Mengenal Kata Ungkapan dengan Makna Kias, Berikut 60 Contohnya

Kata ungkapan sering kali memanfaatkan gaya bahasa perbandingan, seperti analogi atau perumpamaan, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai suatu hal.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 15 Des 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi menulis, merangkai puisi
Ilustrasi menulis, merangkai puisi. (Photo by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Kata ungkapan dengan makna kias merupakan salah satu perangkat bahasa yang memberikan kekayaan ekspresi dalam komunikasi sehari-hari. Secara umum, kata ungkapan merupakan penggunaan kata-kata dengan cara menyimpangkan makna aslinya untuk menyampaikan atau menjelaskan makna yang lebih rumit. Dalam kehidupan sehari-hari, kata kiasan menjadi elemen penting dalam percakapan dan juga dalam penulisan.

Kata ungkapan sering kali memanfaatkan gaya bahasa perbandingan, seperti analogi atau perumpamaan, untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai suatu hal. Hal ini membuat penggunaan kata ungkapan efektif dalam menyampaikan pesan tanpa perlu mengatakannya secara langsung. 

Berbagai jenis kiasan, seperti perumpamaan, metafora, hiperbola, personifikasi, sinekdok, dan onomatopoeia, memberikan variasi ekspresi yang dapat digunakan dalam berbagai konteks. Berikut ulasan lebih lanjut tentang kata ungkapan dengan makna kias beserta contohnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (15/12/2023).

Jenis-jenis Kiasan

Ilustrasi menulis, pantun, puisi
Ilustrasi menulis, pantun, puisi. (Photo by Nicolas Messifet on Unsplash)

Jenis-jenis kiasan merupakan alat ekspresi yang memperkaya bahasa dan memberikan dimensi baru pada komunikasi sehari-hari. Dari beberapa jenis kalimat kiasan yang umum digunakan, kita dapat mengeksplorasi kekayaan makna dan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing.

1. Metafora

Metafora memberikan gambaran yang kuat dengan membandingkan dua hal yang berbeda tanpa menggunakan kata "seperti" atau "sebagai." Contoh "Waktu adalah uang" menggambarkan waktu sebagai sumber daya berharga yang harus dimanfaatkan dengan bijak.

2. Perumpamaan

Perumpamaan menggunakan kata "sebagai" atau "seperti" untuk membandingkan dua hal yang berbeda. Contoh "Anak itu berani bak singa di hutan" menciptakan gambaran keberanian anak dengan keberanian seekor singa.

3. Hiperbola

Hiperbola mengandung ekspresi yang dilebih-lebihkan untuk menekankan suatu hal atau menciptakan efek humor. Pernyataan seperti "Aku rela mati untukmu" menggambarkan kelebihan cinta dengan cara dramatis.

4. Personifikasi

Personifikasi memberikan sifat manusia pada benda mati. Contoh "Matahari menyapa saya ketika saya bangun di pagi hari" menciptakan citra matahari yang menyapa, menambahkan dimensi emosional pada benda non-manusia.

5. Sinekdok

Sinekdok menggunakan bagian untuk merujuk pada keseluruhan atau sebaliknya. Contoh "Roti dapat digunakan untuk menyebut makanan secara umum atau uang" menunjukkan bagaimana satu elemen dapat mewakili keseluruhan.

6. Onomatopoeia

Onomatopoeia menciptakan kata-kata yang meniru suara yang terkait dengan objek atau tindakan yang dijelaskan. Contoh seperti "Pemanas perapian mendesis dan retak" menambahkan dimensi suara dalam deskripsi.

Contoh Kata ungkapan dan penggunaannya dalam Kalimat

Contoh ilustrasi perempuan menulis
Berikut adalah cara mempersiapkan mental yang baik agar diet sehat dapat berhasil (Foto: Unsplash.com/Hannah Olinger)

1. Anak emas (anak kesayangan)

Lidya menjadi anak emas gurunya karena dia disiplin dan sopan.

2. Angkat tangan (menyerah)

Semua warga sudah angkat tangan saat menghadapi masalah yang tak bisa diselesaikan.

3. Api amarah (emosi)

Walikota itu tersulut api amarah.

4. Awan menangis (hujan)

Sore kala itu, awan sedang menangis.

5. Banting tulang (bekerja keras)

Ayah bekerja banting tulang untuk kehidupan yang lebih baik. 

6. Berdarah dingin (tidak memiliki belas kasihan)

Aku tak rela melihatnya disiksa oleh orangtuanya sendiri, tetapi aku juga heran mengapa ada seorang ayah yang berdarah dingin begitu kepada anaknya sendiri.

7. Besar kepala (sombong)

Jangan jadi orang yang panjang tangan, dosa. Lagipula nanti kamu tidak akan disukai oleh orang lain.

5. Besar mulut (suka berbohong)

Huda terlalu besar mulut, sehingga sudah tak ditanggapi lagi oleh orang-orang di sekitarnya setelah dia ketahuan berbohong.

6. Bintang lapangan (pemain terbaik)

Lionel Messi pernah menjadi bintang lapangan ketika masih aktif menjadi pemain sepak bola.

7. Buah bibir (bahan pembicaraan)

Annisa menjadi buah bibir di kampungnya karena kesuksesannya menjadi artis ibu kota. 

8. Buah tangan (oleh-oleh)

Mas Adam membawakan aku buah tangan saat pulang dari menonton konser di Jogja.

9. Bunga desa (wanita paling cantik)

Sari merupakan bunga desa di desa ini, tak heran banyak pemuda ingin mengenalnya dengan lebih dekat.

10. Bunga tidur (mimpi)

Eyang gelisah mengingat bunga tidurnya tadi malam.

11. Cari muka (mencari perhatian)

Pegawai baru itu sering sekali mencari muka pada atasan.

12. Debat kusir (debat tanpa alasan yang jelas)

Ada saja pemicu debat kusir yang membuat kelas menjadi ricuh. 

13. Demam studio (gugup)

Salah satu cara supaya tidak demam studio adalah berlatih keras.

14. Domba hitam (target kesalahan)

Sebenarnya yang bersalah adalah Ara, tetapi mereka menjadikan Dini sebagai domba hitam.

15. Empat mata (hanya berbicara berdua)

Kintan memintaku untuk berbicara empat mata dengannya.

16. Gudang ilmu (sumber ilmu)

Perpustakaan adalah sumber ilmu.

17. Gulung tikar (bangkrut)

Perusahaan tempatku bekerja tahun lalu sudah gulung tikar. 

18. Harga mati (harga tidak bisa dinegosiasikan)

Penjual komputer itu sudah memberikan harga mati untuk barang yang dijualnya.

19. Hidung belang (pria yang suka bermain-main dengan wanita)

Carilah seorang laki-laki yang bisa mengistimewakan satu perempuan saja, jangan mencari yang hidung belang.

20. Hotel Prodeo (penjara)

Dengar-dengar, Pak Ruben melakukan tindak asusila. Pastinya akan masuk ke hotel prodeo.

21. Jago merah (api atau kebakaran)

Toko itu habis dilalap si jago merah tadi malam. 

22. Kabar angin (gosip)

Ada kabar angin bahwa tetangga baru itu sangat pamrih dan sombong.

23. Kaki tangan (antek-antek)

Pada zaman penjajahan banyak orang yang rela menghianati bangsanya sendiri dan memilih menjadi kaki tangan para penjajah.

24. Kebakaran jenggot (panik sekali atau marah)

Hari ini ia kebakaran jenggot mengetahui barangnya hilang. 

25. Kecil hati (penakut)

Janganlah kamu berkecil hati jika nilaimu jelek nantinya, teruslah belajar hingga kamu tersadar bahwa kamu belum mengerti banyak tentang apapun.

26. Kepala batu (keras kepala)

Ratu tak mau mendengarkan apa yang sudah aku sampaikan. Sungguh kepala batu.

27. Kepala dingin (tenang/sabar)

Rendi menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin.

28. Kepala dua (awal usia 20 tahun)

Selamat melewati kehidupan sebagai manusia berkepala dua.

29. Kepala rumah tangga (orang yang bertanggungjawab untuk keluarga)

Rini menjadi kepala rumah tangga di keluarganya.

30. Keras kepala (tidak mau menurut nasihat orang)

Henry sangat keras kepala. Rendi sudah bilang bahwa jalur untuk menuju ke pos 4 adalah melalui jalan sebelah kanan, eh dia malah belok ke kiri. Biar saja jika nanti dia tersesat.

31. Kuda besi (sepeda motor)

Rendi baru saja menjual kuda besinya yang lama, karena dia ingin membeli model yang baru.

32. Kuda hitam (peserta dalam lomba yang tidak dipertimbangkan kemenangannya)

Tak kusangka, Dwi adalah kuda hitam dalam kompetisi ini.

33. Kutu buku (gemar membaca buku)

Ghaniy dikenal kutu buku di sekolahnya, tak heran prestasinya selalu baik. 

34. Kutu lompat (orang yang suka berpindah dari satu grup ke grup lain)

Bondan adalah seorang kutu lompat, itu karena dia memanglah bukanlah orang yang setia.

35. Lintah darat (rentenir)

Berurusan dengan lintah darat memanglah merepotkan.

36. Lurus hati (jujur)

Orang yang lurus hati akan disuka oleh banyak orang dan orang akan timbal balik dengan baik kepada dia.

37. Main mata (melirik)

Dilihat-lihat, Roni sering bermain mata saat bertemu dengan Salma.

38. Makan asam garam (banyak pengalaman)

Ayah sudah banyak makan asam garam dibanding kita, sehingga Ayah bisa memberikan nasihat dengan bijak.

39. Makan hati (ada yang dipikirkan atau beban hidup)

Hidupnya akan terus makan hati setelah masuk ke kantor.

40. Mata duitan (materialistis)

Sebagai manusia, menjadi mata duitan itu wajar karena hidup pastinya memerlukan banyak uang.

41. Meja hijau (pengadilan)

Kasus pembunuhan ini sudah sampai ke meja hijau.

42. Muka masam (cemberut)

Kakakku bermuka masam setelah mendengar bahwa tiket konser incarannya habis.

43. Naik pitam (marah)

Aksi maling di kampung itu membuat semua warga menjadi naik pitam.

44. Otak udang (bodoh)

Aku tak memahami apa isi kepalanya, tetapi yang jelas Septi sangat memiliki otak udang.

45. Panjang akal (cerdik)

Heru dan Gundul adalah anak yang panjang akal, setiap permasalahan cepat diselesaikannya.

46. Sampah masyarakat (orang yang tidak berguna)

Sampah masyarakat harus dibina supaya mempunyai keterampilan.

47. Sebatang kara (hidup sendirian)

Dia menjalani kehidupan menyedihkan di kota ini sebatang kara.

48. Tangan kanan (orang kepercayaan)

Tidak disangka orang itu menyuruh tangan kanannya untuk menipu keluarga. 

49. Tanggal tua (akhir bulan)

Sebagai anak kos, Indah biasanya hanya makan gorengan dan mi saat tanggal tua seperti ini.

50. Tebal muka (tidak punya rasa malu)

Doni adalah orang yang tebal muka, tak peduli dengan pandangan orang lain terhadapnya yang bisa saja adalah buruk.

51. Tutup usia (meninggal dunia)

Kepala desa kita tutup usia tadi pagi. 

52. Adu Mulut (bertengkar)

Rifat terlibat adu mulut dengan teman kerjanya karena perbedaan pendapat.

53. Angkat Kaki (pergi)

Kalau tidak suka dengan aturan yang diterapkan di rumah ini, kamu boleh angkat kaki.

54. Darah Daging (anak kandung)

Marta adalah darah daging Pak Iswoyo

55. Naik Daun (berada di puncak karir)

Yura Yunita menjadi salah satu penyayi perempuan yang sedang naik daun saat ini. 

56. Darah Biru (keturunan bangsawan)

Sebagai seorang darah biru ia harus menjaga perilakunya di depan publik

57. Cepat Kaki Ringan Tangan (bekerja dengan rajin)

Supri mendapat bonus dari atasannya keran selalu cepat kaki ringan tangan.

58. Berbadan Dua (hamil)

Ningsih yang tengah berbadan dua berjalan pelan mengikuti langkah suaminya.

59. Bermuka Dua

Dia jadi orang yang tidak disukai di Desanya karena bermuka dua.

60. Gaji Buta (upah yang diterima tanpa bekerja)

Dia makan gaji buta, kerjanya hanya bermalas-malasan saat rakannya bersusah payah menyelesaikan proyek.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya