Matahari Adalah Pusat Tata Surya, Ketahui Fungsi, Diameter dan Urutan Lapisannya

Matahari adalah bintang pusat dari tata surya, yang terletak sekitar 149,6 juta kilometer dari Bumi.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 11 Apr 2023, 15:55 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 15:55 WIB
Ilustrasi Matahari Terbit, Sunrise
Ilustrasi Matahari Terbit, Sunrise (Photo by Federico Respini on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Matahari adalah bintang pusat dari tata surya, yang terletak sekitar 149,6 juta kilometer dari Bumi. Ukurannya sangat besar, memiliki diameter sekitar 1,4 juta kilometer, atau sekitar 109 kali lebih besar dari Bumi. Matahari adalah objek terberat di tata surya dengan massa sekitar 330.000 kali lebih besar dari Bumi.

Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan di Bumi. Cahaya dan panas yang dipancarkannya memungkinkan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis, dan menyediakan energi bagi makhluk hidup lainnya. Matahari juga memainkan peran penting dalam pengaturan iklim dan cuaca Bumi. Radiasi matahari memanaskan atmosfer dan membentuk arus udara, yang pada gilirannya mempengaruhi pola cuaca global.

Matahari adalah bintang kelas G yang relatif stabil, dengan usia sekitar 4,6 miliar tahun. Bintang ini akan terus membakar hidrogen di intinya selama sekitar 5 miliar tahun lagi, sebelum akhirnya mengalami evolusi dan menjadi bintang raksasa merah. Selama proses ini, Matahari akan membesar dan memakan planet-planet terdekatnya, termasuk Bumi.

Matahari terdiri dari sejumlah lapisan yang berbeda, termasuk inti, zona radiasi, zona konveksi, fotosfer, kromosfer, dan korona. Inti Matahari adalah pusat terpanasnya, dengan suhu mencapai sekitar 15 juta derajat Celsius. Berikut ini fungsi matahari yang Liputan6.com rangkum dari berbagi sumber, Selasa (11/4/2023). 

Fungsi

Sinar matahari
Ilustrasi (Foto: pxhere.com)

1. Sumber energi

Matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi. Matahari menghasilkan energi melalui reaksi nuklir yang terjadi di dalam intinya, dan memancarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik yang mencakup cahaya, panas, dan radiasi ultraviolet.

Radiasi ini merupakan sumber energi untuk fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan, yang pada gilirannya memberikan makanan bagi sebagian besar organisme di Bumi. Selain itu, energi surya digunakan untuk menghasilkan listrik melalui panel surya dan baterai surya, yang semakin banyak digunakan di seluruh dunia.

2. Pengatur suhu

Matahari juga memainkan peran penting dalam pengaturan suhu di Bumi. Suhu di Bumi dipengaruhi oleh jumlah cahaya dan panas yang diterima dari Matahari. Ketika Matahari berada di atas cakrawala, cahayanya memanaskan atmosfer dan membentuk arus udara, yang pada gilirannya mempengaruhi pola cuaca global. Selama malam hari atau di wilayah-wilayah di mana Matahari terbit dan terbenam, suhu di Bumi cenderung turun, yang mengakibatkan pembentukan embun dan es di beberapa wilayah.

3. Pengatur iklim

Matahari juga mempengaruhi iklim di Bumi. Radiasi Matahari memanaskan air di samudra dan atmosfer, menciptakan sirkulasi yang kompleks sehingga mempengaruhi pola cuaca dan iklim global. Matahari juga mempengaruhi siklus suhu Bumi, seperti El Nino dan La Nina, yang dapat mempengaruhi pola cuaca dan iklim di seluruh dunia.

4. Melindungi Bumi

Medan magnetik Matahari juga melindungi Bumi dari partikel bermuatan tinggi yang berasal dari luar angkasa, termasuk sinar kosmik dan angin Matahari. Medan magnetik ini membentuk sabuk radiasi Van Allen yang melindungi planet dari partikel berbahaya, yang dapat membahayakan kehidupan di Bumi. Tanpa medan magnetik Matahari, kehidupan di Bumi akan lebih rentan terhadap radiasi bermuatan.

5. Kegunaan praktis

Matahari juga memiliki banyak kegunaan praktis lainnya. Energi surya, misalnya, digunakan untuk menghasilkan listrik dan air panas di banyak tempat di seluruh dunia. Panel surya dan baterai surya semakin banyak digunakan di seluruh dunia, karena semakin banyak orang yang memahami manfaat energi terbarukan. Cahaya Matahari juga digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti penerangan, pemanas ruangan, dan pertanian.

Diameter dan Suhu Inti

Ilustrasi pagi hari, sinar matahari
Ilustrasi pagi hari, sinar matahari. (Photo by Kasuma/Pexels)

Diameter Matahari adalah sekitar 1,4 juta kilometer (km) atau sekitar 109 kali lebih besar dari diameter Bumi. Suhu inti Matahari diperkirakan mencapai sekitar 15 juta derajat Celsius (°C) atau sekitar 27 juta derajat Fahrenheit (°F). Suhu inti Matahari ini sangat tinggi, karena di dalam inti Matahari terjadi reaksi nuklir yang sangat intensif.

Reaksi nuklir ini mengubah hidrogen menjadi helium dan pada saat yang sama menghasilkan energi dalam bentuk cahaya dan panas. Proses ini menghasilkan energi yang cukup besar, sehingga memberikan sumber energi yang konstan bagi planet-planet yang mengorbit di sekitarnya.

Diameter dan suhu inti Matahari merupakan salah satu dari banyak karakteristik, yang membuatnya menjadi objek yang sangat unik dan penting dalam sistem tata surya kita. Suhu yang tinggi di inti Matahari memungkinkan untuk terjadinya reaksi nuklir, sedangkan ukuran besar dari Matahari memberikan gaya gravitasi yang cukup besar untuk mempertahankan planet-planet yang mengorbit di sekitarnya.

 

Urutan Lapisan Matahari

Jarak Antara Bumi Dan Matahari Semakin Menjauh, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi pemandangan Matahari. (Pexels.com)

Inti Matahari

Lapisan inti Matahari terletak di bagian paling dalam Matahari, dan membentang hingga sekitar 20 persen radius Matahari. Di lapisan ini, suhu sangat tinggi dan mencapai sekitar 15 juta derajat Celsius. Tekanan di lapisan ini juga sangat besar, sekitar 250 miliar kali tekanan atmosfer Bumi.

Kondisi suhu dan tekanan yang ekstrem di inti Matahari memungkinkan terjadinya reaksi nuklir, di mana inti atom hidrogen bergabung membentuk inti atom helium. Reaksi ini melepaskan energi dalam bentuk cahaya dan panas. Energi ini kemudian diserap oleh zona radiasi di atasnya.

Zona radiasi

Lapisan ini terletak di atas inti Matahari dan membentang hingga sekitar 70 persen radius Matahari. Di lapisan ini, energi dari inti Matahari diserap dan dipancarkan melalui radiasi ke luar. Radiasi yang dipancarkan adalah dalam bentuk sinar gamma dan foton, yang bepergian melalui plasma yang sangat padat di lapisan ini. Radiasi yang dihasilkan di zona radiasi kemudian ditransfer ke zona konveksi di atasnya.

Zona konveksi

Pada lapisan ini terletak di atas zona radiasi dan membentang hingga permukaan Matahari atau fotosfer. Di lapisan ini, energi dari zona radiasi ditransfer melalui pergerakan konvektif panas dan massa. Materi yang panas naik ke permukaan dan materi yang dingin turun ke dalam lapisan bawah. Pergerakan ini menyebabkan medan magnet yang kompleks di lapisan fotosfer.

Fotosfer

Lapisan ini adalah permukaan Matahari yang kita lihat, dan memiliki suhu sekitar 5.500 derajat Celsius. Fotosfer terdiri dari plasma yang relatif dingin dan rapat, yang terdiri dari gas hidrogen, helium, dan unsur-unsur lainnya. Bintik matahari dan ledakan energi Matahari berasal dari fotosfer dan biasanya terjadi di area medan magnet yang kuat.

Kromosfer

Lapisan ini terletak di atas fotosfer, dan biasanya tidak terlihat karena terlalu redup. Kromosfer terdiri dari gas panas yang membentang hingga beberapa ribu kilometer di atas fotosfer. Di lapisan ini, terdapat fenomena matahari seperti prominensi dan fakula, yang disebabkan oleh medan magnet yang kompleks di sekitar Matahari.

Korona

Lapisan terluar Matahari yang sangat panas dan terlihat selama gerhana Matahari total, sebagai cincin terang di sekitar Matahari. Suhu di lapisan ini mencapai beberapa juta derajat Celsius dan plasma di korona terdiri dari ion dan elektron yang terionisasi. Angin matahari dan koronal mas berasal dari korona, yang memengaruhi tata surya dan planet-planet yang mengorbitnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya