Apa Arti Kata Cuaks Yang Ramai Di Medsos? Ini Asal-Usulnya

Arti kata cuaks dan asal usulnya, beserta contoh penggunaannya

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 13 Des 2023, 17:55 WIB
Diterbitkan 13 Des 2023, 17:55 WIB
Sudah Tahukan Kamu Netiquette Medsos?
Ilustrasi sosial media. (via: qureta.com)

Liputan6.com, Jakarta Arti kata cuaks tengah ramai dibicarakan oleh banyak pengguna media sosial akhir-akhir ini. Cuaks adalah kata yang sering digunakan untuk menyatakan rasa cemas atau takut akan suatu hal. Namun, akhir-akhir ini, penggunaan kata cuaks lebih banyak digunakan untuk menyatakan rasa gelisah atau khawatir terhadap suatu kejadian, apalagi saat ini sedang marak dengan situasi pandemi yang terus berlangsung. Sehingga, tidak heran jika kata cuaks semakin sering muncul di berbagai platform media sosial.

Asal usul penggunaan kata cuaks sendiri sebenarnya tidak bisa dipastikan secara pasti. Namun, kata cuaks sendiri muncul di kalangan masyarakat sekitar tahun 2010-an dan semakin populer digunakan seiring berkembangnya media sosial. Penggunaannya yang bisa diaplikasikan dalam berbagai situasi membuat kata cuaks semakin digemari oleh para pengguna media sosial, terutama para millennial dan generasi Z.

Dengan menggunakan kata cuaks, pengguna media sosial bisa menyampaikan rasa gelisah atau cemas mereka dengan cara yang santai dan lebih humoris. Dengan demikian, kata cuaks tidak hanya menjadi sebuah ungkapan yang biasa, tetapi juga menjadi sebuah bagian dari budaya digital di era sekarang.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, arti kata cuaks dan asal usulnya, beserta contoh penggunaannya, pada Rabu (13/12/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Arti Kata Cuaks?

Membalasnya Lewat Pesan Pribadi
Ilustrasi Penggunaan Media Sosial Credit: pexels.com/pixabay

Arti kata "cuaks" sebenarnya berasal dari bahasa Mandarin yaitu "cuo kua" yang berarti "tidak enak" atau "takut". Dalam penggunaan bahasa sehari-hari di Indonesia, kata "cuaks" digunakan untuk menyatakan rasa cemas, khawatir, atau takut terhadap sesuatu. Kata ini menjadi populer di media sosial karena sering digunakan oleh para netizen untuk menyatakan kecemasan atau ketakutannya terhadap suatu hal, terutama dalam situasi yang menegangkan atau meresahkan.

Penggunaan kata "cuaks" seringkali disertai dengan emoji atau gambar yang menggambarkan ekspresi takut atau cemas, sehingga menjadi sebuah ekspresi digital yang sering dijumpai di berbagai platform media sosial. Meskipun kata ini tidak memiliki arti yang serius, namun banyak orang yang menggunakan kata "cuaks" untuk mengungkapkan perasaan mereka secara ringan dan humoris.

Dengan demikian, arti kata "cuaks" adalah ungkapan dari perasaan cemas atau takut, yang sering digunakan di media sosial sebagai ekspresi digital dalam situasi yang menegangkan atau meresahkan.

 

Asal Mula Kata Chuaks

Ilustrasi media sosial, main HP
Ilustrasi media sosial, main HP. (Image by wayhomestudio on Freepik)

Kata "cuaks" merupakan istilah yang sedang ramai dibicarakan di media sosial belakangan ini. Kata ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti cemas atau khawatir. Asal mula kata "cuaks" sendiri tidak terlalu jelas, namun beberapa sumber menunjukkan bahwa kata ini telah lama digunakan dalam bahasa Jawa sehari-hari.

Penggunaan kata "cuaks" sendiri menjadi populer di media sosial karena sering digunakan untuk menyampaikan perasaan cemas atau khawatir dengan cara yang santai dan lucu. Banyak netizen yang sering menggunakan kata "cuaks" dalam berbagai konteks, baik untuk menyampaikan kecemasan akan suatu hal yang akan terjadi, atau bahkan untuk menyindir atau bercanda tentang kekhawatiran seseorang.

Dengan popularitasnya di media sosial, kata "cuaks" juga sering dijadikan meme atau bahan lelucon oleh para pengguna internet. Penggunaan kata ini juga sering dijumpai dalam komentar-komentar di media sosial, forum, atau grup chatting. Seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial, kata "cuaks" menjadi semakin populer dan menjadi bagian dari kosakata sehari-hari dalam berkomunikasi di dunia maya. 


Penggunaan Kata Cuaks Dalam Bermedia Sosial

Ilustrasi berkomentar di media sosial. (Sumber: freepik)
Ilustrasi berkomentar di media sosial. (Sumber: freepik)

Kata "cuaks" menjadi salah satu kata yang sedang ramai dibicarakan di media sosial belakangan ini. Kata ini sering digunakan untuk menyatakan rasa khawatir atau gelisah atas sesuatu, atau bisa juga sebagai bentuk humor dan sindiran. Asal kata "cuaks" sendiri sebenarnya tidak diketahui secara pasti, namun penggunaannya mulai merambah ke berbagai media sosial di Indonesia dan menjadi populer dalam percakapan sehari-hari.

Penggunaan kata "cuaks" dalam bermedia sosial cukup variatif. Bisa digunakan sebagai reaksi terhadap situasi yang membuat khawatir, atau sebagai sindiran ringan terhadap sesuatu. Kata "cuaks" juga sering dijadikan caption lucu di foto atau meme yang diunggah di media sosial.

Berikut adalah 10 contoh kalimat dengan kata "cuaks":

1. Cuaks nih, besok ada ujian yang belum belajar.

2. Jangan cuaks, semuanya akan berjalan dengan baik.

3. Cuaks banget nih lihat berita terbaru.

4. Aku cuaks kalau harus presentasi di depan banyak orang.

5. Cuaks deh lihat harga-harga di mall sekarang.

6. Cuaks, jangan sampai telat buat rapat penting itu.

7. Habis lihat nilai rapor, jadi cuaks sendiri.

8. Cuaks banget deh lihat berita politik belakangan ini.

9. Cuaks juga ya kalau nanti hujan, bawa payung ya.

10. Cuaks, jadi lupa deadline tugas akhir gara-gara liburan.

Kata "cuaks" memang menjadi bagian dari bahasa gaul di media sosial, dan penggunaannya terus berkembang seiring dengan perkembangan budaya internet di Indonesia.

 

Pentingnya Bahasa Gaul

Bahasa gaul, atau slang, adalah bentuk bahasa nonformal yang digunakan oleh kelompok tertentu dalam masyarakat. Bahasa ini cenderung bersifat tidak resmi, lebih santai, dan seringkali digunakan untuk mengekspresikan identitas kelompok atau sebagai cara kreatif untuk berkomunikasi. Bahasa gaul dapat mencakup kosakata, frasa, atau gaya bicara yang khas dan mungkin tidak dipahami oleh kelompok lain atau bahkan oleh generasi yang lebih tua.

Fungsi Bahasa Gaul:

1. Ekspresi Identitas dan Solidaritas: Salah satu fungsi utama bahasa gaul adalah sebagai sarana untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok tertentu. Pemakaian istilah atau gaya bahasa khas dapat menjadi simbol solidaritas di antara anggota kelompok yang menggunakan bahasa tersebut.

2. Kreativitas dan Ungkapan Pribadi: Bahasa gaul memungkinkan pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan eksperimental dalam menyampaikan pikiran dan perasaan mereka. Pemakaian kata-kata baru, singkatan, atau frasa yang tidak biasa dapat menambah dimensi kreatif dalam komunikasi.

3. Adaptasi terhadap Perubahan Sosial dan Budaya: Bahasa gaul sering kali merespon perubahan dalam masyarakat, seperti tren mode, musik, atau peristiwa aktual. Oleh karena itu, bahasa ini dapat menjadi cermin dari dinamika sosial dan budaya suatu kelompok.

4. Penggunaan dalam Kelompok Tertentu: Bahasa gaul seringkali digunakan dalam konteks yang lebih terbatas, seperti di antara teman sebaya, kelompok sahabat, atau komunitas dengan minat atau latar belakang tertentu. Hal ini menciptakan semacam eksklusivitas atau pengertian khusus yang hanya dimiliki oleh anggota kelompok tertentu.

5. Menyesuaikan Diri dengan Perkembangan Teknologi: Dalam era teknologi dan media sosial, bahasa gaul juga mencakup penggunaan singkatan, emoji, atau frase populer yang berkembang di platform online. Hal ini mencerminkan adaptasi bahasa gaul terhadap perubahan dalam cara orang berkomunikasi melalui teknologi.

6. Gaya Bahasa yang Informal: Bahasa gaul sering digunakan dalam situasi yang lebih santai dan informal, seperti percakapan di antara teman-teman atau dalam lingkungan yang kurang formal. Ini memberikan kebebasan ekspresi yang lebih besar daripada bahasa formal.

Dengan demikian, bahasa gaul tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai wujud dari kreativitas dan adaptasi kelompok dalam merespons perubahan budaya dan sosial.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya