Liputan6.com, Jakarta Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan dapat bertahan hingga masa dewasa. Gejala utama ADHD meliputi hiperaktif, impulsif, dan kesulitan berkonsentrasi. Anak-anak dengan ADHD sering kali sulit untuk duduk diam, sulit mengikuti perintah, dan cenderung melakukan tindakan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Baca Juga
Penyebab dari ADHD masih belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang diduga berperan dalam munculnya gangguan ini antara lain faktor genetik, ekologis, dan juga neurobiologis. Terdapat beberapa cara dalam mengatasi ADHD, seperti penggunaan terapi perilaku, obat-obatan, serta pendekatan pendidikan dan dukungan keluarga. Terapi perilaku biasanya melibatkan pembelajaran keterampilan sosial, pengelolaan emosi, serta manajemen waktu dan tugas.
Advertisement
Untuk mencegah ADHD, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah memastikan nutrisi yang seimbang pada anak, memberikan lingkungan yang kondusif dan terstruktur, serta menghindari faktor-faktor risiko seperti paparan polutan dan penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang selama kehamilan. Dengan upaya pencegahan yang tepat, diharapkan dapat menekan potensi munculnya gangguan ADHD pada anak-anak.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/12/2023) tentang gejala ADHD.
Gejala ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan hiperaktivitas dan perhatian merupakan kondisi neurodevelopmental yang umum terjadi pada anak-anak. Gejala utama ADHD meliputi kesulitan dalam memperhatikan suatu hal, hiperaktivitas, dan impulsivitas.
Anak-anak yang mengalami ADHD cenderung sulit untuk diam, mudah kehilangan fokus, sulit mengontrol perilaku impulsif, serta sering terlihat gelisah dan tidak sabar. Mereka juga cenderung sulit untuk mengatur diri, mudah terdistraksi, dan sering terlihat lalai.
Berikut penjelasan dari gejala ADHD :
- Kesulitan berkonsentrasi. Penderita ADHD seringkali sulit untuk fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan perhatian yang lebih lama, seperti mengerjakan tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
- Hiperaktif. Anak-anak dengan ADHD cenderung gelisah dan sulit diam. Mereka seringkali terlihat bergerak-gerak tanpa tujuan dan sulit untuk duduk diam dalam jangka waktu yang lama.
- Impulsif. Penderita ADHD seringkali bertindak tanpa memikirkan akibat dari tindakan tersebut. Mereka sulit untuk menunggu giliran dan seringkali mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri.
Advertisement
Penyebab ADHD
Penyebab ADHD dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk genetik, lingkungan, dan perkembangan otak.
Beberapa faktor genetik telah dikaitkan dengan risiko ADHD, di mana jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat ADHD, maka anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi tersebut.
Selain faktor genetik, terdapat pula faktor lingkungan yang dapat memengaruhi perkembangan ADHD, seperti paparan zat beracun selama kehamilan atau di masa kanak-kanak, konsumsi alkohol atau merokok selama kehamilan, dan paparan toksin di lingkungan.
Selain itu, komplikasi saat kelahiran, prematuritas, serta trauma kepala juga dapat menjadi penyebab ADHD.
Perkembangan otak juga dianggap sebagai salah satu penyebab ADHD. Ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamine dan norepinefrin dalam otak juga dapat berperan dalam kondisi ini.
Cara Mengatasi ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi anak-anak maupun orang dewasa. Untuk mengatasi ADHD, dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pertama, terapi perilaku dapat membantu individu mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola perilaku mereka. Ini meliputi pembelajaran strategi pengaturan diri, manajemen waktu, dan pola tidur yang teratur.
Kedua, pengobatan juga dapat digunakan untuk mengontrol gejala ADHD seperti obat stimulan dan non-stimulan.
Selain itu, pendekatan terapi talk dapat membantu individu berbicara tentang perasaan dan membangun keterampilan koping yang sehat.
Dukungan keluarga dan pendidikan tentang ADHD juga vital dalam mengelola gejala penyakit ini.
Dengan pengelolaan yang tepat, individu yang mengalami ADHD dapat hidup dengan produktif dan bahagia.
Advertisement
Cara Mencegah ADHD
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobehavioral yang umum terjadi pada anak-anak. Gejala ADHD meliputi hiperaktivitas, kurangnya perhatian, dan impulsivitas. Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui dengan pasti, faktor genetik, lingkungan, dan perubahan kimia dalam otak dapat berperan dalam perkembangan ADHD.
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah ADHD, namun terdapat beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko, seperti menjaga kesehatan mental dan fisik ibu hamil, menghindari paparan zat beracun selama kehamilan, serta merawat anak dengan kasih sayang dan perhatian.
Selain itu, untuk mencegah ADHD, ada beberapa langkah yang dapat kamu coba lakukan. Pertama, memastikan anak mendapatkan pola makan yang sehat dan seimbang. Makanan yang mengandung omega-3, asam lemak, dan protein dapat membantu otak berfungsi dengan baik.
Kemudian, penting juga untuk memberikan dukungan emosional dan pendidikan kepada anak, agar mereka dapat mengelola stres dengan baik. Selain itu, mengurangi paparan anak pada zat-zat kimia berbahaya, seperti zat aditif makanan, pewarna buatan, dan pestisida, juga dapat membantu mencegah perkembangan ADHD.
Memberikan lingkungan yang terstruktur dan rutin juga dapat membantu anak mengatasi gejala ADHD. Pemantauan dan pengaturan waktu penggunaan teknologi, seperti televisi dan gadget, juga dapat membantu mencegah ADHD.
Dengan menerapkan langkah-langkah preventif ini, diharapkan dapat mengurangi risiko perkembangan ADHD pada anak-anak. Menjadi perhatian dan mendukung anak-anak dalam hal kesehatan mental mereka juga merupakan langkah penting dalam mencegah ADHD.