Mengenal Amaterasu, Sinar Kosmik Tinggi yang Hantam Bumi dan Misteri Asal Usulnya

Amaterasu adalah salah satu sinar kosmik berenergi tertinggi yang pernah terdeteksi, menurut para ilmuwan.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 04 Des 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 16:00 WIB
Ilustrasi seniman tentang partikel Amaterasu
Ilustrasi seniman tentang partikel Amaterasu (Universitas Metropolitan Osaka/Universitas Kyoto/Ryuunosuke Takeshige)

Liputan6.com, Jakarta Para astronom dari eksperimen Teleskop Array di Gurun Barat Utah telah berhasil mendeteksi sinar kosmik berenergi ultra tinggi (UHECR) dengan tingkat energi luar biasa sebesar 244 EeV. Temuan ini diumumkan melalui sebuah makalah yang baru saja diterbitkan dalam jurnal Science. Partikel ini diberi nama Amaterasu, mengambil inspirasi dari nama dewi matahari dalam mitologi Jepang yang diyakini menciptakan Jepang.  

Dengan tingkat energi ini, Amaterasu menjadi salah satu sinar kosmik paling energik yang pernah terdeteksi sejak tahun 1991, ketika partikel dengan nama "OH MY GOD" yang memiliki energi lebih tinggi lagi, sekitar 320 EeV, berhasil dideteksi. Keberadaan Amaterasu menimbulkan banyak pertanyaan terkait asal-usulnya, yang hingga kini masih menjadi misteri yang belum dapat dijelaskan.

Untuk hasil lengkap penelitiannya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, pada Senin (4/12/2023).

Mengenai Sinar Kosmik dan Teleskop Array

Partikel Amaterasu diperkirakan memiliki energi sebesar 244 EeV
Partikel Amaterasu diperkirakan memiliki energi sebesar 244 EeV (Osaka Metropolitan University/L-Insight, Kyoto University/Ryuunosuke Takeshige)

Sinar kosmik adalah partikel subatomik yang sangat energetik, bergerak melalui ruang angkasa mendekati kecepatan cahaya. Mereka dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari Matahari maupun objek luar tata surya kita. 

Ketika sinar kosmik ini bertabrakan dengan atmosfer Bumi, mereka memecah menjadi pancaran partikel lainnya. Penemuan pertama sinar kosmik dilakukan oleh fisikawan Austria, Victor Hess, pada tahun 1912. Observasi ini dilakukan menggunakan balon hidrogen untuk mengukur radiasi atmosfer dengan elektroskop.

Teleskop Array, yang terletak di luar Delta, Utah, terdiri dari lebih dari 500 detektor permukaan yang membentuk grid persegi dengan luas mencapai 270 mil persegi. Sejak mulai beroperasi, Teleskop Array telah mendeteksi lebih dari 30 UHECR. 

Pada 27 Mei 2021, detektor ini mengidentifikasi Amaterasu, sebuah peristiwa luar biasa yang diumumkan setelah analisis yang cermat pada konferensi musim gugur dan baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science.

Misteri di Balik Amaterasu dan Implikasinya

Meskipun penemuan ini memicu kegembiraan di komunitas astronomi, misteri mengenai asal-usul Amaterasu semakin mendalam. Dengan energi lebih dari 240 EeV, sumber yang dapat mempercepat partikel subatomik dengan kecepatan sedemikian rupa sangatlah misterius. 

Supernova, meskipun energik, tidak memiliki daya yang cukup untuk mencapai tingkat energi sebesar itu.  Beberapa teori menyebutkan kemungkinan sumber, seperti gelombang kejut dari ledakan kosmik atau inti galaksi aktif (AGN) yang menghasilkan jet plasma massif. Para astronom berharap memperluas Teleskop Array dengan menambahkan 500 detektor scintillator baru. 

Langkah ini akan memperluas area deteksi menjadi 1,100 mil persegi dan dapat meningkatkan kemungkinan mendeteksi lebih banyak UHECR. Meskipun begitu, pertanyaan mengenai sumber-sumber ini tetap menggantung.  Apakah Amaterasu menandai keberadaan defleksi magnet yang lebih besar dari yang diperkirakan, atau apakah ada fenomena fisika baru yang belum dipahami sepenuhnya? 

Dengan melibatkan pemirsaan lebih lanjut dan pembaruan pada alat deteksi, para astronom berharap dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penting ini, membuka pintu untuk pemahaman lebih lanjut tentang sinar kosmik berenergi ultra tinggi dan asal usulnya yang misterius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya