. (Photo by Dendy Darma Satyazi on Unsplash)

1. Budaya Makanan

Sushi Jepang tidak hanya sekadar hidangan, tetapi hadir sebagai karya seni kuliner yang meramu rasa, dan tekstur dengan presisi artistik. Begitu pula dengan tapas Spanyol, yang tidak hanya mengundang untuk disantap, tetapi juga menciptakan pengalaman bersosialisasi yang mengasyikkan melalui ragam hidangan yang berbeda.

2. Karapan Sapi Masyarakat Madura, Jawa Timur

Karapan sapi merupakan perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Madura, Jawa Timur. Dalam acara karapan sapi, para penonton tak hanya disuguhi adu cepat sapi dan ketangkasan para jokinya. Tetapi, sebelum mulai, para pemilik biasanya melakukan ritual arak-arakan sapi di sekeliling pacuan disertai alat musik saronen (alat musik khas Madura) sehingga membuat acara ini menjadi makin meriah.

3. Upacara Adat dan Ritual

Upacara Purnama Purnama di Bali bukan hanya sekadar tarian dan prosesi, namun ini adalah persembahan seni yang sarat dengan makna spiritual, serta memadukan gerak tarian yang indah dengan simbolisme mendalam. Begitu juga dengan Upacara Hanami di Jepang, yang bukan hanya perayaan bunga sakura, tetapi juga refleksi atas kehidupan yang singkat dan kecantikan yang efemeral.

4. Seni dan Arsitektur

Arsitektur Gaudi di Barcelona bukan hanya struktur bangunan, tetapi puncak inovasi dan ekspresi seni, di mana unsur-unsur organik dan geometris menyatu harmonis. Seni batik dari Yogyakarta, Indonesia, melampaui sekadar kain berwarna-warni, melainkan karya seni yang kompleks di mana memadukan motif tradisional dengan teknik pewarnaan yang rumit.

5. Upacara Kasada Bromo

Upacara Kasada Bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo, Jawa Timur. Mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang tabib atau dukun di setiap desa. Sebelum mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, tabib atau dukun harus bisa mengamalkan dan menghafal mantra-mantra.

6. Pakaian Tradisional

Kimono dari Jepang adalah lebih dari sekadar pakaian, tetapi pernyataan elegan tentang keindahan dan keanggunan tradisional Jepang. Sarong dari Indonesia tidak hanya sebagai pakaian sehari-hari, namun menunjukan simbol makna spiritual dan sosial, yang menghiasi banyak acara adat dengan keindahan dan makna yang dalam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya