Suku Kata adalah Satuan Bunyi Pembentuk Kata, Ini Ciri dan Jenisnya

Konsep suku kata adalah landasan yang mendukung pemahaman struktur kata secara menyeluruh.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 24 Nov 2023, 16:25 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 16:25 WIB
Ilustrasi menulis, kata emotif, kata
Ilustrasi menulis suku kata. (Image by master1305 on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Suku kata adalah komponen dalam konstruksi bahasa yang berfungsi sebagai fondasi pembentukan kata-kata. Penggabungan suku kata akan menciptakan kata-kata baru dengan makna yang berbeda, menciptakan kekayaan dan keluwesan dalam ekspresi bahasa. Keterlibatan suku kata berperan dalam pembentukan pola dan struktur kata, memudahkan proses pemahaman serta penggunaan bahasa dalam komunikasi sehari-hari.

Konsep suku kata adalah landasan yang mendukung pemahaman struktur kata secara menyeluruh. Pemahaman yang baik terhadap suku kata membantu pembelajar membangun dan memperkaya kosa kata mereka, memberikan dasar yang kokoh untuk perkembangan kemampuan berbahasa.

Suku kata adalah bagian dari struktur bahasa yang berfungsi sebagai alat integral dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Suku kata memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam konteks linguistik, memperkaya percakapan dan meningkatkan ketepatan dalam penyampaian pesan.

Berikut ulasan tentang suku kata adalah satuan bunyi pembentuk kata yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (24/11/2023).

Mengenal Suku Kata

Ilustrasi belajar, menulis, mengerjakan soal
Ilustrasi belajar, menulis, mengerjakan soal. (Image by Freepik)

Suku kata adalah unit terkecil dalam bahasa yang dapat diucapkan dalam satu napas. Suku kata menjadi elemen kunci dalam membentuk struktur linguistik sebagai pembentuk utama kata-kata. Struktur linguistik ini memberikan dasar bagi pengorganisasian bunyi dalam proses pengucapan.

Struktur dasar suku kata terdiri dari tiga komponen utama, yaitu onset (bagian awal), nukleus (inti vokal), dan koda (bagian akhir). Onset, yang terletak di bagian awal suku kata, dapat terdiri dari satu atau beberapa konsonan sebelum inti vokal. Sebagai contoh, fonem "b" dalam kata "ba-na-na" merupakan onset. Nukleus, sebagai bagian paling vokal, menunjukkan fonem inti vokal dalam suku kata, seperti fonem "a" dalam kata yang sama. Koda, sebagai bagian akhir, terdiri dari satu atau beberapa konsonan setelah inti vokal, seperti "na" dalam kata "ba-na-na."

Dalam KBBI, suku kata dijelaskan sebagai struktur yang terbentuk dari satu atau urutan fonem yang menjadi konstituen kata. Suku kata menjadi dasar bagi suatu kata, menghubungkan setiap huruf dan fonem untuk membentuk makna. Proses pembentukan kata dan makna kata bergantung pada kombinasi suku kata, yang memainkan peran sentral dalam bahasa.

Pentingnya suku kata tidak hanya terbatas pada pembentukan kata, tetapi juga memengaruhi proses pengucapan yang jelas dan terstruktur. Pemahaman terhadap suku kata menjadi kunci dalam membantu pembelajar membaca, menulis, dan memahami makna kata. Suku kata juga menjadi dasar bagi analisis morfologis dalam bahasa, mendukung pengembangan kosa kata, dan memahami struktur kata yang lebih kompleks.

Suara vokal dalam suku kata memberikan kejelasan dalam pengucapan, sedangkan penggunaan konsonan dan vokal membentuk karakteristik khas dari suatu bahasa. Dengan demikian, pengetahuan tentang suku kata bukan hanya membuka pintu untuk pemahaman bahasa yang lebih dalam, tetapi juga mendukung pengembangan kemampuan berbahasa secara menyeluruh.

Ciri-ciri Suku Kata

Menulis Tegak Bersambung
Ilustrasi huruf balok. (Sumber foto: Pexels.com)

1. Mempunyai Unsur Fonem Vokal (V)

Suku kata selalu mengandung fonem vokal, yang berperan sebagai inti atau nukleus suku kata. Contohnya, dalam kata "ma-ling," fonem vokal "a" menjadi inti suku kata "ma."

2. Mempunyai Unsur Fonem Konsonan (K)

Selain vokal, suku kata juga mengandung fonem konsonan, yang dapat muncul sebagai onset (bagian awal suku kata) atau koda (bagian akhir suku kata). Sebagai contoh, dalam kata "ha-ri," fonem konsonan "h" menjadi onset suku kata "ha."

3. Konsonan Vokal Konsonan (KVK)

Beberapa suku kata memiliki pola konsonan-vokal-konsonan (KVK), di mana fonem vokal ditempatkan di antara dua fonem konsonan. Contoh pola ini terlihat dalam kata "per-tama," dengan fonem vokal "e" di antara dua konsonan, yaitu "p" dan "r."

4. Bisa Terdiri dari Tiga atau Lebih Fonem

Suku kata tidak terbatas pada kombinasi dua fonem; ada yang terdiri dari tiga atau lebih fonem. Contoh, kata "gem-bi-ra" memiliki tiga suku kata, yaitu "gem," "bi," dan "ra."

5. Variasi Kombinasi Vokal dan Konsonan

Kombinasi vokal dan konsonan dalam suku kata dapat bervariasi, menciptakan pola suku kata terbuka (diakhiri oleh vokal), suku kata tertutup (diakhiri oleh konsonan), atau suku kata tertutup dengan konsonan rangkap. Misalnya, "ka" dalam "ka-ta" (suku kata terbuka) atau "tas" dalam "tas" (suku kata tertutup).

6. Penggunaan Afiks atau Imbuhan

Beberapa kata mungkin memiliki afiks atau imbuhan, seperti awalan atau akhiran, yang memengaruhi struktur suku kata. Contohnya, dalam kata "ber-bicara," afiks "ber-" memengaruhi struktur suku kata dengan menambahkan konsonan "b."

7. Ditentukan oleh Penggalan-Penggalan Kata

Jumlah suku kata dalam kata dapat ditentukan dengan melihat penggalan-penggalan kata. Pembagian ini mencerminkan aturan fonetik bahasa dan membantu dalam menentukan intonasi dan pengucapan yang jelas. Misalnya, "peng-ga-lan" memiliki tiga suku kata, yaitu "peng," "ga," dan "lan."

Jenis Suku Kata

Menulis Tegak Bersambung
Ilustrasi anak belajar meniru huruf tegak bersambung. (Sumber foto: Pexels.com)

Suku kata, sebagai elemen dasar dalam pembentukan bahasa, dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yakni suku kata tertutup dan suku kata terbuka. Kedua jenis suku kata ini memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang membedakan satu sama lain, serta memainkan peran penting dalam pembentukan kata-kata dalam bahasa, berikut ulasannya.

1. Suku Kata Tertutup

Suku kata tertutup didefinisikan sebagai suku kata yang bagian akhirnya diakhiri oleh huruf konsonan atau "konsonan mati." Dengan kata lain, pada jenis suku kata ini, tidak ada huruf vokal di bagian akhirnya. Umumnya, suku kata tertutup terdiri dari tiga huruf atau lebih, dan bagian akhir yang bersifat konsonan memberikan kesan "tutup" atau terhenti. Beberapa contoh suku kata tertutup mencakup kata-kata seperti "res," "lang," dan "kan."

Suku kata tertutup sering digunakan untuk membentuk kata-kata dengan nuansa ketegasan dan ketidakberlanjutan. Penggunaannya dapat memberikan pola yang kaku dan tegas dalam struktur kata.

2. Suku Kata Terbuka

Suku kata terbuka, sebaliknya, didefinisikan oleh bagian akhirnya yang bukan merupakan konsonan atau huruf mati, melainkan selalu berupa huruf vokal. Umumnya, suku kata terbuka terdiri dari dua huruf saja, dan bagian akhir yang bersifat vokal memberikan kesan "terbuka" atau melanjutkan suara. Contoh suku kata terbuka termasuk kata-kata seperti "ya" dalam "saya," "mi," dan "la."

Suku kata terbuka cenderung memberikan aliran dan kelancaran dalam pengucapan. Mereka sering digunakan dalam kata-kata dengan nuansa kelembutan atau kelanjutan, memberikan nada yang lebih terbuka dan bersambung.

Bentuk-bentuk Suku Kata

Bentuk suku kata dalam bahasa Indonesia memberikan keragaman yang memperkaya ekspresi linguistik. Identifikasi suku kata dapat dilakukan melalui tiga jenis utama: berdasarkan jumlah, pola, dan pemenggalannya. Berikut adalah ulasan singkat tentang ketiga bentuk suku kata ini:

1. Berdasarkan Jumlah Suku Kata

Jumlah suku kata membawa dimensi ritme dan panjang pada kata-kata. Mulai dari lima suku kata seperti "le-ga-li-sa-si" hingga satu suku kata seperti "gas," setiap jumlah memberikan nuansa dan kekayaan dalam pengucapan.

2. Berdasarkan Pola Suku Kata

Pola suku kata menciptakan struktur fonem yang beragam. Mulai dari pola vokal saja (V) hingga kombinasi konsonan dan vokal yang lebih kompleks seperti (KKKV), setiap pola memberikan karakteristik tersendiri pada kata-kata. Ini menciptakan keunikan dalam pengucapan dan pemahaman.

3. Berdasarkan Pemenggalan Suku Kata

Pemenggalan suku kata memberikan petunjuk tentang bagaimana kata-kata dipisahkan untuk memfasilitasi pengucapan yang jelas. Misalnya, pemenggalan dua vokal berurutan seperti pada "bu-ah" atau pemenggalan tiga konsonan atau lebih seperti pada "ang-grek." Pemenggalan juga memperhitungkan imbuhan pada kata dan beberapa konsonan khusus seperti "ny," "kh," "ng," dan "sy”.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya